x

Aspal. Ilustrasi Pembangunan Jalan

Iklan

Indŕato Sumantoro

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 12 Juli 2020

Jumat, 24 Maret 2023 13:07 WIB

Tiga Musuh Utama Hilirisasi Aspal Buton

Kalau memang di dalam masa pemerintahan pak Jokowi yang tersisa tinggal beberapa bulan lagi masih belum mampu juga mewujudkan hilirisasi aspal Buton. Mohon kiranya tongkat estafet untuk mewujudkan hilirisasi aspal Buton, pak Jokowi serahkan kepada Presiden yang baru, pengganti pak Jokowi. Pak Jokowi selalu mengatakan bahwa kita harus selalu optimis. Memang benar kita harus selalu optimis. Tetapi sayang sekali, waktu pemerintahan pak Jokowi sudah hampir habis. Berilah kesempatan kepada Presiden yang baru untuk mewujudkan hilirisasi aspal Buton. Karena dimana ada kemauan, di situ pasti akan ada jalan. Pasti !

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa pemerintah Indonesia sudah mencanangkan program hilirisasi industri sektor sumberdaya alam mineral dan batubara, dan sumber daya alam sejak tahun 2010. Dan mirisnya, meskipun Indonesia sudah merdeka selama 77 tahun. Dan sudah berganti Presiden 7 kali, hilirisasi aspal Buton masih belum juga terwujud. Dimana letak inti permasalahan untuk mewujudkan hilirisisasi aspal Buton? Sehingga dalam menyongsong 1 abad aspal Buton pada tahun 2024, hilirisasi aspal Buton masih berada di titik nol.

Rakyat Indonesia bertanya kepada pemerintah Indonesia, mengapa isu untuk mewujudkan hilirisasi aspal Buton tidak transparan dan terbuka? Hampir tidak pernah terdengar ada berita mengenai anggota DPR mempertanyakan masalah hilirisasi aspal Buton kepada pemerintah. Dan seolah-olah masalah hilirisasi aspal Buton adalah masalah yang tidak penting. Padahal Indonesia sudah mengimpor aspal selama 45 tahun lebih. Dan pada saat ini, Indonesia mengimpor aspal sebesar 1,5 juta ton per tahun, atau senilai US$ 900 per tahun. Apakah arti devisa negara yang keluar sebesar US$ 900 juta per tahun tidak memiliki makna apa-apa bagi anggota DPR?

Dalam kunjungan kerja Bapak Presiden Joko Widodo ke pulau Buton, Sulawesi Tenggara, pada tanggal 27 September 2022, pak Jokowi telah memutuskan akan stop impor aspal pada tahun 2024. Bagaimana mungkin Indonesia akan bisa stop impor aspal pada tahun 2024, kalau Indonesia masih belum siap menggantikan aspal impor dengan aspal Buton. Mengapa upaya untuk mewujudkan hilirisasi aspal Buton begitu sulit? Padahal kalau saja ada kemauan, pasti bisa. Kita bukan bangsa yang bodoh dan tidak sekolah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk menjawab pertanyaan rakyat ini, dapat kita jelaskan bahwa ada 3 musuh utama mengapa hilirisasi aspal Buton di usianya yang hampir 1 abad pada tahun 2024, masih belum juga terwujud, dan masih berada di titik nol.

Pertama: Zona Nyaman. Indonesia sudah mengimpor aspal sejak tahun 1980an. Pengusaha-pengusaha importir aspal sudah mewariskan bisnis usahanya impor aspal kepada generasi kedua. Mereka sudah merasa sangat nyaman, karena selama ini impor aspal telah berjalan dengan mulus. Tidak ada kendala dan hambatan sama sekali. Sudah banyak infrastruktur jalan-jalan yang telah dibangun di seluruh Indonesia dengan menggunakan aspal impor. Aspal impor sudah menjadi Raja Jalanan di bumi pertiwi. Pemerintah Indonesia sangat bersyukur dan berterima kasih kepada aspal impor, karena telah banyak sekali mendukung pembangunan infrastruktur jalan-jalan tol yang merupakan kebanggaan pak Jokowi. Pak Jokowi sadar bahwa kebergantungan Indonesia kepada aspal impor sangat besar sekali. Oleh karena itu, untuk membangkitkan industri hilirisasi aspal Buton, maka pak Jokowi memutuskan akan stop impor aspal pada tahun 2024. Apakah ini solusi atau masalah baru?

Kedua: Tidak percaya diri: Untuk mengsubstitusi aspal impor dengan aspal Buton diperlukan teknologi ekstraksi yang mumpuni, ekonomis, dan ramah lingkungan. Sudah banyak sekali pihak-pihak lembaga riset dan inovasi di dalam negeri, maupun di luar negeri yang telah melakukan ujicoba untuk mengekstraksi batuan aspal Buton menjadi aspal Buton full ekstraksi. Tetapi kelihatannya, hasilnya masih belum ada yang menggembirakan dan dapat dipertanggungjawabkan secara ekonomis dan komersil. Sudah ada 2 buah pabrik ekstraksi aspal Buton yang telah dibangun, dan berproduksi. Tetapi sayangnya, masih belum bisa diharapkan berproduksi secara maksimal. Akibat dari kendala-kendala teknologi ekstraksi ini, maka semua orang sekarang menjadi patah hati dan pesimis dengan masa depan hilirisasi aspal Buton. Akhirnya jalan pintas yang dipilih adalah impor lagi, impor lagi. Kita sudah merasa sangat naman dengan impor aspal.

Ketiga: Lemahnya kemauan. Dalam mencapai suatu cita-cita mulia, pasti akan banyak sekali hambatan dan tantangan. Demikian juga dengan upaya-upaya untuk mewujudkan hilirisasi aspal Buton. Antara lain, banyak sekali rintangan yang tidak masuk akal sehat. Yaitu, meskipun deposit aspal alam di pulau Buton sangat melimpah dengan jumlah 662 juta ton. Tetapi Indonesia masih lebih suka mengimpor aspal. Pak Jokowi sudah beberapa kali marah dan mengingatkan kepada kementerian/lembaga, pemerintah daerah, BUMN, dan BUMD untuk memanfaatkan aspal Buton untuk mengsubstitusi aspal impor untuk pembuatan dan pemeliharaan jalan-jalan yang dibiayai oleh RAPBN dan RAPBD. Tetapi kalau aspal Butonnya sendiri tidak tersedia, maka instruksi pak Jokowi ini mungkin dianggap hanya sebagai angin lalu saja. Dan yang tidak masuk di akal juga adalah pak Jokowi sudah memutuskan akan stop impor aspal pada tahun 2024. Tetapi faktanya, aspal impor sampai saat ini masih belum mampu disubstitusi oleh aspal Buton. Lagi-lagi, keputusan pemerintah ini menunjukkan rasa keputusasaan dalam upaya-upaya mewujudkan hilirisasi aspal Buton. Mungkin dalam situasi seperti in dapat dikiaskan dengan pepatah “Maksud hati memeluk gunung, namun apa daya tangan tak sampai”. Yang artinya cita-cita tinggi, tetapi tidak ada daya upaya untuk mencapainya.

Setelah kita mengetahui ada 3 musuh utama hilirisasi aspal Buton seperti yang telah djelaskan di atas, bagaimana kita seyogyanya menyikapi situasi yang sangat kritis dan mengecewakan hati ini. Mungkin harus kita menyikapinya dengan 3 cara juga.

Sikap pertama: Apatis. Emangnya gue pikirin? Ini gaya orang-orang yang cuek dengan masa depan anak-anak dan cucu-cucunya. Orang-orang seperti ini tidak paham bahwa hutang Indonesia sudah menggunung yang harus segera dibayar oleh anak-anak dan cucu-cucu kita. Mungkin orang-orang seperti ini berpikir bahwa setiap anak yang dilahirkan di dunia ini telah membawa rezekinya masing-masing. Oleh karena itu prinsip hidupnya: “Begitu saja kok repot?”.

Sikap kedua: Pesimis: Pemerintah sudah berupaya semaksimal mungkin. Dan hasilnya masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Jadi bagaimana lagi? Pemerintahan pak Jokowi akan berakhir pada bulan Oktober 2024. Dan kalau seandainya pemerintahan pak Jokowi diperpanjang, ada kemungkinan besar hilirisasi aspal Buton akan terwujud. Pemerintah sekarang sudah sadar dan tahu caranya untuk mewujudkan hilirisasi aspal Buton. Tetapi apakah rakyat masih percaya?

Sikap ketiga: Optimis: Orang-orang optimis adalah orang-oang yang bisa melihat jauh ke depan, hal-hal yang tidak bisa dilihat oleh orang-orang yang pesimis dan apatis. Hal-hal apakah itu? Aspal Buton adalah karunia Allah SWT yang sangat luar biasa besarnya bagi rakyat Indonesia. Mengapa kita tidak mampu menyukurinya? Seandainya rakyat Indonesia, khususnya pemerintah Indonesia, mampu menyukurinya, maka Allah SWT akan menambah nikmat Nya. Apa nikmat yang akan Allah SWT berikan kepada rakyat Indonesia melalui karunia aspal Buton? Nikmat negara Indonesia yang adil, makmur dan sejahtera. Inilah sejatinya cita-cita dibentuknya negara Republik Indonesia tercinta.

Kalau memang di dalam masa pemerintahan pak Jokowi yang tersisa tinggal beberapa bulan lagi masih belum mampu juga mewujudkan hilirisasi aspal Buton. Mohon kiranya tongkat estafet untuk mewujudkan hilirisasi aspal Buton, pak Jokowi serahkan kepada Presiden yang baru, pengganti pak Jokowi. Pak Jokowi selalu mengatakan bahwa kita harus selalu optimis. Memang benar kita harus selalu optimis. Tetapi sayang sekali, waktu pemerintahan pak Jokowi sudah hampir habis. Berilah kesempatan kepada Presiden yang baru untuk mewujudkan hilirisasi aspal Buton. Karena dimana ada kemauan, di situ pasti akan ada jalan. Pasti !

 

Ikuti tulisan menarik Indŕato Sumantoro lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler