x

Iklan

Malik Ibnu Zaman

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 16 Oktober 2022

Senin, 10 April 2023 15:08 WIB

Jangan Hanya Menolak Tanpa Memberikan Solusi

Perhelatan Piala Dunia U-20 2023 tinggal sebentar lagi. Sementara itu, penolakan atas kedatangan Israel U-20 pun semakin menguat. Penolakan tersebut datang dari berbagai pihak, mulai dari Persaudaraan Alumni 212, Majelis Ulama Indonesia, PKS, DPD PDIP DKI Jakarta, DPD PDIP Jawa Timur, hingga Gubernur Bali I Wayan Koster, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Perhelatan Piala Dunia U-20 2023 tinggal sebentar lagi. Sementara itu, penolakan atas kedatangan Israel U-20 pun semakin menguat. Penolakan tersebut datang dari berbagai pihak, mulai dari Persaudaraan Alumni 212, Majelis Ulama Indonesia, PKS, DPD PDIP DKI Jakarta, DPD PDIP Jawa Timur, hingga Gubernur Bali I Wayan Koster, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Penolakan tersebut membuat drawing atau pembagian grup negara peserta Piala Dunia U-20 2023 yang seharusnya dilaksanakan pada 31 Maret di Bali ditunda. FIFA secara resmi menunda drawing tersebut.

Indonesia memang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Tetapi kita harus paham bahwa konsekuensi menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, adalah menerima kedatangan negara yang ikut serta dalam perhelatan olahraga tersebut. Saya yakin keikutsertaan Israel dalam Piala Dunia U-20, tidak akan mengubah sedikitpun dukungan Indonesia terhadap Palestina.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Memang olahraga tidak boleh dicampur adukan dalam politik, meskipun ya kita tahu bahwa FIFA juga standar ganda. Sebenarnya menarik untuk ditelisik lebih dalam, apakah mereka yang menolak ini murni dari hati nurani, atau jangan-jangan ada unsur politis di dalamnya. Sebab sebelumnya beberapa atlet Israel bisa tampil di Indonesia.

Misalnya Pada kejuaraan bulutangkis BWF 2015 di Istora Senayan, pada 2022 atlet panjat tebing Israel tampil di kejuaraan dunia panjat tebing yang diadakan di Indonesia. Lalu terbaru atlet Israel tampil kejuaraan dunia velodrome 2023, dan berhasil menjadi juara 3. Sementara sepak bola ramai penolakan, apakah ini karena tahun ini adalah tahun politik, dan antusiasme masyarakat Indonesia terhadap sepak bola luar biasa.

Kemudian mereka yang menolak seharusnya jauh-jauh hari, jangan malah dadakan seperti tahu bulat. Padahal sebelumnya Gubernur Bali, Koster sudah menandatangani jaminan pemerintah untuk menjadi salah satu venue penyelenggaraan Piala Dunia U-20, termasuk pengundian Piala Dunia U-20.

Israel memastikan tiket untuk tampil di Piala Dunia U-20 sejak Juli 2022, setelah mengunci tiket final Piala Eropa U-19. Logikanya kalau mau menolak ya sejak saat itu. Kalau menolak sejak lama, kemudian batal menjadi tuan rumah, setidaknya anggaran yang digelontorkan oleh pemerintah bisa dialihkan untuk kepentingan lain.

Mereka yang menolak juga harus memikirkan solusi, jangan hanya menolak tanpa memberikan solusi. Bagaimana jadinya jika gara-gara hal tersebut, sepak bola Indonesia di banned atau dibekukan oleh FIFA. Lalu bagaimana nasib mereka yang menggantungkan hidupnya dari sepak bola. Bukan hanya satu, dua orang saja loh di negeri ini yang menggantungkan hidupnya dari sepak bola, tetapi ratusan ribu orang.

Apakah hal tersebut bukan masalah kemanusiaan?. Saya kira hal tersebut juga termasuk ke dalam masalah kemanusiaan. Juga jangan sampai mengorbankan semangat anak bangsa yang ingin membanggakan Indonesia lewat event olahraga.

Kepedulian terhadap kemanusiaan, solidaritas kemanusiaan sangat baik sekali, merupakan hal yang luar biasa, hal yang sangat mulia. Tetapi jangan sampai solidaritas kemanusiaan terhadap bangsa lain, tidak diimbangi dengan kemanusiaan di tanah tempat kita lahir. Maka dari itu solidaritas kemanusiaan itu dimulai dari lingkungan sekitar kita, dan jangan hanya sekedar kata-kata. Tetapi juga harus disertai tindakan nyata.

Semoga segera ditemukan jalan terang untuk mengatasi permasalahan tersebut. Yakinlah setiap permasalahan pasti ada jalan keluarnya. Semoga ada jalan keluar untuk menjawab permasalahan tersebut. Serta, semoga di negeri tercinta ini tidak ada yang mencampuradukkan antara olahraga, dan politik.

 

 

 

 

 

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Malik Ibnu Zaman lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu