Eskrim Pop Up (26) - Fiksi - www.indonesiana.id
x

Data Foto Majalah Tempo

Taufan S. Chandranegara

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 Juni 2022

Sabtu, 18 Maret 2023 11:00 WIB

  • Fiksi
  • Topik Utama
  • Eskrim Pop Up (26)

    Eskrim Pop Up (26) Seneng-seneng sembari jalan-jalan. Puisi, menulis kejujuran cerita perasaan, hati gembira sehat jasmani, rohani. Hiburan buat kantong kalau lagi bolong. Klick. Salam baik saudaraku.

    Dibaca : 205 kali

    Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

    I/

    Alfabet lipstik ungu senyum manis  
    Mana tahan asmara di pendam
    Kalau kamu monyet ganteng
    Nongol dong di mimpiku

    Kangen seabrek-abrek, titik koma
    Ogah katanya kirim kabar
    Kau tau kan eksak tak selalu pasti
    Sekalipun kalkulus sejumlah angka

    Kau pikir cinta serupa bejana?
    Sejumlah perkalian belum tentu benar
    Kalau boong bagi sepertiga dari isi
    Waktumu ngaret melulu, kesel tau

    Oke. Nongol dong monyet sayang
    Mataku sembab kelilipan waktu 
    Aku mau bersandar di bahumu
    Kepoin aku dong. Ya? Please deh ...

    Manunggu sama dengan begok
    Berbanding lurus segaris langit
    Tak mirip embun bunga perdu
    Aku bisa kering jadi ikan asin

    Sayang? Nongol dong, atau, aku teriak ya
    "Monyeet kereen! Nongol dong! Hihhh!"

    **

    II/

    Trapesium terbalik di gencet kotak-kotak,
    itu, rasanya kangen tembok grafiti tau!

    Aku begok nunggu di stasiun, jadi reklame
    mata kereta jabodetabek jelalatan tak aku kenal

    Puisi bisanya boong melulu karangan kata
    kata serabutan seperti pasar mondar-mandir

    Mana? Buktinya. Puisi? Kelar deh
    di tong sampah rayuan gombalmu, kesel!

    Mamiii! Beruang enggak dateng jugaaa! Huh!

    **

    Papiii! Beruang enggak nongol jugaaa! Hiiih!

    Menghitung jari hari-hari enggak beda juga
    mending makan bakso bareng diary, nulis
    nulis apa aja bumbu masak juga oke kok
    bodok amat, tamat cinta jadi pisang goreng

    Huhh! Hahh! Kurang pedes, sambel lagi
    biar mules melilit pura-pura mati. Hahhh!
    Kurang pedes, sambel lagi, biar pingsan
    itu, khayalku lohh

    Ogah banget. "Berkorban demi syinta,"
    cinta palsu tuh di awan banyak banget uuuu ...
    mondar-mandir nari-nari ngakak sana sini
    manis pahit, pahit manis, sambel asem.

    **

    III/

    Pizza keju. Martabak manis. Enggak beda
    Hamberger. Martabak telor. Juga enggak beda

    "Itu, kalau kamu lagi jatuh cinta. Kalau marah?"
    "Pizzaaa jadi sate. Hamberger jadi ayam panggang"

    "Coklat susu jadi kopi tubruk."
    "Kopi tubruk jadi jengkol balado."

    "Buah semangka jadi sirsak."
    "Sirsak jadi rujak sosis."

    "Hahaha," ngakak jingkrak-jingkrak

    **

    IV/

    Kalau cinta di buang, sayang dong. Ya udah deh
    biarin aja jadi lipatan buku harianmu, gitu kan?

    Enggak ya. Oke. Kalau gitu biar jadi pita biru
    di sebalik halaman buku tebalmu. Enggak juga

    Oke. Gimana kalau cinta jadi sendok garpu
    atau papan tulis atau piring terbang atau
    kapal selem atau risol atau kue bolu atau
    jadi burung atau jadi kepik? Enggak juga

    "Ya udah pura-pura mati aja."
    "Jangan! Pura-pura idup aja."

    "Loh! Emang aku udah mati?"
    "Belum. Liat mataku?"

    "Belekan belum mandi."
    "Hahaha." (Exit. Ngakak)

    ***

    Jakarta Indonesiana, Maret 18, 2023.

    Ikuti tulisan menarik Taufan S. Chandranegara lainnya di sini.



    Suka dengan apa yang Anda baca?

    Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.




    Oleh: Merta Merdeka

    1 hari lalu

    Bertaruh

    Dibaca : 98 kali




    Oleh: Frank Jiib

    5 hari lalu

    Untuk Adikku

    Dibaca : 122 kali