x

the last dancing

Iklan

Bryan Jati Pratama

Penulis Indonesiana | Author of Rakunulis.com
Bergabung Sejak: 19 Desember 2022

Sabtu, 11 Maret 2023 06:09 WIB

Dansa Terakhir Agnès Lassalle

Rasa sedih yang ditinggalkan dapat dilampaui dengan elegan oleh suami mendiang Agnès Lassalle, Stéphane Voirin. Di halaman gereja katolik tersebut, setelah mencium peti jenazah istrinya, Stéphane Voirin menari. Ya, menari.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Gereja Sainte-Eugénie of Biarritz menjadi saksi bagaimana upacara kematian –yang biasanya suram karena diiringi dengan perkabungan dan tangisan –disikapi dengan gestur yang luar biasa langka. Rasa sedih yang ditinggalkan dapat dilampaui dengan elegan oleh suami dari mendiang Agnès Lassalle, Stéphane Voirin. Di halaman gereja katolik tersebut, setelah mencium peti jenazah istrinya, Stéphane Voirin menari. Ya, menari.

Agnès Lassalle menghembuskan nafas terakhirnya pada 22 Februari 2023 karena ditikam oleh muridnya sendiri di ruang kelas SMA Santo Tomás de Aquino, salah satu sekolah swasta di kota Saint Jean de Cruz, Prancis. Tikaman tunggal selebar 14 cm itu mengenai pembuluh arteri dan merobek paru-paru kanannya.

Kejadian itu berlangsung ketika Agnès sedang mengajar. Tiba-tiba muridnya yang bernama Tom berjalan dengan membawa pisau dapur yang dibungkus dengan kertas, mengunci pintu lalu menghampiri Agnès. Dalam sekejap, darah mengalir dari tempat di mana guru bahasa Spanyol tersebut berdiri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah menikam gurunya, Tom duduk di atas tubuh Agnès yang sekarat itu sambil memainkan pisaunya. Seisi kelas berteriak, lalu hanya ada keheningan. Ketika ditangkap, Tom berkata kepada ayahnya “Bukan aku yang melakukannya. Aku kerasukan.” Diketahui bahwa Tom, –yang baru berumur 16 tahun itu– memang memiliki gangguan kejiwaan dan sedang dalam pengobatan.

Keesokan paginya jenazah Agnès di bawa ke gereja untuk selanjutnya dimakamkan. Di saat upacara terakhir itulah Stéphane Voirin, sang suami, mulai menari.

Menyaksikan sikap dari Stéphane Voirin dalam menghadapi kematian istrinya itu, teori-teori tentang psikologi seperti 5 Stage of Grief yang dipopulerkan oleh psikiater Elisabeth Kübler-Ross yang pernah saya baca, runtuh berguguran rasanya. Ketika kita kehilangan seseorang yang kita cintai, menurut Elisabeth Kübler-Ross, kita akan melalui 5 tahap : penyangkalan, marah, menawar, depresi dan yang terakhir adalah penerimaan.

Tetapi Voirin tidak. Dia tidak menyangkal kematian istrinya, tidak marah kepada Tom, serta tidak menawar apapun apalagi depresi. Voirin menerima apa yang terjadi. Dan untuk menghormati istrinya, dia menari. Karena semasa hidupnya, menari merupakan satu-satunya hobi Agnès.

Di halaman gereja bergaya neo-gotik itu –dengan diiringi lagu Love versi Prancis yang populerkan oleh Nat King Cole dan Bert Kaempfert, Voirin menari dengan jenis gerakan Lindy Hop dengan kedua tangan diangkat seolah-olah dia sedang berdansa dengan Agnès. Sendirian. Ia langkahkan kakinya ke kanan dan ke kiri dan sesekali berputar. Tidak sampai satu menit kemudian, orang-orang mulai bergabung, berpasang-pasangan. Sampai akhirnya puluhan orang menari di depan peti jenazah Agnès Lassalle untuk menghormatinya.

Mereka adalah orang-orang yang menari di depan kematian. Seperti kisah murid-murid Jalaluddin Rumi yang dilarang untuk menangis dan diperintahkan untuk menari ketika sang sufi menghadapi ajal. Dalam salah satu syairnya yang berjudul Shabe Arust (Malam Pengantin), Rumi menulis :

Janganlah menangis karena kepergianku

Aku bukannya pergi, Aku telah sampai kepada cinta yang abadi.

Dahulu, Jalaluddin Rumi mengajari kita bahwa kematian tidak selamanya harus diiringi dengan tangisan. Sekarang, dari apa yang dilakukan Stéphane Voirin, kita dapat menyaksikan sendiri bahwa bahkan di saat-saat terakhir, ada yang memilih untuk menghormati kehidupan daripada sekadar menyimpan dendam, meratapi kematian.

Ikuti tulisan menarik Bryan Jati Pratama lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu