x

Karikatur Tempo

Iklan

Taufan S. Chandranegara

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 Juni 2022

Selasa, 28 Februari 2023 13:21 WIB

Seni, Komunikasi, dan Seni

Seni, Komunikasi, dan Seni. Artikel Cinta Bumi Indonesia. Semisal seni poster atau mural anti korupsi, lahir dari realitas sehari-hari, akibat alotnya menggempur paham durjana koruptor, para kroninya-si tuyul manipulator adaptif. Perilaku korupsi bukan soal kesempatan, tapi soal kesadaran untuk mencuri hak sesama warga negara. Omong kosong! Perilaku korupsi karena alasan kesempatan atau lupa, khilaf. Lucu deh! Salam cinta negeriku saudaraku.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Belajar ilmu seni tak semudah membaca strategi politisasi koruptorisasi, move on kiri-kanan, penggayaan pangsa pasar, target, isu berkelit bak bajing loncat kesiangan.

Seni, komunikasi, seni, bukan pula politisasi setengah badan asal membuat publik senang, lantas gratifikasi dalam laci seakan terkunci, menang tender abrakadabra bla bla do re mi fa sol. Semisal "Eh! KTP. Wah! Rame deh." Saling tunjuk siapa si hidung belang sebenarnya.

Sang kala malaikat abu-abu membuka kisah "Eh! KTP!". Layar dongeng di kurun waktu, tak terasa membentang kisah seni politisasi layar korupsi, dalam kisah kasih tak kunjung padam, ujung pangkalnya seakan sulit diurai, tak semudah mengurai benang kusut, bagai lazimnya sebuah kiasan, kisah berlanjut. Nurani moral hukum-hukum meneteskan air mata.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seni, menggeliat tampil di tengah publik, semisal bertema hal tentang hakikat nurani sosial bagi sesama, tanpa perlu bisik-bisik atau kasak kusuk, di tengah gaya hidup dolar naik turun, di ranah untung rugi sesi seni perdagangan, dalam lingkup pusaran bisnis pasar modal, di lingkar diferensial angka-angka naik turun perolehan ekonomi, saham, go public.

Karya seni. Apakah itu patung, instalasi, lukisan, seni pertunjukan, hal seni terhubung menjadi seni, komunikasi, seni. Menjadi realitas penting akal budi, memberi isyarat keselamatan natural-sosial kultur, kemaslahatan bersama di kehidupan teramat luas.

Seni tak sekadar pula "ngomong" Indonesia aku cinta kepadamu, tapi, di sisi ruang lain nun di sana bayang-bayang illegal logging ada tiada. Orangutan, dikejar momok pialang pembantai.

Di sudut abu-abu, tuyul, kroni durjana koruptor melipat angka satu menjadi koma, menjadi titik-titik di dalam amplop laci-laci kesurupan, seolah-olah tak sadar telah melakukan tindak pidana korupsi. Aha! Keren banget deh.

Lantas seni sebagai trans kultur, informasi, di lingkar edukasi, seni, komunikasi, seni, kadang di salah gunakan dalam hoax bagai penampakan di era geliat seni informasi digital jadi euforia negatif, isu-isu seakan datang dari langit antah berantah. Itu sebabnya seni, komunikasi, seni, tidak boleh jatuh, menjadi, alat propaganda negatif. Tidak boleh ya.

Betapa hebat, adiluhung seni, kultur Nusantara-Indonesia kini, kaya ragam tradisi-tradisi di bawah naungan payung Pancasila Sakti. Mengapa sakti? Pancasila adalah hakikat, makrifat hidup Kebangsaan, sebagai "Kontrol Utama" demokrasi impor itu.  

Seni memiliki daya juang sosialnya, ke arah tujuan cita-cita dari konsep pemikiran kolektif atau pun individual, kontekstual, untuk kemaslahatan bersama, penjaga gerbang kebudayaan-toleransi keberagaman.

Semisal seni poster atau mural anti korupsi, lahir dari realitas sehari-hari, akibat alotnya menggempur paham durjana koruptor, para kroninya-si tuyul manipulator adaptif.

Perilaku korupsi bukan soal kesempatan, tapi soal kesadaran untuk mencuri hak sesama warga negara. Omong kosong! Perilaku korupsi karena alasan kesempatan atau lupa, khilaf. Lucu deh!

Korupsi adalah soal perhitungan rasional strategis, politis, anti toleransi trans kultur, berdampak irasional, merugikan orang banyak-negara. Wajib dibasmi dari muka bumi negeri tercinta ini. Akan tetapi, seumpama loh ya, kalau sekiranya negara masih punya keberanian loh ya. Lah pripun, wong dengan undang-undang anti korupsi saja para koruptor itu tak kenal takut, malah makin bergigi. Walah!

Itu sebabnya pula seni memiliki semacam senyawa kimia analisis, seni, komunikasi, seni, untuk "keselamatan natural" inheren menuju tanggung jawab bersama, demi kemajuan bangsa, negara di ranah edukasi. Semisal dalam bentuk poster "Ganyang Mafia Narkoba!"

Bentuk-bentuk seni bisa beragam 'image' dari berbagai materi, desain, komunikasi, baik dalam bentuk visual, tipografi, musik, film, pagelaran seni pertunjukan, menjelma dalam bentuk-bentuk realisme, simbolis, meruang paradigma di antara niskala imaji universal, nurani para kreatornya.

Seni, senantiasa mengisyaratkan bentuk seni, komunikasi, seni, kepada publik menuju tampilan komunikasi edukatif akal budi, bermanfaat toleran untuk pemirsanya.

Dari ragam bentuk unsur-unsur seni, baik tradisi maupun zaman now, mengisyaratkan esensi komunikasi di batas moral acuan estetis. Lahir dari nurani bening, seni mampu menghadirkan beragam kisah, cinta, kasih sayang, tetap terkandung di dalamnya, imajinatif, bermanfaat edukatif.

Tentu dalam konsep jalinan kesadaran estetika kultural tradisi and zaman now, seni, komunikasi, seni bermanfaat sebagai sosio-otokritik, sosial. Semisal, seni poster gambaran sosok koruptor sebagai setan pencabut nyawa di tengah swadaya tawar menawar hoax, bertopeng-topeng bagai gerakan "the invisible hand" di musim malam purnama bak serigala kelaparan melolong-lolong.

Tega ya! Jadi pengkhianat bangsa sendiri-memproduksi hoax. Perilaku negatif macam itu, barangkali bisa disebut setara perilaku koruptif, manipulatif-makar.

Tampilan seni di tengah publik tentu menunjukkan keahlian seni, komunikasi, seni, para kreator. Semisal lewat karya seni instalasi ruang dalam format asli lokal atau pun kultural adaptif. Muncul direalitas seni modern, tanpa mengabaikan tradisi sebagai Ibu dari seni modern atawa sebut saja seni zaman now, lagi, telah lahir kecerdasan akal budi dari rahim publik.

Lihat deh! Seni candi-candi di Indonesia sejak zaman old. Terus berdiri gagah, tegap, tetap menyapa zaman now keakan datang pula. Semisal, semarak menjadi karya seni drama, film, lenong, reog, tari, seni rupa panggung, mural-seni ruang publik, seni musik, susastra. Beragam rupa-bentuk, terus lahir dari seni kreatif orang muda.

Betapa indahnya seni instalasi batu candi-candi, itu sebabnya pula jangan asal kontemporer atau modern, jika belum mau peduli pada karya besar seni instalasi batu candi-candi, susastra itu ada di dalamnya. Boleh melangkah, menguapkan seni modern ke angkasa. Tapi tetap dalam iman seni di tanah negeri indah ini.

Seni tradisi Indonesia memiliki beragam simbol, seni, komunikasi, seni, mengisyaratkan modernis, dalam upacara besar dari kurun waktu sejarah dunia sejak zaman lampau sebelum masehi hingga kini, kultur adaptif, dalam fashion week di atas catwalk para perancang mode. Memberi bentuk-bentuk simbolis arsitektur, kesusasteraan-seni terap terampil.

Semisal, tenun ikat berpola, ulos dengan beragam corak-ketentuan budaya tetua adat istiadat, sastra tutur, totem-totem, bentuk rumah Batak klasik, Nias, Toraja. Kain serat Sumbawa, Kalimantan, Lombok, Bali, seterusnya dari ujung Aceh hingga Papua dengan kekuatan estetis warna merah-putih sebagai dasar dari komposisi, di kain, kayu-kayu maupun di batu.

Hal itu hanya sebagian kecil saja dari kekayaan seni budaya milik negeri tercinta ini, negeri para nelayan, petani, pengayom tradisi-tradisi, negeri orang-orang muda kreatif anti hoax si tuan pandir.

Fakta, bahwa seni modern itu, ada, di sejarah seni Indonesia, ada, disetiap seni mengolah subak, seni kriya kayu, totem batu-batu, seni ikat, seni serat-kain Indonesia, penuh warna indah ikatan multikultur. Beragam pesona bentuk sejarah seni budaya Indonesia, edukatif, memikat dalam format-term of moralism. Hal itu pula, membuat nenek moyang dari bangsa-bangsa benua jauh sejak masa sejarah lampau, terpesona pada Nusantara-Indonesia Raya.

Keindahan, pola santun dalam laku-tutur edukasi, adalah, Ki Hajar Dewantara, mendudukan pengajaran kesetaraan edukasi sekolah Taman Siswa, di tengah kaum kolonial. Itu sebabnya pula karena, aku, Indonesia, maka, aku, mendukung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Salam Indonesia Unit. Konsisten memberantas durjana mafia korupsi-narkoba. Salam Cinta Negeriku, peluk sayang.

***

Jakarta, Indonesiana, February 28, 2023.

Ikuti tulisan menarik Taufan S. Chandranegara lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu