Tuhan, apakah perjalanan hidupku akan seperti ini hingga ajalku tiba?
Tanpa terasa waktu berlalu dengan begitu cepat
Namun, tidak demikian dengan diriku yang lemah dan fakir ini
Di usiaku yang menginjak ke empat puluh tahun, diriku masih belum menemukan sang belahan jiwa
Hatiku terasa terhimpit serta gundah gulana manakala melihat sepasang pengantin baru duduk bersanding di pelaminan dengan wajah yang berseri-seri
Rasa pilu dan sedih yang aku rasakan seakan tak sanggup kutuliskan dengan kata-kata
Air mata kesedihan menggantung di pelupuk mataku lalu turun membasahi pipi menuju ke jurang kesedihan
Ketika malam tiba, siksaan batin datang menghampiriku dengan menggoreskan luka baru yang lebih dalam dan lebih menyakitkan
Tuhan, dimanakah sang belahan jiwaku berada?
Saat ini beberapa helai uban mulai nampak di rambut kepalaku
Ini adalah pertanda dari alam, jika diriku pelan tapi pasti mulai menua dimakan waktu yang terus berjalan
Tidak lama lagi, kekuatan yang selama ini aku miliki akan memudar dengan sendirinya
Tuhan, aku berharap dan berdoa semoga aku bisa menemukan sang belahan jiwa di sisa usiaku yang terus berkurang
Agar hati yang mulai layu karena kesedihan dapat kembali merekah dengan adanya sang belahan jiwa
Dan jiwa yang selama ini merasakan beban kesendirian dapat kembali bergelora dengan hadirnya sang belahan jiwa
Jika ajalku datang menjemput, aku siap meninggalkan dunia yang fana ini karena aku telah menemukan sang belahan jiwa
Ikuti tulisan menarik Frank Jiib lainnya di sini.