x

Iklan

Bambang Udoyono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Maret 2022

Senin, 27 Februari 2023 09:29 WIB

Tip Mengubah Derita Menjadi Bahagia

Semua orang pasti pernah mengalami penderitaan. Tapi jangan lhawatir, karena ada cara untuk mencapai bahagia. Bagaimana caranya?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh: Bambang Udoyono

Kehidupan manusia itu tdak lepas dari penderitaan. Tidak ada orang yang hidupnya lepas dari derita.  Akan ada musibah, kekalahan, kegagalan, kerugian, kekecewaan, sakit hati dsb.  Karena tidak bisa menghindari maka kita harus mampu mengolahnya menjadi bermanfaat. Bagaimana mungkin kejadian buruk bermanfaat? Bagaimana cara mengolahnya?

Untuk membantu memahami paradoks ini mari kita memperhatikan kata-kata mutiara dari para tokoh terkemuka.  Pertama dari Paulo Coelho, seorang penulis kondang dari Brazil. Kedua kata mutiara penulis Rusia bernama Fyodor Dostoevski. Ketiga kata mutiara dari para perawi Hadist.  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“When you find your path, you must not be afraid. You need to have sufficient courage to make mistakes. Disappointment, defeat, and despair are the tools God uses to show us the way.” (Paulo Coelho)

Ketika kamu menemukan jalanmu, kamu harus tidak takut.  Kamu harus punya cukup keberanian untuk berbuat salah.  Kekecewaan, kekalahan, dan putus asa adalah alat yang dipakai Tuhan untuk menunjukkan jalan pada kita.  Itulah kira kira terjemahan kata Mutiara Paulo Coelho.

Jadi kegagalan, kekecewaan dsb itu sejatinya cara Allah untuk membelokkan jalan hidup manusia ke arah yang benar.  Karena itu manusia harus rido dengan takdir Allah agar dia bisa bahagia. Kalau dia tidak rido dan masih menggerutu terus maka dia tidak akan bisa menikmati jalan baru yang ditunjukkan Allah.

“You will see great sorrow, and in that sorrow you will be happy. This is my last message to you: in sorrow seek happiness.(Fyodor Dostoevski)

(Kamu akan melihat penderitaan hebat, dan di dalam penderitaan itu kamu kan bahagia.  Inilah pesan terakhirku padamu : dalam derita carilah kebahagiaan)

Kata Mutiara Dostoevski ini menarik buat saya karena ada titik temunya dengan Islam.  Inilah beberapa hadis tentang hubungan derita dengan keberuntungan.

“Setiap Muslim yang terkena musibah penyakit atau yang lainnya, pasti akan dihapuskan kesalahannya, sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya.” (HR Bukhari dan Muslim).

“Seorang beriman yang sakit, ia tidak mendapatkan pahala dari sakitnya, namun diampuni dosa-dosanya.” (HR Thabrani). Hadits berikutnya: “Ketika seorang hamba diberi sakit pada badannya, maka Allah berkata kepada malaikat 'tulislah kebaikan-kebaikan yang biasa dilakukannya ketika sehat, kalau ia sembuh mandikanlah ia dan bersihkan. Kalau ia meninggal maka Allah mengampuninya'.” (HR Ahmad).

 “Tidaklah seorang Muslim tertusuk duri atau sesuatu hal yang lebih berat dari itu melainkan diangkat derajatnya dan dihapuskan dosanya karenanya.” (HR Muslim).

Pengampunan itu adalah anugerah yang luar biasa.  Kalau kita bersih dari dosa maka kita akan layak masuk sorga.  Itulah sebuah keberuntungan yang terbesar.

Dari semua paparan kata mutiara tersebut di atas menjadi jelas bahwa dalam hidup ini ada paradoks.  Keadaan buruk bisa berdampak baik. Tapi ada syaratnya. Manusia harus rido dan mau dan mampu menerima takdir Allah sembari mencari hikmahnya.  Kalau dia sudah demikian maka dia akan menikmati kebahagiaan dan keberuntungan.  Sakit bisa berdampak baik berupa pengampunan dosa. Demikian juga tertusuk duri.

Jadi jika Anda sedang mengalami musibah, kegagalan, kesalahan, kekecewaan, jangan putus asa. Terima dengan lapang dada. Rido dengan takdir Allah. Dan carilah hikmahnya. Itulah cara mendapat keberuntungan dan kebahagiaan dari keadaan yang kurang baik.

Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler