x

Window of the World, Shenzen.

Iklan

Bambang Udoyono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Maret 2022

Rabu, 15 Maret 2023 09:57 WIB

Kiat Mendapat Manfaat Pariwisata

Pariwisata tidak hanya menghamburkan uang, tapi ada manfaatnya. Apa saja manfaatnya? Bagaimana kiat mendapatkan manfaatnya?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Bambang Udoyono

 

Berwisata tentu membutuhkan biaya, apalagi wisata ke manca negara. Sehingga   ada orang yang berpandangan perjalanan wisata hanya menghamburkan uang saja.    Tentu saja pandangan ini sesat pikir karena ada juga manfaatnya berwisata.  Pertanyaannya, apa manfaat pariwisata? Bagaimana kita mendapatkan manfaatnya?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Berikut ini ada sejumlah kata mutiara tentag pariwisata yang sangat mencerahkan dari para tokoh terkemuka dunia.

 

The wold is a book.  Those who do not travel read only one page. (St Augustine)  Dunia adalah sebuah buku.  Mereka yang tidak bepergian hanya membaca satu halaman.

 

Indah sekali kata mutiara ini. Maksudnya pasti orang yang tidak berwisata sangat terbatas pengetahuannya. Dia  hanya mengetahui kampungnya saja.  Seperti katak dalam tempurung. Dia hanya tahu seisi tempurung. Jadi kalau mau meluaskan wawasan pengetahuan kita harus berwisata.

  

One’s destination is never a place, but a new way of seeing things (Henry Miller)  Tujuan seseorang bukanlah tempat,  tapi cara baru memandang segalanya.

Henry Miller agaknya berusaha meyakinkan kita bahwa pariwisata sangat bermanfaat untuk meluaskan pandangan mata nalar kita.  Setelah wawasan kita luas maka kita akan mampu memandang segala sesuatu dari perspektif yang lebih luas.  Dengan demikian kita akan menjadi pribadi yang lebih bijaksana.

 

“Wherever you go becomes a part of you somehow.”  Ke manapun Anda pergi, ia menjadi bagian dari Anda. (Anita Desai)

Destinasi yang pernah kita kunjungi bisanya memiliki pengaruh kepada kita.  Memang idealnya demikian.  Jadi kita belajar sesuatu hal baru dari destinasi yang pernah kita kunjungi.  Mungkin bahasanya.  Mungkin ilmunya. Mungkin tertibnya dll.  Maka ia menjadi bagian dari kita.

 

“Travel is fatal to prejudice, bigotry, and narrow-mindedness, and many of our people need it sorely on these accounts. Broad, wholesome, charitable views of men and things cannot be acquired by vegetating in one little corner of the earth all one's lifetime.”

Perjalanan berakibat fatal pada prasangka, kefanatikan, dan pikiran sempit, dan banyak orang kita sangat membutuhkannya dalam hal ini. Pandangan yang luas, sehat, dan penuh kasih sayang terhadap manusia dan segala sesuatu tidak dapat diperoleh dengan bervegetasi di satu sudut kecil di bumi sepanjang hidup seseorang.

(Mark Twain)

 

Pariwisata memang bisa membersihkan hal hal negatif di atas. Jadi pariwisata adalah ‘pembuka mata’.  Tentu saja mata nalar dan mata hati juga.   Mata nalar jadi awas.  Kita menjadi pribadi yang lebih baik.

 

“It is good to have an end to journey toward; but it is the journey that matters, in the end.”  Memiliki tujuan akhir dari sebuah perjalanan adalah hal yang baik; namun pada akhirnya perjalananlah yang terpenting.

(Ursula K. Le Guin)

 

Maksudnya kira kira meskipun setelah sampai ke rumah lagi kita merasa lega tapi sebenannya perjalanan itulah yang lebih penting.  Tentu karena banyak pelajaran yang kita dapat. Banyak juga kesenangan yang didapat. Jadi banyak manfaatnya perjalanan.

 

“The real voyage of discovery consists not in seeking new landscapes, but in having new eyes.”  Perjalanan penemuan yang sesungguhnya bukanlah mencari lanskap baru, tetapi memiliki mata yang baru.

(Marcel Proust)

 

Kata mutiara ini senada dengan Henry Miller di atas. Manfaat perjalanan wisata adalah membuka cakrawala pikiran kita menjadi lebih luas.  Kita memiliki perspektif yang lebih luas. Sehingga kita mampu berpikir lebih baik lagi. 

 

“Travel brings power and love back into your life.”  Perjalanan mengembalikan cinta dan kekuatan pada hidupmu.

(Maulana Jalaludin Rumi)

Perjalanan wisata membuat kita memiliki cinta kasih kepada negeri lain dan masyarakat lain.  Ilmu pengetahuan dan pengalaman yang didapat juga bisa menjadi kekuatan.  Di zaman kekinian pengetahuan adalah kekuatan.

 

“Travel far enough, you meet yourself.”  Bepergianlah yang cukup jauh, maka kamu akan menemukan dirimu sendiri.

(David Mitchell)

Ketika kita pergi ke destinasi yang jauh maka kita akan mengalami perubahan.  Syaratnya kita harus memiliki mental yang terbuka dan bersikap positif.  Maka kita akan mengalami kemajuan.  Itu maksudnya menemukan dirimu sendiri.

 

“I read; I travel; I become”  Saya membaca, saya bepergian, saya menjadi.

(Derek Walcott)  

Mungkin ini adalah proses perkembangan yang dia alami.  Itulah perjalanan pertumbuhan kepribadiannya. Diawali dengan membaca. Kegiatan ini memajukan pikiran.  Keudian dia melakukan perjalanan. Ilmu pengetahuannya dan pengalamannya semakin bertambah. Maka dia ‘jadi orang’ alias berkembang.

 

“Travel makes one modest. You see what a tiny place you occupy in the world.”  Perjalanan membuat seseorang menjadi rendah hati. Anda melihat betapa kecilnya tempat yang Anda tempati di dunia ini."

(Gustave Flaubert)

 

Saya sering bertemu orang yang merasa dirinya hebat karena di daerahnya dia memang seorang tokoh masyarakat.  Dia tidak tahu kawasan lain dan tokoh lain. Dia tidak tahu kelebihan masyarakat lain.  Perjalanan wisata bisa membuat dia sadar tentang keterbatasannya dan kelebihan orang lain. Asal mentalnya terbuka dan mau belajar.

 

Itulah manfaat pariwisata.  Kalau kita bersikap terbuka dan mau belajar, pikiran kita menjadi berkembang.  Kita bisa memandang dari berbagai perspektif.  Maka kita bisa menjadi pengambil keputusan yang lebih baik.

Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu