x

Prabowo

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Jumat, 10 Maret 2023 14:36 WIB

Jokowi Mau Menjodohkan Prabowo-Ganjar?

Apakah kehadiran Jokowi bersama Prabowo dan Ganjar merupakan isyarat bawah Prabowo akan berpasangan dengan Ganjar untuk maju Pilpres 2024? Bila ya, situasi politik akan banyak berubah, begitu pula hubungan antara mereka bertiga dengan Megawati dan PDI-P.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Ada tafsir politis yang menguar dari momen kunjungan Presiden Jokowi ke Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (9 Maret 2023) lalu. Dalam kegiatan meninjau panen raya padi ini, Jokowi terlihat akrab dengan Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Wajar jika ada yang menduga bahwa Jokowi tengah menebar sinyal untuk ‘menjodohkan’ Prabowo dengan Ganjar.

Walaupun belum jelas dan belum pasti apakah kehadiran mereka bertiga itu betul-betul merupakan sinyal politik Jokowi untuk menduetkan Prabowo dan Ganjar, namun  efeknya mungkin sudah bekerja. Banyak orang mungkin tidak menduga bahwa Prabowo, capres Gerindra, akan diduetkan dengan Gubernur Jawa Tengah yang masih berstatus kader PDI-P.

Pendapat bahwa duet ini merupakan jalan yang realistis bagi Prabowo untuk meraih kemenangan dalam pilpres memang masuk akal, sebab namanya populer. Bila ditambah dengan Ganjar, popularitas duet ini akan meningkat tajam. Bila berpasangan dengan Prabowo, Ganjar tentu saja mesti rela untuk menjadi cawapres, meskipun dari beberapa kali survei popularitasnya lebih tinggi dibanding Prabowo. Bila duet ini kelak menang pilpres, ini akan jadi kemenangan Jokowi pula, sebab pengaruhnya masih tertanam hingga ia lengser dari jabatan kepresidenannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Soalnya kemudian, benarkah sinyal tersebut? Setidaknya apakah kehadiran mereka bertiga benar-benar dimaksudkan untuk mengirim pesan kepada banyak pihak bahwa duet Prabowo dengan Ganjar bukan hal mustahil. Di sisi lain, langkah tersebut bole jadi menimbulkan dampak pada konstelasi politik, khususnya hubungan mereka bertiga dengan Megawati dan PDI-P.

Terkait pertemuan tersebut, apakah Jokowi sudah berbicara dengan Megawati lebih dulu? Bila tidak, apakah ini sekaligus pesan bahwa Jokowi ingin mandiri dari pengaruh Megawati agar bisa leluasa memainkan perannya sebagai king maker?

Bagi Ganjar pun, situasinya tidak mudah, kecuali dia sudah memperoleh izin dari Megawati. Sekalipun Ganjar hadir dalam kapasitas sebagai Gubernur Jawa Tengah, namun kemunculan mereka bertiga yang tampak akrab dalam sorotan media jelas bukan sesuatu yang bisa bebas dari tafsir politik. Bahkan, bukan tidak mungkin karena memang dimaksudkan sebagai pesan politik.

Bila Ganjar menyadari benar ‘citra politis’ kehadiran mereka bertiga akan demikian kuat, dan ternyata dia memilih hadir meski tanpa seizin Mega, artinya Ganjar memang sudah siap dengan konsekuensi yang mungkin datang dari partainya, PDI-P. Sebagai pejabat pemerintah, Ganjar mungkin dilematis sebab Presiden Jokowi hadir di provinsi wilayahnya dalam konteks kunjungan kerja. Bahwa kunjungan kerja ini kemudian ditafsirkan beraroma politik pilpres, ya tak terhindari.

Dampak lainnya, bagaimana nasib koalisi Gerindra dengan PKB dan nasib Muhaimin Iskandar yang berminat jadi cawapres? Bila Muhaimin membawa pergi PKB, karena Prabowo memilih Ganjar, maka Prabowo akan menghadapi kesulitan untuk maju, kecuali ia bisa mengajak partai lain untuk memenuhi ambang batas pencalonan. Siapa yang bakal mau? Lagi pula, siapa tahu segala analisis seperti ini hanya akan menjumpai kenyataan bahwa jangan-jangan pertemuan bertiga itu sekedar menguji riak air. Masudnya, seperti apa reaksi yang muncul bila diembuskan wacana Prabowo bakal dipasangkan dengan Ganjar? >>

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Establishment

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Rabu, 10 April 2024 09:18 WIB

Terkini

Terpopuler

Establishment

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Rabu, 10 April 2024 09:18 WIB