x

Iklan

Christian Saputro

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 18 Juni 2022

Senin, 10 April 2023 19:29 WIB

Hikayat Kue Cakue

Kue ini ternyata mempunyai sejarah panjang. Adalah seorang jendral besat Yue Fei yang hidup di zaman Dinasti Sung Selatan (1103-1142).Kisah sejarah Jendral Yue Fei ini mengandung epik sejarah mendalam bagi masyarakat Tionghoa.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mungkin Anda sering menikmati camilan  kue Cakue. Baik untuk teman minum teh, atau dalam irisan bubur ayam. Di sejumlah daerah di Jawa Tengah, kue cakue atau umumnya juga disebut kue bolang baling ini nikmat dimakan di pagi hari bersama bubur kacang hijau, bubur ayam, berikut secangkir teh atau kopi panas.

Kue ini ternyata mempunyai sejarah panjang. Adalah seorang jendral besat Yue Fei yang hidup di zaman Dinasti Sung Selatan (1103-1142).Kisah sejarah Jendral  Yue Fei ini mengandung epik sejarah mendalam bagi masyarakat Tionghoa.

Jenderal Yue Fei yang ahli silat dan bijaksana itu konon dipunggungnya ditato oleh ibunya disaksikan istrinya.   Yue Fei ditato empat huruf sakti, yaitu Jin Zhong Bao Guo, yang punya makna segenap hati setiap dan membela negara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Ketua Boen Hian Tong Harjanto Halim, keberhasilan Jenderal Yue Fei menghancurkan serangan bala tentara dari utara harus berakhir. Dia difitnah oleh salah seorang menteri dari Raja, yaitu Chin Kuai. Akibat fitnah yang menuduh Jenderal Yue Fei mau memberantak, Yue Fei dihukum mati oleh sang Raja.

Yue Fei dengan tegar menghadap Raja dan menerima hukuman dengan ikhlas. Lebih lanjut, Harjanto, mengemukakan, masyarakat sedih, tetapi nama kebesaran Yue Fei tersebar di mana-mana. Biara-biara Yue Fei tersebar di negeri China, terutama di daerah Han Chou, tempat biara Sang Pahlawan Yue Fei (Yue Huang Miao).

“Sebagai balasan terhadap menteri yang culas itu, rakyat mau memprotes, tetapi tidak berani beraksi. Gantinya, mereka membuat kue cakwee (tjah kwee atau cakue), makanan asal Tiongkok terbuat dari tepung terigu, ragi, soda, garam, dan ammonium bicarbonat. Adonan itu kalau sudah mekar seperti tongkat, kadang dua tongkat dililitkan melingkar. Kue itu ibarat menteri culas itu, yang lalu dimakan oleh rakyat,” papar Harjanto dihadapan peserta Heritage Walk Jelajah Pecinan yang mapir di Gedung Rasa Dharma dan disuguhi kue Cakue.

Lelih lanjut, Ketua Kopi Semawis, Harjanto Halim, menandaskan, ini merupakan contoh baik bagi rakyat yang tidak suka pejabat, sebaiknya jangan demo atau main merusak. “Bikin saja kue yang enak, ibarat menteri atau pejabat publik yang buruk, kue itu dinamai saja dan dimakan. Malah mengenyangkan,” ujarnya.  

*) Christian Heru Cahyo Saputro, Badogger tinggal di Semarang

Ikuti tulisan menarik Christian Saputro lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler