x

Peprustakaan Bookhive di Jakarta. Tempo/muhammad Hidayat

Iklan

Nur Hana Putri Nabila

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 8 April 2023

Sabtu, 8 April 2023 21:24 WIB

Perpustakaan Bookhive: Taman Baca Gratis Ibu Kota

Perpustakaan identik dengan ruangan tertutup dengan suasana yang sunyi. Berbeda dengan perpustakaan pada umumnya, Perpustakaan Bookhive ini berada di pinggir taman. Bookhive menyediakan berbagai macam buku untuk masyarakat secara gratis.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Bookhive terletak di Taman Situ Lembang, Menteng, Jakarta Pusat. Perpustakaan ini ramai dikunjungi masyarakat, tidak hanya kaum remaja, melainkan anak-anak dan juga orang dewasa. Selain membaca buku dengan pemandangan taman, para pembaca juga akan ditemani oleh banyaknya kucing yang lalu-lalang.

Bookhive adalah rak buku publik di mana masyarakat dapat menyumbang, membaca, dan mengambil buku secara gratis. Berbagai macam koleksi buku ada di sini, seperti novel fiksi, nonfiksi umum, puisi, buku anak-anak, textbook, dan ensiklopedia. Buku-buku yang ada di perpustakaan ini tidak hanya berbahasa Indonesia, tetapi juga banyak buku dengan tulisan berbahasa Inggris.

Perpustakaan Bookhive diresmikan bertepatan dengan Hari Buku Sedunia, tepatnya pada 23 April 2021. Ide ini berawal dari pencetus Bookhive, Farid Hamka yang menyadari Kota Jakarta sebenarnya memiliki banyak potensi. Ia ingin perpustakaan bersama pinggir jalan ada di Jakarta--layaknya di Jerman, Amerika, dan Inggris. Dengan bermodal suka membaca, Farid menghadiahkan sebuah perpustakaan bersama untuk Kota Jakarta, “Aku yang mulai dari pada nungguin ada yang mulai,” ujar Farid, Rabu (2/6).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perpustakaan Bookhive memiliki moto “Ambil Seperlunya, Sumbang Semampunya”. Makna moto itu adalah: pengunjung boleh mengambil buku yang ingin dibaca, apabila sudah selesai, bawa kembali ke Bookhive agar orang lain dapat menikmati buku tersebut. Dengan menggunakan sistem kejujuran tanpa harus ada tanda pendataan, Farid berharap masyarakat dapat ikut andil dalam gerakan literasi dengan menyumbangkan buku untuk dibaca orang lain. “Aku ingin membuat membaca jadi sesuatu aktivitas rutin untuk masyarakat Jakarta,” tutur Farid.

Farid senang perpustakaan bookhive yang ia hadiahkan untuk Jakarta sangat diminati oleh kaum literasi. Ia berencana melakukan ekspansi ke daerah pelosok atau ke daerah padat penduduk. Pria yang menjadi inisiator Bookhive ini mengaku sudah berkomunikasi dengan Dinas Pertamanan dan sedang dalam pengerjaan untuk meluaskan Bookhive di beberapa taman kota, salah satunya di Taman Spatodhea Jagakarsa, Jakarta Selatan. Wilayah Jagakarsa menurutnya banyak dihuni kalangan menengah ke bawah, sehingga dengan adanya perpustakaan terbuka itu, ia berharap dapat meningkatkan literasi di  wilayah padat penduduk tersebut.

Ia berharap dengan adanya perpustakaan di taman kota bisa memunculkan komunitas-komunitas literasi yang bisa mengurus Bookhive di tempat lain, sehingga tempatnya bisa lebih terurus. Dari situ, Farid berharap semakin banyak pegiat literasi yang mengadakan bedah buku, “Siapa tahu aja disini ada bedah buku bareng penulis, kumpul komunitas literasi, siapa tahu gitu, kan,” ujar Farid.

Meskipun terletak di dalam komplek Menteng, namun para pembaca tetap tertarik untuk berkunjung dan membaca di ruang terbuka. Seperti Bambang yang berdomisili di Manggarai, Jakarta Pusat, ia kerap datang ke Taman Situ Lembang untuk sekadar membaca buku. Bambang berharap, perpustakaan terbuka seperti Bookhive dapat berkembang ke seluruh Jakarta. Baginya, ia merasa tertolong dengan inovasi perpustakaan terbuka.  “Dengan membaca buku di sini, pikiran saya menjadi terang, dan tempatnya adem karena di depan taman,” tutur Bambang ketika ditanya langsung oleh Institut, Rabu (2//6).

Perpustakaan Bookhive juga sempat viral di media sosial. Itu terjadi berkat unggahan Sintia Astarina di akun Instagram dan Twitter miliknya @sintiawithbookssalah. Ia diketahui merupakan seorang Bookstagrammer. Ketika dihubungi Institut pada Sabtu, 5 Juni, Sintia menilai desain Perpustakaan Bookhive yang unik, menjadi daya pikat bagi siapa pun yang melewatinya. Ia tidak terkejut jika antusiasme masyarakat untuk membaca di Perpustakaan Bookhive ini begitu tinggi. “Aku ingin mengenalkan ke masyarakat kalau Jakarta punya perpustakaan ini agar mereka punya inisiatif serupa untuk membuat hal yang seperti ini,” ujar Sintia.

Sintia lantas memberikan pelbagai tips untuk meningkatkan minat baca, yaitu dengan mencari buku yang menarik, mengikuti diskusi buku, dan bergabung ke komunitas pecinta buku. Ia berharap perpustakaan seperti itu mampu menyodorkan manfaat kepada khalayak luas. “Aku sangat bersyukur dan mengapresiasi inisiatif untuk memajukan literasi di Indonesia ini,” pungkas Sintia.

Ikuti tulisan menarik Nur Hana Putri Nabila lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler