JAKARTA - Berdasarkan data yang telah saya kutip dari We Are Social, jumlah pengguna media sosial pada Januari hingga Januari 2022 mengalami kenaikan pengguna aktif di Indonesia mencapai 62 juta pada Januari 2014 dan 191 juta pengguna pada tahun 2022. Namun, pada Januari 2023 mengalami penurunan pengguna aktif media sosial di Indonesia yaitu 24 juta. Jika diakumulasikan pengguna aktif media sosial pada Januari 2023 adalah sebanyak 167 juta.
Untuk saat ini, media sosial cenderung lebih mudah menyebarkan informasi bohong atau hoax ketimbang media arus utama. Media sosial cenderung karena kecepatannya dalam mengelola sebuah informasi, sementara media arus utama cenderung mengutamakan akurasi ketepatan dan kecepatan dalam mendistribusikan informasi.
Perkembangan media sosial saat ini tidak dapat dihindari karena seiring berkembangnya era digital yang mengharuskan setiap orang menggunakan media sosial. Setiap saat, media sosial akan dibanjiri berita, mulai yang bersifat kritik baik, hingga informasi bohong atau hoax.
Menurut yang sudah saya analisis sebuah peristiwa tren bisa dengan cepat bisa dipakai menjadi bahan informasi atau pemberitaan terkini tanpa perlu melalui verifikasi. Media arus utama harus selalu memperhatikan nilai kode etik dalam memproduksi, dan mendistribusikan berita atau informasi.
Saat ini memang masyarakat mengetahui informasi atau berita terbaru dari media sosial. Masyarakat bisa lebih cepat mengetahui informasi terbaru lewat media sosial karena kecepatan dalam mengutip dari arus media atau sebagainya. Konten-konten di media arus utama, baik itu televisi, media cetak, radio, maupun media massa daring, telah memastikan bahwa setiap berita dapat dipertanggungjawabkan. Konten yang disebarkan merupakan kerja kolektif, sehingga mencerminkan kebijakan dari perusahaan pers tersebut.
Secara faktual, media arus utama dan media sosial seolah-olah berhadapan, dan publik merasa harus memilih satu di antara dua ini, jika ingin berita valid, tonton media arus utama. Media sosial dikendalikan oleh setiap orang, apapun profesinya, apapun status sosialnya yang tidak dapat dipertanggungjawabkan validasinya. Jadi pada media arus utama dan media sosial pada pelaku yang sama, sama-sama ditulis manusia. Namun yang membedakannya adalah media arus utama terdapat etika, pada media sosial tidak ada etika dalam menjalan aktivitas berbagai informasi.
Artikel ini adalah tugas analisis mata kuliah Komunikasi Digital dengan Dosen Program Studi Produksi Media Politeknik Tempo Rachma Tri Widuri.
Ikuti tulisan menarik darling siregar lainnya di sini.