x

Aspal. Ilustrasi Pembangunan Jalan

Iklan

Indŕato Sumantoro

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 12 Juli 2020

Minggu, 2 April 2023 20:47 WIB

Hilirisasi Aspal Buton, Tantangan Lama Bagi Presiden Baru

Apa tantangan hilirisasi aspal Buton untuk Presiden yang baru? Tantangannya adalah Presiden yang baru wajib mewujudkan hilirisasi aspal Buton secepatnya, di awal pemerintahannya. Jangan mengulangi kesalahan yang sama, yang telah dilakukan oleh pak Jokowi. Pak Jokowi ingin mewujudkan hilirisasi aspal Buton di akhir masa pemerintahannya. Dan itu, menurut para Investor sudah sangat-sangat terlambat. Para Investor ingin tahu siapa Presiden yang baru, pengganti pak Jokowi, sebelum mau berinvestasi di Indonesia. Dan kelihatannya tantangan hilirisasi aspal Buton ini tidaklah terlalu sulit untuk dapat dilaksanakan oleh Presiden yang baru.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Seperti yang telah kita ketajui bersama bahwa Presiden baru Republik Indonesia hasil pemilihan Umum 2024 akan dilantik pada tanggal 24 Oktober 2024. Dengan terpilihnya Presiden baru oleh rakyat secara demokrasi melalui pemilihan umum, maka hal ini berarti Presiden yang baru wajib bertanggung jawab kepada Allah SWT untuk lebih mengutamakan kepentingan rakyat. Adapun tujuan dari semua itu adalah untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan menjadi negara Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera.

Rakyat sangat berharap sekali kepada Presiden yang baru. Mungkin saking banyaknya harapan-harapan, pemerintahan yang baru, mungkin bingung harus memulai dari yang mana lebih dahulu? Apakah ada kriteria dan proses seleksi untuk memprioritaskan masalah apa yang harus menjadi fokus dan target utama dari pemerintahan yang baru nanti?. Yang pasti rakyat berharap pemerintahan yang baru harus jauh lebih baik lagi dari pemerintahan yang lama. Oleh karena itu, perlu dibuatkan daftar proyek-proyek strategis nasional apa saja yang belum sempat diwujudkan di dalam era pemerintahan pak Jokowi. Dan berdasarkan data-data tersebut akan dirumuskan proyek-proyek yang mana, yang paling low cost – high impact untuk menyejahterakan rakyat.

Sebelum proyek mana yang akan menjadi pilihan dan prioritas utama pemerintahan yang baru, harus didefinisikan terlebih dahulu, apa yang dimaksud dengan menyejahterakan rakyat itu. Hal ini penting, karena kesejahteraan rakyat merupakan tolok ukur dari keberhasilan suatu pembangunan. Oleh karena itu harus dibuat di awal proyek, apa-apa saja key performance indicator dari keberhasilan suatu proyek yang akan berdampak langsung terhadap kesejahteraan rakyat. Memang ini merupakan tantangan yang menarik bagi pemerintahan yang baru. Jangan sampai rakyat hanya akan menjadi penonton, dan selalu berada di pihak yang dirugikan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Apabila kita pehatikan, dari semua proyek-proyek strategis nasional yang belum sempat diwujudkan di dalam era pemerintahan pak Jokowi, kelihatannya yang telah memenuhi kriteria persyaratan low cost – high impact, adalah proyek hilirisasi aspal Buton. Pengertian low cost – high impact adalah dengan mengeluarkan uang sedikit, tetapi akan menghasilkan keuntungan yang banyak. Keuntungannya itu bukan saja dalam bentuk uang, tetapi juga dalam bentuk adanya peningkatan ekonomi lokal dan nasional. Khususnya akibat banyaknya multiplier effect terhadapa perekonomian rakyat kecil.

Sebelum kita melangkah lebih jauh lagi, pasti akan ada orang yang bertanya. Mengapa hilirisasi aspal Buton masih belum mampu diwujudkan di dalam era pemerintahan pak Jokowi? Mungkin jawaban yang paling masuk akal adalah karena kebergantungan pemerintah Indonesia terhadap aspal impor sudah sedemikian sangat besar sekali. Pemerintah sudah merasa sangat nyaman dengan aspal impor. Ada cerita yang mengatakan, bahwa ada seseorang yang ingin memesan aspal impor, tetapi dia belum sempat memesan, tetapi barang sudah datang. Sedangkan ada seseorang yang mau membeli aspal Buton. Meskipun sudah memesan sejak beberapa bulan yang lalu, tetapi barang tidak datang-datang. Mungkin ini merupakan sebuah ilustrasi yang perlu mendapatkan perhatian yang seksama dari pemerintahan yang baru.

Mengetahui bahwa kebergantungan pemerintah Indonesia terhadap aspal impor sudah sangat besar sekali, maka pak Jokowi telah memutuskan akan stop impor aspal pada tahun 2024. Dengan keputusan itu, pak Jokowi berharap akan ada banyak Investor yang akan tertarik untuk berinvestasi di bidang hilirisasi aspal Buton. Karena potensi bisnisnya akan sangat-sangat menggiurkan sekali. Yaitu, untuk mengsubstititusi aspal impor dengan aspal Buton sejumlah 1,5 juta ton per tahun. Atau senilai US$ 900 juta per tahun. Tetapi sangat disayangkan, mungkin pak Jokowi lupa bahwa masa pemerintahan pak Jokowi tidak akan lama lagi. Akibatnya para Investor itu sekarang sedang menunggu siapa Presiden yang baru, pengganti pak Jokowi di tahun 2024. Karena biasanya kalau ada Presiden yang baru, tentu akan ada kebijakan-kebijakan yang baru.

Apa tantangan hilirisasi aspal Buton bagi pemerintahan yang baru nanti? Tantangannya adalah masalah Investasi. Mengapa pak Jokowi gagal mewujudkan hilirisasi aspal Buton? Karena pak Jokowi baru peduli terhadap potensi yang sangat luar biasa dari aspal Buton di akhir masa pemerintahannya. Sebelum para Investor mau berinvestasi, mereka ingin tahu terlebih dahulu siapa Presiden yang baru pengganti pak Jokowi. Bagaimana arah kebijakan dan strategi bisnis pemerintahan yang baru. Mungkin akan ada terobosan yang lebih inovatif, yang akan dijanjikan kepada para Investor untuk mendapatkan kepastian usaha dan hukum dalam jangka panjang. Mungkin juga akan adanya insentif dan daya tarik lainnya, sehingga para Investor akan lebih antusias dan berminat untuk berinvestasi di Indonesia.  

Baru-baru ini ada berita yang sangat mengejutkan. Air Products and Chemicals Inc., perusahaan petrokimia asal Amerika Serikat (AS) memutuskan hengkang dari proyek konsorsium hilirisasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME). Proyek hilirisasi sendiri merupakan salah satu proyek kebanggaan Presiden Joko Widodo, karena digadang-gadangkan bisa menekan impor Liquified Petroleum Gas (LPG). Ini pun menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN). Padahal Kementerian Investasi/BKPM telah membuat Peta Jalan Hilirisasi Investasi Strategis, dimana telah menempatkan hilirisasi batu bara pada prioritas pertama investasi. Sedangkan hilirisasi aspal berada di urutan ke delapan prioritas investasi. Hal ini menunjukkan tidak adanya sense of crisis bahwa selama ini Indonesia telah impor aspal dalam jumlah sangat besar, padahal deposit aspal alam di pulau Buton sangat melimpah.

Dengan gagalnya rencana hilirisasi batu bara ini akan menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi pemerintahan yang baru. Mungkin Presiden yang baru nanti harus melakukan studi dan pengkajian ulang mengenai program hilirisasi industri secara lebih mendalam. Dan melakukan audit dan asesmen terhadap kinerja pelaksananaan hilirisasi-hilirisasi industri yang sekarang sedang berjalan. Untung hiliriasi aspal Buton masih belum terwujud. Sehingga dengan demikian, hilirisasi aspal Buton akan dapat dijadikan sebagai semacam Pilot Project untuk menjadi acuan dan role model dari hilirisasi-hilirisasi industri yang lain.

Mengapa harus hilirisasi aspal Buton yang akan dijadikan sebagai acuan dan role model bagi hilirisasi-hilirisasi industri lainnya? Karena hilirisasi aspal Buton adalah proyek strategis nasional yang low cost – high impact. Teknologi ekstraksi aspal Buton adalah teknologi yang handal, ekonomis, dan ramah lingkungan. Teknologi ini sangat sederhana apabila dibandingkan dengan teknologi-teknologi pemurnian pada smelter-smelter untuk bahan tambang mineral-mineral yang lainnya. Seharusnya program hilirisasi industri diawali dari yang paling mudah dan sederhana dulu. Dan seharusnya juga dibuat Pilot Project nya terlebih dahulu. Sehingga apabila Pilot Project ini sudah dinyatakan berhasil, maka kita tinggal memperbesar skalanya untuk memenuhi kebutuhan industri.

Apa tantangan hilirisasi aspal Buton untuk Presiden yang baru? Tantangannya adalah Presiden yang baru wajib mewujudkan hilirisasi aspal Buton secepatnya, di awal pemerintahannya. Jangan mengulangi kesalahan yang sama, yang telah dilakukan oleh pak Jokowi. Pak Jokowi ingin mewujudkan hilirisasi aspal Buton di akhir masa pemerintahannya. Dan itu, menurut para Investor sudah sangat-sangat terlambat. Para Investor ingin tahu siapa Presiden yang baru, pengganti pak Jokowi, sebelum mau berinvestasi di Indonesia. Dan kelihatannya tantangan hilirisasi aspal Buton ini tidaklah terlalu sulit untuk dapat dilaksanakan oleh Presiden yang baru.

 

Ikuti tulisan menarik Indŕato Sumantoro lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB