x

Iklan

Christian Saputro

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 18 Juni 2022

Minggu, 19 Maret 2023 08:23 WIB

Dunia Agus dan Ditya di Atas Kanvas

Dalam pameran ini sesuai dengan temanya Agus Budi Santoso dan Ditya Naumila melalui lukisan-lukisanya bercerita tentang lingkungan dan dunia yang digelutinya. Meskipun satu panggung mereka punya kisah dan daya pukau masing-masing. Keduanya dengan sederhana berkisah secara visual tentang lokalitas obyek-obyek keseharian yang diakrabinya dengan polos. Menariknya Agus dan Ditya berkisah dengan innocence tanpa beban. Merdeka !

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pelukis  Agus Budi Santoso dan Ditya Naumila bersekutu untuk menggelar pameran lukisan tunggal bersama mengusung tajuk : STORY.LO.GUE. dalam helat Arisan Art Exhibition Series. Pameran yang menggelar sekira 20 karya lukisan cat air dan sketsa ditaja di TAN Artspace, Jalan Papandayan 11 Semarang ini akn berlangsung dari 19 Maret hingga 31 Maret 2023.

Dalam pameran ini sesuai dengan temanya Agus Budi Santoso dan Ditya Naumila  melalui lukisan-lukisanya bercerita tentang lingkungan dan  dunia yang digelutinya.  Meskipun satu panggung mereka punya kisah dan daya pukau masing-masing.

Keduanya dengan sederhana berkisah secara visual tentang lokalitas obyek-obyek keseharian yang diakrabinya dengan polos. Menariknya Agus dan Ditya berkisah dengan innocence tanpa beban. Merdeka !

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Kurator dan Pengamat Seni Rupa  Mikke Susanto pelukis itu tak hanya berperan berkarya menghasilkan lukisan yang indah,  Tetapi juga punya peran sebagai dokumentator dan juga pewarta tentang lingkungan kehidupan. Dan setidaknya Agus dan Ditya melalui ekspresi estetiknya juga sudah turut ambil bagian dalam peran ini.

Bisa jadi kalau dulu lukisan laku karena gambarnya  yang elok. Tetapi era kini lukisan juga laku karena muatan gagasan dan pesan-pesannya.

Dunia Agus

Kiprahnya Agus Budi Santoso di dunia seni dan budaya  tak diragukan lagi. ABS sapaan akrab Agus Budi Santoso,  kelahiran Cimahi  29 November 1958 ini dikenal sebagai seniman multi talenta. Di jagad seni rupa  ABS dikenal sebagai fotografer professional yang mumpuni menguasai berbagai genre fotografi, meski spesialisasinya tetaplah fotografer budaya.

 

 

 

ABS “anak kolong” ini sejak kecil punya hobi menggambar belajar secara otodidak. Ketika  tinggal di Padang semasa Sekolah Menengah Atas (SMA) beberapa kali karya sketsanya dimuat di Rubrik Remaja Koran Mingguan “Haluan” Padang. ABS bercita-cita ingin meneruskan sekolah ke ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia) Yogyakarta, tetapi takdir menentukan lain. Tetapi selepas SMA ABS justru terdampar kuliah di Fakultas Teknik Sipil Universitas  Diponegoro (UNDIP) Semarang. Selepas itu berkecimpung kerja di dunia konstruksi.

Untuk tetap menggembalakan hobinya di dunia seni lukis ABS bergabung dengan Komunitas Semarang Sketchwalk(SSW)  dan Komunitas Lukis Cat Air (KOLCAI) Chapter Semarang.

Kiprah pengalamannya di dunia seni lukis ABS pernah mengikuti pameran bersama antara lain; Joglosemar Exhibition, Surakarta (2019), Pameran Lukis Cat air "Hadiah untuk Ibu, Semarang (2021),  Pameran lukis cat air "Bunga Kehidupan", Semarang (2021) dan Pameran "Sketsa Tentang Semarang" , Semarang (2022 ).

Menurut ABS pameran lukisan tunggal  bareng Ditya  bertajuk : STORY.LO.GUE. ini salah satunya dijadikannya ajang pertanggungjawaban moralnya sebagai pelukis dan pembuktian bahwa dirinya serius menggeluti dunia yang jadi pilihanya di tengah-tengah kesibukannya.

Dunia Ditya

Wanita pelukis kelahiran Semarang 8 Agustus 1985 ini menyukai dunia melukis sejak kecil. Ditya Naumila mengisahkan semasa sekolah semua buku pelajarannya penuh coretan dan gambar.

Cita-citanya sedari kecil memang ingin menjadi seniman, pelukis, atau  designer seperti oumnya. Maka ketika Ditya berhasil masuk lewat jalur PMDK dan kuliah di Jurusan Seni Rupa Murni Universitas Negeri Semarang (Unnes) dream come true.  Namun nasib berkata lain, ketika menginjak semester 6 Ditya harus berhenti kuliah, karena terkendala biaya.

Bahkan Ditya harus membantu ibunya menopang perekonomi keluarga, karena bapaknya tak bisa bekerja tersebab musibah kecelakaan. Pada tahun 2010, Ditya Naumila mendapat kesempatan bekerja menjadi guru di Taman Kanak-kanak RA. Nurus Syuja, Semarang hingga kini.

Meski gagal menyelesaikan kuliahnya di Seni Rupa, tetapi hobi menggambar Ditya begitu dia karib disapa tak pernah padam terus bergelora. Ditya terus menyambangi komunitas-komunitas menggambar yang ada di Semarang antara lain; Orat-Oret, Semarang Sketchwalk, dan KOLCAI Chapter Semarang.

Ditya bergabung aktif ikut berbagai kegiatan nyeket, OTS dan terlibat di  acara seni rupa dan pameran antara lain; International Semarang Sketchwalk, Arsisketur, 101Travelsketch Yogya, Malang, Jakarta dan  Bali.

Ditya mengaku di Komunitas-komunitas inilah berkesempatan bertemu banyak orang, makin mengekalkan keinginnannya terus melukis. Ditya di Semarang Sketchwalk bertemu salah satunya dosennya di Unnes Aryo Sunaryo yang juga menggeluti dunia sketsa.

Ditya berkisah mengakui sempat selalu menghindar bersemuka dengan pak Aryo Sunaryo, tidak berani dan takut, karena merasa dirinya produk gagal, tak berhasil  meraih gelar Sarjana Seni.

 

 

Tetapi persoalan ini juga menjadi “kekuatan” dan  “kenekatan” Ditya sehingga pada tahun 2015 kembali kuliah tetapi di Jurusan PAUD, dan kemudian berhasil lulus pada tahun 2017. Baru kemudian Ditya berani menenui dan mengatakan kepada pak Aryo Sunaryo, kalau dia dulu mahasiswanya, tetapi putus kuliah dan melanjutkan kuliah  di jurusan lain. Ditya juga menandaskan kalau dirinya masih aktif melukis karena menyukainya.

Guru Taman Kanak-kanak ini pada tahun 2010 mendirikan komunitas sketsa anak-anak embrio Lare Community yang baru ditabalkan namanya pada tahun 2017. Menariknya komunitas ini anggotanya anak-anak di lingkungannya tinggal yang kebanyakan anak buruh  dan pekerja serabutan.

Ditya membuat komunitas ini karena empatinya dan rasa priharin akan perkembangan anak-anak di lingkungannya, karena keseharian tanpa pengawasan dan terarah.

Kegiatan Lare Community salah satunya mengedukasi anak-anak dengan menggambar, nyeket bersama juga mengunjungi museum, perpustakaan, nonton pameran buku, lukisan dan pergelaran seni budaya.

Pengalaman founder Lare Community ini dalam kiprah pameran bersama antara lain; Garuda Art Jamming, Semarang (2014), Sketsastra #2 “Aku memilih Bahagia” ,Semarang (2019),  Pameran Lukisan Cat Air KOLCAI Chapter Semarang “Hadiah untuk Ibu”, Semarang(2021), Lasem Heritage Sketch Journey 2021 bersama Semarang Sketchwalk, Pameran Lukis cat air KOLCAI  Chapter Semarang  “Bunga kehidupan” di Semarang (2021), Pameran “Semarang dalam Gambar” bersama Semarang Sketchwalk, Semarang  (2022), dan Pameran Sketsa tentang Semarang bersama Semarang Sketchwalk di Semarang (2022). Selain itu, Ditya juga pernah didhapuk menjadi; Juri Gambar Bercerita tingkat SD Se Kecamatan Semarang Barat dan Juri Menggambar di SD Islam Al Azhar Semarang.

Ditya punya obsesi besar ingin terus bisa melukis, menggambar, nyeket di mana pun dan kapan pun. Muaranya Ditya inhin punya studio untuk beraktifitas seninya, mengunjungi berbagi pusat kebudayaan dan mendokumentasikannya lewat jurnal gambar. Pameran tunggal Ditya bersama Agus Budi Santoso bertema : STORY.LO.GUE ini adalah sebuah ikhtiar untuk meraih impiannya.

Semoga pameran STORY.LO.GUE ini bisa menjadi titik pijak  pelukis Agus Budi Santoso dan Ditya Naumila untuk terus mantap melangkah di dunia seni rupa. Pameran  STORY.LO.GUE. bisa menjadi batu penjuru untuk kedua pelukis terus membangun dan meraih obsesinya.

Semarang, 15 Maret 2023

Christian Heru Cahyo Saputro (Jurnalis, Penulis tinggal di Semarang)

 

 

 

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Christian Saputro lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler