x

Sumber ilustrasi: wallpapercave.com

Iklan

Bambang Udoyono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Maret 2022

Senin, 3 April 2023 07:03 WIB

Kekuatan Sikap Hiper Realistis dan Kelemahan Sikap Realistis

Anda menghadapi masalah sulit? Selain bersikap realistis Anda perlu bersikap hyper realistis untuk mengatasinya. Berikut ini paparannya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh: Bambang Udoyono

Dulu Ketika kuliah saya mendapat mata kuliah Filsafat Logika.  Awalnya saya kurang tertarik dengan matkul ini tapi kemudian saya menemukan keasyikannya.  Salah satu pokok yang saya masih ingat adalah prinsip realistis.  Manusia berpikir harus menerapkan sikap realistis, yaitu melihat kenyataan apa adanya tanpa dikurangi dan ditambahi. Kenyataan yang dikaji harus utuh dan bisa diindra.  Inilah salah satu prinsip terpenting dalam bepikir. 

Sejak filsafat ini diajarkan di Yunani kuno memang ilmu pengetahuan manusia menjadi maju sangat pesat.  Iptek modern saat ini akarnya adalah kemampuan berpikir logis. Antara lain dengan menerapkan prinsip realistis.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bangsa bangsa Asia yang dulu terjajah juga mendapatkan kemajuan luar biasa berkat pendidikan yang menerapkan prinsip ini.  Maka tidak salah  apabila    para pendidik dan para orang tua mengajarkan prinsip ini kepada anak dan muridnya.  Meskipun demikian kita juga harus menyadari kelemahan dari sikap realistis ini.  Kemudian sebaiknya kita menerapkan prinsip hyper realistis untuk melengkapi dan memperbaiki cara berpikir kita. Loh, di mana salahnya sikap realistis?  Ikuti terus.

Dulu di awal abad ke XX terutama di dasarwarsa 40’an para perintis kemerdekaan aktif memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.  Tapi Sebagian dari mereka tidak yakin bahwa Indonesia bisa merdeka pasca perang dunia kedua.  Alas an mereka sangat masuk akal karena sangat realistis.  Mereka menyadari fakta bahwa Indonesia masih lemah.  Rakyat kita Sebagian besar masih berpendidikan rendah, bahkan buta huruf.  Ekonomi mereka juga masih lemah.   Kita tidak memiliki tantara dan birokrasi professional.  Singkatnya secara ekonomi, politik, militer dan diplomatik kita masih lemah dan  kalah jauh dibanding Belanda. Kesimpulan yang ditarik adalah kita akan kalah kalau konflik dengan Belanda. Jadi kita masih belum siap merdeka.  Sangat realistis kan alasan mereka?

 

Tapi Sukarno memiliki sikap lain.  Sejak dasarwasa 20’an Bung Karno sudah meyakini bahwa Indonesia akan merdeka ketika pecah perang besar di Pasifik.  Bung Karno menulis sebuah artikel yang mengutarakan pendapatnya itu.  Dia melihat bahwa kekuatan Jepang sedang tumbuh pesat dalam bidang ekonomi, politik dan militer.  Suatu saat kekuatan Jepang akan berbenturan dengan kekuatan kolonialis Barat.  Perang besar akan pecah di Kawasan Asia Pasifik.  Di situlah kesempatan kita merdeka akan muncul.

 

Tidak sedikit orang yang meragukan Sukarno. Karena perang besar itu belum tentu pecah.  Memang kekuatan Jepang sedang tumbuh pesat sekali tapi kepastian perang itu belum ada.  Meskipun demikian  belakangan terbukti Sukarno yang benar.  Perang besar pecah di Asia pasifik antara Jepang melawan Barat.  Akhirnya Indonesia  merdeka.

 

Mengapa ada perbedaan sikap antara Sukarno dengan kawan kawannya sesame aktivis kemerdekaan?  Dugaan saya karena para aktivis kemerdekaan hanya bersikap realistis sedangkan Sukarno bersikap hyper realistis.  Apa itu hyper realistis?

 

Hyper realistis ini adalah istilah saya sendiri.  Sudah pernah saya paparkan dalam buku One Way Ticket to Happiness.  Intinya adalah sikap memperhitungkan realitas kekuasaan Allah swt.  Sedangkan sikap realistis yang berdasar budaya Barat, sama sekali tidak memperhitungkan kekuasaan Allah swt.  Sikap realistis hanya melihat kenyataan duniawi saja.

 

Jadi kita harus bersikap hyper rrelaistis. Artinya kita melibatkan Allah dalam setiap Langkah kita. Bagaimana caranya?  Ya dengan mendeket, mengabdikan diri. Ketika memohon berdoa itu kita paparkan keadaan yang senyatanya.  Kita haturkan juga tantangan yang dihadapi, kemudian memohon petunjuk, pertolongan dan bantuan Alah untuk mengatasi tantangan tersebut.

  

Anda pasti sudah sering melihat sendiri di tingkat individu kemajuan yang sangat pesat.  Bahkan banyak juga keluarga yang dulunya pas pasan bahkan prihatin setelah sekian tahun mereka menjadi keluarga mapan. Mereka mampu mengatasi berbagai kesulitan. Akhirnya mereka sukses.

 

 

Karena itu sejak sekarang mari kita ambil sikap hyper realistis.  Libatkan Allah swt dalam setiap persoalan yang kita hadapi.  Apabila bantuan Allah sudah turun  maka kendala sesulit apapun akan teratasi.  Ingat Sukarno dengan modal rakyat yang masih prihatin saja akhirnye bisa merebut kemerdekaan dan mendirikan negara besar.

 

Hyper realistis ini terbukti kunci sukses Sukarno dan banyak tokoh lain. Terimalah kenyataan kekuasaan mutlak Allah swt sebagai kunci sukses. Inilah pembuka pintu bantuan Allah swt.

  

 

 

Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler