x

Gambar tersebut merupakan salah satu cara membangun perilaku sehat untuk mengurangi stunting dengan cara menjaga kebersihan diri terutama tanggan.

Iklan

dudi safari

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 19 Februari 2023

Kamis, 2 Maret 2023 20:59 WIB

Korelasi Stunting pada Anak dengan Aktivitas Orang Tua

Korelasi antara stunting pada anak dengan aktivitas orang tua tidaklah berpengaruh secara universal.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pidato ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarno Putri memberi ceramah di depan kader Banteng Moncong Putih menuai kontroversi.

Dia merasa heran kok ibu-ibu doyannya pengajian melulu, harusnya pengajian itu memakai manajemen agar anak-anak jangan sampai terganggu pertumbuhannya dan berakibat stunting, kurang lebih begitu konteksnya.

Bagi musuh politiknya statemen Megawati ini menjadi amunisi untuk menyerang pribadi sang ketua umum ini. Banyak yang berasumsi apa yang dilontarkan Megawati itu merupakan suatu hal yang kontroversial dan menjadi kontra produktif saat semua partai berebut simpati umat tapi dia malah melakukan yang sebaliknya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Terdapat banyak faktor yang dapat berkontribusi terhadap kejadian stunting pada anak, dan aktivitas ibu-ibu di luar rumah adalah salah satu faktor yang mungkin berpengaruh. Namun demikian, korelasi langsung antara aktivitas ibu-ibu di luar rumah dan kejadian stunting pada anak belum tentu terjadi secara universal.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ketidakhadiran ibu di rumah dapat berkontribusi pada risiko stunting seorang anak. Salah satu alasan adalah karena kurangnya pengawasan dan perhatian terhadap nutrisi dan kesehatan anak. Selain itu, anak-anak yang memiliki ibu yang sibuk di luar rumah mungkin kurang mendapatkan waktu dan perhatian yang cukup dari ibu mereka.

Namun, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tidak semua ibu yang bekerja di luar rumah berdampak negatif pada kesehatan anak. Ada beberapa faktor lain yang juga berperan, seperti pendapatan keluarga, akses ke sumber makanan yang bergizi, dan lingkungan sanitasi yang baik. Selain itu, terdapat juga ibu yang dapat memanajemen waktu dan tenaganya dengan baik sehingga tetap dapat memberikan perhatian dan dukungan yang cukup pada anak.

Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa korelasi antara aktivitas ibu-ibu di luar rumah dengan kejadian stunting pada anak memang dapat terjadi, namun tidak selalu terjadi secara universal. Ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan dan diselidiki secara lebih lanjut untuk menentukan hubungan antara kedua variabel tersebut.

Kekurangan waktu ibu untuk memberikan perhatian pada anaknya karena bekerja di pabrik tidak selalu menyebabkan stunting pada anak. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, stunting dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk faktor nutrisi, akses ke sumber makanan yang bergizi, sanitasi dan kebersihan lingkungan, serta faktor genetik.

Jika gizi anak terpenuhi dengan baik, maka risiko stunting dapat dikurangi. Namun, meskipun gizi anak terpenuhi dengan baik, ibu yang bekerja di pabrik masih perlu memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, seperti memberikan perhatian pada kesehatan anak, memastikan anak mendapat akses ke air bersih dan sanitasi yang baik, serta memastikan anak mendapatkan waktu istirahat dan waktu bermain yang cukup.

Oleh karena itu, penting bagi ibu yang bekerja di pabrik atau bekerja di luar rumah untuk dapat memanajemen waktu dan tenaga mereka dengan baik untuk tetap memberikan perhatian dan dukungan yang cukup pada anak. Selain itu, lingkungan kerja dan sosial yang mendukung dapat membantu mengurangi beban kerja ibu dan memberikan waktu dan ruang yang cukup bagi ibu untuk berinteraksi dengan anak mereka.

Waktu yang Ideal

Tidak ada waktu yang dianggap "ideal" bagi seorang ibu untuk bersama anaknya, karena setiap keluarga memiliki dinamika yang berbeda-beda dan kebutuhan yang berbeda-beda pula. Namun demikian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar waktu bersama anak menjadi berkualitas dan bermanfaat, antara lain:

Kualitas waktu lebih penting daripada kuantitas waktu. Meskipun seorang ibu tidak selalu dapat bersama anaknya sepanjang waktu, waktu yang dihabiskan bersama anak haruslah berkualitas dan bermanfaat. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan yang menyenangkan bersama anak, seperti bermain, membaca buku, atau melakukan kegiatan yang disukai anak.

Sesuaikan waktu dengan usia anak. Anak-anak pada usia yang berbeda-beda membutuhkan interaksi dan dukungan yang berbeda-beda pula. Seorang ibu harus memahami kebutuhan anaknya pada setiap tahap perkembangan dan menyediakan waktu yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Prioritaskan waktu untuk interaksi langsung. Interaksi langsung antara ibu dan anak sangat penting untuk membangun ikatan emosional yang kuat dan mempromosikan perkembangan sosial dan kognitif anak. Oleh karena itu, seorang ibu sebaiknya memprioritaskan waktu untuk berinteraksi langsung dengan anak dan menghindari menggantikannya dengan gadget atau televisi.

Sesuaikan dengan jadwal kerja. Seorang ibu yang bekerja dapat menyesuaikan waktu bersama anak dengan jadwal kerjanya. Hal ini dapat dilakukan dengan memilih waktu yang tepat untuk melakukan kegiatan bersama anak, seperti saat pagi atau malam hari.

Dalam hal ini, penting bagi setiap ibu untuk menyesuaikan waktu bersama anak dengan kebutuhan keluarga dan kebutuhan anak. Meskipun waktu yang tersedia mungkin terbatas, hal yang terpenting adalah membuat waktu yang dihabiskan bersama anak menjadi bermanfaat dan berkualitas.

Stunting pada anak terjadi akibat kekurangan gizi kronis yang terjadi pada masa pertumbuhan dan perkembangan. Kondisi ini biasanya dipicu oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Gizi yang tidak adekuat: Anak yang tidak mendapat asupan gizi yang cukup dari makanan yang dikonsumsinya, terutama protein dan zat besi, dapat berisiko mengalami stunting.

2. Infeksi dan penyakit: Anak yang sering mengalami infeksi dan penyakit, terutama diare kronis, parasit, atau infeksi saluran pernapasan atas, cenderung mengalami stunting.

3. Kondisi lingkungan yang tidak sehat: Kondisi lingkungan yang buruk, seperti sanitasi yang buruk, akses terbatas ke air bersih, dan penanganan limbah yang tidak adekuat, dapat memicu stunting pada anak.

4. Praktik pemberian makanan yang buruk: Cara pemberian makanan yang buruk atau kurang tepat, seperti memberikan makanan yang tidak bergizi, memberikan makanan dalam jumlah yang tidak cukup, atau memberikan makanan terlalu jarang, dapat menyebabkan stunting.

5. Faktor genetik: Faktor genetik juga dapat memengaruhi pertumbuhan anak, sehingga jika anak memiliki faktor risiko genetik tertentu, seperti pertumbuhan yang lambat atau kelainan metabolisme, maka anak tersebut lebih berisiko mengalami stunting.

Semua faktor tersebut berhubungan erat dan dapat saling memengaruhi, sehingga stunting dapat terjadi sebagai hasil dari interaksi antara berbagai faktor tersebut. Oleh karena itu, pencegahan stunting perlu dilakukan dengan memperhatikan beberapa aspek, seperti pemberian makanan yang tepat, sanitasi dan kebersihan lingkungan, akses ke air bersih, dan pemberian asupan gizi yang cukup sejak dini.

Untuk mencegah stunting pada anak, sebaiknya ibu memberikan kualitas waktu yang baik untuk anaknya. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas waktu bersama anak dan mencegah stunting:

1. Memberikan asupan gizi yang seimbang: Pastikan anak mendapatkan asupan gizi yang cukup dan seimbang untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan fisik dan kognitifnya. Berikan makanan yang sehat, bergizi, dan beragam yang mengandung protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral yang diperlukan oleh tubuh anak.

2. Membantu anak dalam aktivitas fisik dan olahraga: Aktivitas fisik dan olahraga juga sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Seorang ibu dapat membantu anaknya dalam melakukan aktivitas fisik yang sesuai dengan usianya, seperti bermain, berjalan-jalan, atau bersepeda.

3. Memberikan dukungan dan interaksi sosial yang positif: Dukungan dan interaksi sosial yang positif dari orang tua dan lingkungan sekitar dapat membantu memperkuat rasa percaya diri dan harga diri anak. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pujian dan penghargaan pada anak ketika ia melakukan sesuatu yang baik dan memberikan dukungan pada saat anak mengalami kesulitan.

4. Memberikan stimulasi kognitif: Memberikan stimulasi kognitif pada anak dapat membantu meningkatkan perkembangan otak dan kemampuan belajar anak. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan permainan edukatif, membacakan buku, dan mengajarkan hal-hal baru pada anak.

5. Menghindari penggunaan gadget yang berlebihan: Terlalu sering menghabiskan waktu dengan gadget dapat mengganggu interaksi sosial dan mengurangi waktu yang dihabiskan untuk beraktivitas fisik. Oleh karena itu, hindari penggunaan gadget yang berlebihan pada anak dan memberikan waktu untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat dan berguna.

Melalui beberapa hal tersebut, diharapkan waktu yang dihabiskan bersama anak dapat memberikan dukungan dan stimulasi yang cukup bagi perkembangan anak dan mencegah stunting.

Ayah dapat berperan dalam memberikan asupan gizi yang cukup bagi anak, membantu dalam memenuhi kebutuhan fisik dan kognitif anak, serta memberikan dukungan emosional yang diperlukan oleh anak. Selain itu, ayah juga dapat membantu dalam meningkatkan aktivitas fisik anak, membantu dalam stimulasi kognitif anak, serta memberikan interaksi sosial yang positif.

Penting untuk diingat bahwa setiap orang tua memiliki peran yang sama pentingnya dalam membesarkan anak dan mencegah stunting. Oleh karena itu, sebaiknya kedua orang tua bekerja sama dalam memenuhi kebutuhan dan perkembangan anak dan memberikan dukungan serta stimulasi yang dibutuhkan oleh anak. Dalam hal ini, ayah dapat mengambil peran yang sama pentingnya dengan ibu dalam menjaga kesehatan dan perkembangan anak. Manajemen waktu yang baik oleh orang tua sangat penting bagi kesejahteraan dan perkembangan anak. Ketersediaan waktu yang cukup dan efektif bagi orang tua dapat membantu memenuhi kebutuhan fisik, emosional, sosial, dan kognitif anak, serta mencegah stunting pada anak.

Berikut beberapa hal yang menunjukkan pentingnya manajemen waktu oleh orang tua bagi anak:

1. Memberikan waktu untuk interaksi sosial: Waktu yang cukup bagi orang tua untuk berinteraksi dengan anak dapat membantu meningkatkan interaksi sosial anak dan mengurangi risiko isolasi sosial. Melalui interaksi sosial yang sehat dan positif, anak dapat mengembangkan kemampuan sosial dan berkomunikasi dengan baik.

2. Meningkatkan kualitas asupan gizi: Orang tua yang memiliki manajemen waktu yang baik dapat memberikan asupan gizi yang cukup dan seimbang bagi anak. Makanan yang bergizi dan seimbang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik dan kognitif anak.

3. Meningkatkan aktivitas fisik dan olahraga: Manajemen waktu yang baik juga dapat membantu orang tua untuk meningkatkan aktivitas fisik dan olahraga anak. Aktivitas fisik dan olahraga yang cukup dapat membantu mencegah stunting pada anak.

4. Memberikan stimulasi kognitif: Manajemen waktu yang baik juga dapat membantu orang tua memberikan stimulasi kognitif yang cukup pada anak. Memberikan permainan edukatif, membacakan buku, dan mengajarkan hal-hal baru pada anak dapat membantu meningkatkan perkembangan otak dan kemampuan belajar anak.

5. Menghindari penggunaan gadget yang berlebihan: Manajemen waktu yang baik juga dapat membantu orang tua untuk menghindari penggunaan gadget yang berlebihan pada anak. Terlalu sering menghabiskan waktu dengan gadget dapat mengganggu interaksi sosial dan mengurangi waktu yang dihabiskan untuk beraktivitas fisik.

Manajemen Waktu

Dalam rangka mencegah stunting dan memberikan dukungan dan stimulasi yang cukup bagi anak, sebaiknya orang tua memiliki manajemen waktu yang baik dan efektif. Hal ini dapat membantu memenuhi kebutuhan dan perkembangan anak serta meningkatkan kualitas hidup anak secara keseluruhan.

Aktivitas anak tidak harus hanya di rumah saja untuk terhindar dari stunting. Aktivitas fisik dan interaksi sosial yang sehat sangat penting untuk kesehatan dan perkembangan anak, dan dapat membantu mencegah stunting.

Anak perlu diizinkan untuk bermain dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar, seperti bermain di taman, bersepeda, dan bermain dengan teman-temannya. Aktivitas fisik ini dapat membantu meningkatkan pertumbuhan tulang, otot, dan organ tubuh lainnya, serta meningkatkan kekuatan dan kesehatan jantung.

Selain itu, interaksi sosial yang sehat dengan teman-teman dan keluarga dapat membantu meningkatkan perkembangan kognitif dan sosial anak, serta membantu mengurangi risiko isolasi sosial. Anak yang terisolasi sosial dapat mengalami stres dan kecemasan, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan fisik dan kognitif mereka.

Namun, penting untuk diingat bahwa ketika anak berinteraksi dengan lingkungan sekitar, orang tua perlu memastikan bahwa lingkungan tersebut aman dan sesuai untuk anak. Misalnya, anak perlu diawasi ketika bermain di luar rumah dan di taman bermain, dan harus menghindari lingkungan yang berbahaya atau tidak sehat.

Dalam rangka mencegah stunting, anak perlu diizinkan untuk beraktivitas fisik dan berinteraksi sosial dengan lingkungan sekitar. Namun, orang tua perlu memastikan bahwa lingkungan tersebut aman dan sesuai untuk anak, serta memberikan dukungan dan stimulasi yang cukup bagi anak agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Anak boleh berinteraksi sosial di tempat umum, seperti taman bermain, sekolah, masjid atau tempat-tempat umum lainnya, asalkan lingkungan tersebut aman dan sehat.

Interaksi sosial dapat membantu anak dalam perkembangan sosial dan emosional, serta dapat membantu meningkatkan keterampilan sosial dan kemampuan berkomunikasi.

Penting bagi orang tua untuk memastikan bahwa lingkungan tempat interaksi sosial anak aman dan sehat, dengan memeriksa kebersihan dan keamanan lingkungan.

Orang tua juga perlu memberikan dukungan dan stimulasi yang cukup bagi anak agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik secara fisik, mental, dan sosial, serta memastikan bahwa anak memperoleh asupan gizi yang seimbang dan cukup. Hal ini dapat membantu mencegah stunting dan mendukung kesehatan dan perkembangan anak secara keseluruhan.

Jadi sama sekali tidak ada korelasi khusus antara aktivitas ibu-ibu pengajian dengan berbagai kasus stunting pada anak. Banyak faktor yang akan memengaruhi kesehatan sang anak.

 

 

 

Ikuti tulisan menarik dudi safari lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler