x

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendampingi Presiden Joko Widodo Kunker ke Kebumen, 9 Maret 2023. (Sumber foto:BPMI Setpres/Laily Rachev)

Iklan

Harrist Riansyah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 7 April 2023

Selasa, 11 April 2023 19:33 WIB

Dari Ganjar ke Prabowo

menjelang waktu pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden, berbagai dinamika terjadi diperpolitikan tanah air yang baru-baru ini diterpa dari kubu pemerintahan yang memperlihatkan adanya perubahan dukung pencapresan yang semula ditunjukkan kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar ke Menhan Prabowo Subianto.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pemilihan Presiden (Pilpres) Indonesia sudah kurang dari satu tahun lagi. Berbagai calon dari banyak kalangan sedang berlomba untuk menarik simpati dan perhatian masyarakat demi menjadi orang nomor satu di Indonesia. Dalam rilis berbagai lembaga survei ada tiga nama yang mencuat dan digadang-gadang memiliki peluang paling besar untuk memenangkan Pilpres tahun depan. Ketiga orang tersebut ialah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, dan Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Dari ketiga nama tersebut hanya Anies Baswedan yang dianggap sebagai oposisi dari pemerintahan Presiden Joko Widodo sekarang ini, Sedangkan Ganjar dan Prabowo direpresentasikan sebagai pihak pro-pemerintah pusat.

Namun menarik dalam rentang beberapa bulan terakhir elektabilitas Ganjar dan Prabowo mengalami kenaikan berkat endorse yang dilakukan Presiden Jokowi diberbagai kesempatan. Terkhususnya Ganjar Pranowo bisa dibilang mendapatkan endorse paling besar dan paling banyak dari Presiden Jokowi yang bisa dilihat pada November 2022 di GBK dimana lontaran “rambut putih” Jokowi pada pidatonya saat itu menjadi perbincangan hangat publik ketika itu.

Tetapi dalam beberapa waktu terakhir Presiden Jokowi lebih banyak mempromosikan Prabowo Subianto yang notabene menjadi pesaing dalam 2 Pilpres terakhir yang membuat masyarakat terbelah akibat politik identitas yang sangat dimainkan ketika itu. Namun masuknya kubu Prabowo kedalam kabinet dan pandemi Covid-19 membuat persepsi publik terhadap keputusan Ketum partai Gerindra tersebut dinilai tepat oleh sebagian masyarakat yang membuat ia diperhitungkan sebagai sosok keberlanjutan dari pemerintahan Jokowi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Disisi lain Ganjar Pranowo yang merupakan kader dari PDIP yang baru-baru ini menyatakan penolakannya terhadap Timnas U-20 Israel yang akan datang ke Indonesia yang akhirnya membuat Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 yang seharusnya diadakan pada bulan depan membuat persepsi publik terhadapnya menjadi berubah. Publik semula menganggap ia sebagai tokoh yang paling mendekati dari keberlanjutan Presiden Jokowi menjadi menaruh kecurigaan ataupun beralih dukungan kepada pihak lain mengingat Jokowi dalam pernyataan mengenai Timnas Israel lebih menekankan untuk memisahkan politik dan olahraga yanf tentu berbeda dengan Gubernur Jawa Tengah tersebut. Hal ini membuat banyak pihak berspekulasi dukungan yang semula ditunjukkan untuk Ganjar beralih ke Prabowo sebagai tokoh yang merepresentasikan Jokowi sekaligus memiliki modal yang kuat dari segi elektabilitas dan partai koalisi untuk memenangkan Pilpres mendatang. Ada empat hal yang menurut penulis memperlihatkan beralihnya pendukung Jokowi dari Ganjar ke Prabowo yaitu;

Musra

Musra merupakan singkatan dari Musyawarah Rakyat diinisiasi oleh organisasi relawan Pro Jokowi (Projo) untuk menyaring nama-nama calon presiden dan wakil presiden dengan mengadakan musyawarah yang didatangi oleh masyarakat dari berbagai kalangan ditiap kota di tiap provinsi di Indonesia. Musra yang semula digadang-gadang sebagai alat untuk unjuk kekuatan dukungan Ganjar diberbagai daerah di Indonesia justu menghasilkan hal yang mengejutkan dengan berbagai musra yang diadakan Ganjar harus bersaing ketat dengan Prabowo dan Ketum Golkar Airlangga Hartanto. Bahkan Ketua Relawan Ketua Pro Jokowi, Budi Arie pada awak media pada tahun lalu mengatakan siap mendukung Prabowo jika Jokowi juga mendukung Prabowo menjadi presiden selanjutnya.

Relawan Jokowi

Tidak hanya pada musra beralihnya dukungan dari Ganjar ke Prabowo juga diperlihatkan adanya organisasi relawan ataupun perseorangan yang sebelumnya mendukung Jokowi pada Pilpres lalu, memutuskan untuk mendukung Prabowo pada Pilpres mendatang seperti yang dilakukan oleh Relawan Jokowi Mania Nusantara (JoMan) yang pada awal tahun ini memutuskan untuk mendukung Prabowo menjadi Capres di Pilpres 2024 dan mendirikan Prabowo Mania 08 yang dipimpin oleh Immanuel Ebenazer. Padahal sebelumnya Joman sempat mendirikan Ganjar Pranowo Mania (GP Mania), namun karena Ganjar tidak urung juga diumumkan jadi capres organisasi relawan ini memutuskan untuk membubarkan diri. Dari sini sudah terlihat bahwa memang relawan Jokowi seperi Projo dan Joman memang menaruh loyalitas pada sosok Presiden Jokowi bukan pada Ganjar Pranowo jadi jika sewaktu-waktu Jokowi mengalihkan dukungannya dari Ganjar bisa saja mayoritas organisasi relawannya mengalihkan dukungannya ke calon tersebut dibandingkan Ganjar yang sering disebut sebagai Little Jokowi oleh banyak pihak.

Endorse Presiden

Dukungan atau endorse Presiden juga menjadi faktor yang menentukan pada gelaran Pilpres tahun depan, hal ini terlihat pada sosok tokoh-tokoh yang diendorse secara terus-menerus oleh Jokowi seperti Ganjar dan Prabowo mengalami kenaikkan elektablitas diberbagai hasil survei. Ganjar yang sejak pertengahan tahun lalu menjadi satu-satunya sosok yang di-endorse oleh Presiden Jokowi mendapat berkah elektoral yang besar pada tahun lalu, tetapi sejak Presiden Jokowi mulai meng-endorse banyak pihak dari Prabowo, Sandiaga Uno, Airlangga Hartanto, hingga Yusril Ihza Mahendra mendapat berkah elektoral dari pernyataan Jokowi tersebut yang membuat elektabilitas Ganjar justru mengalami stagnan pada tahun ini.

Endorse Jokowi meski banyak yang beranggapan hanya untuk menyenangkan pendukungnya mengingat endorse yang dilakukan pada saat acara partai pendukungnya, tetapi hal yang berbeda yang dilakukan Jokowi pada Ganjar dan Prabowo. Ganjar yang sering di-endorse Jokowi pada saat acara relawan pendukungnya pada tahun lalu, mulai juga meng-endorse Prabowo diberbagai kesempatan partai lain maupun pada saat acara kenegaraan yang menjadi penyelamat elektabilitas Ketum Gerindra ini yang mengalami penurunan yang signifikan pada tahun lalu. Apalagi akhir-akhir ini endorse Presiden Jokowi lebih banyak ditekankan pada sosok Prabowo dibandingkan Ganjar, hal ini bisa saja terjadi karena dua hal, pertama untuk menjadi calon cadangan Jokowi jika Ganjar nantinya tidak jadi dicalonkan oleh PDIP, dan kedua pernyataan Ganjar yang menolak Timnas U-20 Israel yang pada akhirnya batalnya Piala Dunia U-20 di Indonesia yang membuat kecewa banyak pihak khususnya para penggemar sepakbola di tanah air.

Parpol Pendukung

Tidak hanya relawan yang mulai mengalihkan dukungannya, para partai-partai politik pendukung Jokowi juga sudah mulai mengalihkan dukungannya dari Ganjar ke Prabowo, apalagi ada isu koalisi besar antara Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang kemungkinan besar akan mencalonkan Prabowo menjadi Capres dari koalisi besar ini. Tentu rencana tersebut mengejutkan banyak pihak mengingat KIB sebagai koalisi yang pertama kali dideklarasikan untuk Pilpres 2024 selalu digadang-gadang akan menjadi ‘sekoci Ganjar’ jika sewaktu-waktu Gubernur Jawa Tengah itu tidak dicalonkan oleh PDIP.

Tidak hanya KIB Partai Solidaritas Indonesia (PSI) juga mulai mengalami keragu-raguan mengusung  Ganjar karena penolakan terhadap Timnas Israel U-20, dan juga memiliki ketertarikan untuk masuk ke koalisi besar KIR dan KIB, meski pada akhirnya PSI menegaskan tetap akan mendukung Ganjar menjadi Capres meski bisa masuk kedalam koalisi besar tersebut.

Dari kedua hal tersebut nampak terlihat partai-partai yang semula akan mendukung Ganjar untuk menjadi capres mulai mengalihkan dukungannya yang kemungkinan besar disebabkan akibat pernyataan Ganjar soal kedatangan Timnas Israel ke Indonesia dan juga PDIP yang tidak kunjung mengumumkan nama capres mereka padahal waktu pendaftaran semakin dekat yang tentu jika memutuskan mengusung Ganjar mendekati akhir pendaftaran tidak akan menguntungkan partai pendukung lain dengan coattail effect kecuali PDIP karena Ganjar merupakan kader PDIP, meski PDIP sendiri tidak memercayai coattail effect pada saat mencalonkan Jokowi dua kali pada Pilpres 2014 &2019.

Jadi bisa dilihat terjadi perpindahan dukungan secara berangsur-angsur dari berbagai elemen yang semula mendukung Ganjar menjadi capres berubah mendukung Prabowo yang merupakan lawan Jokowi pada dua Pilpres terakhir namun menjadi bawahan Jokowi yang paling loyal dan memiliki kinerja yang baik sebagai Menteri Pertahanan. Disisi lain Ganjar yang sering disebut sebagai little Jokowi mulai diragukan banyak pihak setelah pernyataannya mengenai Timnas Israel berbeda dengan Jokowi dan juga kepastian Ganjar akan dicalonkan PDIP membuat para pendukung Jokowi mulai mengalihkan dukungannya pada calon lain yang lebih memilki kepastian akan maju sebagai capres dan merupakan sosok yang akan melanjutkan program Jokowi yang sosok tersebut lebih banyak ditunjukkan kepada Prabowo Subianto yang sebagai Ketum Gerindra yang memiliki peluang besar untuk dicalonkan dan juga merupakan Menteri dibawah Presiden Jokowi sekarang ini.

Ikuti tulisan menarik Harrist Riansyah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB