x

sumber ilustrasi: nypost.com

Iklan

trimanto ngaderi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 22 September 2022

Minggu, 16 April 2023 17:29 WIB

Wahai Perempuan, Berhentilah Pergi ke Salon!

Rasa tidak puas adalah sumber dari ketidakbahagiaan. Ia senantiasa membanding-bandingkan miliknya dengan kepunyaan orang lain. Ia selalu terdorong untuk menjadi orang lain. Akibatnya, ia berusaha terus-menerus ingin merubah dirinya agar seperti orang lain yang diidolakannya. Tak peduli lagi berapa pun biaya yang mesti dikeluarkan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Hidung pesek, alhamdulillah;

Rambut keriting alhamdulillah;

Berkulit hitam juga alhamdulillah;

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

(Coba dinyanyikan seperti lagu Baju Baru, Dea Ananda, hehe…)

Tulisan ini tidak bermaksud melarang para perempuan untuk pergi ke salon.  Namun, sejauh pengamatan saya akhir-akhir ini, mereka pergi ke salon sudah sedikit melenceng dari tujuan semula.

Tubuh fisik, terutama bagi perempuan, memang perlu dirawat dengan baik. Salah satunya adalah perawatan di salon. Tujuannya agar tubuh tampak lebih bugar, sehat, dan cantik tentunya. Permintaan akan perawatan tubuh saat ini meningkat tajam, tidak hanya di kota-kota besar, tapi hingga sampai di kota-kota kecil tingkat kecamatan, termasuk di daerah saya. Berbagai jenis salon kecantikan dan perawatan tubuh muncul bak cendawan di musim penghujan.

Perawatan tubuh telah menjadi sebuah gaya hidup, tidak hanya bagi perempuan, bahkan juga bagi laki-laki. Didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang pesat (dibuktikan dengan adanya peningkatan pendapatan per kapita), sekaligus ditunjang adanya berbagai platform media sosial, membuat orang ingin tampil lebih keren, lebih cantik atau tampan, bahkan ingin lebih daripada orang lain.

Terobsesi Ingin Seperti Orang Lain

Inilah kekhawatiran saya sehingga membuat judul seperti di atas. Orang pergi ke salon tak sekedar untuk merawat tubuh, akan tetapi telah ditunggangi oleh keinginan lain, yaitu ingin menjadi orang lain. 

Ia ingin rambutnya seperti model rambut artis A. Ia ingin model alis dan bulu matanya seperti selebgram si B. Ia pingin sekali gaya dandannya mirip penyanyi C. Dan seterusnya. Sebenarnya tidak salah juga ketika muncul keinginan seperti itu. Boleh-boleh saja, sah-sah saja.

Lalu, di mana persoalannya?

Ketika ia tak lagi mampu mensyukuri apa yang telah dimilikinya. Dalam arti, ia tak lagi merasa puas dengan segala sesuatu yang ada pada dirinya. Hal ini tentu berbahaya, bukan berbahaya bagi orang lain, tapi bahaya bagi dirinya sendiri. Apa pasal?

Rasa tidak puas adalah sumber dari ketidakbahagiaan. Ia senantiasa membanding-bandingkan miliknya dengan kepunyaan orang lain. Ia selalu terdorong untuk menjadi orang lain. Akibatnya, ia berusaha terus-menerus ingin merubah dirinya agar seperti orang lain yang diidolakannya. Tak peduli lagi berapa pun biaya yang mesti dikeluarkan.

Naasnya lagi, ia rela hingga harus pergi ke luar negeri untuk melakukan operasi plastik dan operasi-operasi lainnya: agar hidunya lebih mancung lah, agar kulit wajahnya tampak lebih muda dari usianya, agar payudaranya tampak lebih besar, agar ini agar itu, dan seterusnya. Bahkan, operasi berganti kelamin karena tidak puas (merasa tersiksa) dengan gender pemberian Tuhan.

Aneh bin ajaib, ketika keinginan-keinginan itu ada yang tercapai, ternyata ia belum merasa puas juga. Dorongan untuk menjadi orang lain muncul kembali. Setelah ingin seperti artis A, ia ingin juga seperti artis B. Demikian seterusnya tiada habis-habisnya. Jika demikian, sampai kapan ia akan merasa puas. Sampai kapan ia akan merasakan kebahagiaan.

 

Kunci Kebahagiaan Adalah Be Yourself

Setiap manusia adalah unik. Masing-masing orang memiliki karakter yang khas terkait tubuh fisik. Mulai dari jenis dan warna rambut, warna bola mata, bentuk hidung, bentuk wajah, susunan gigi, ukuran payudara, termasuk suara setiap orang pun berbeda. Ada yang bertubuh pendek, ada yang tinggi. Ada yang gemuk, ada yang kurus. Seperti sebuah pelangi, manusia pun begitu beragam.

Itulah karunia Tuhan untuk setiap ciptaanNya yang seharusnya disyukuri. Dia adalah desainer terbaik. Semua ciptaanNya di alam semesta ini telah dirancang sedemikian rupa, telah melalui perhitungan yang cermat. Orang buruk rupa, atau cacat fisik sekalipun adalah tetap yang terbaik menurut Dia. Karena dia menciptakan segala sesuatu didasari dengan Kasih, Cinta.

Oleh karena itu, bagi orang yang beriman (apapun agama Anda) sudah sepantasnyalah untuk senantiasa bersyukur, merasa berpuas diri, terhadap apapun yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Wujud dari rasa syukur adalah penerimaan. Menerima diri apa adanya. Menjadi diri sendiri. Be yourself.

Tak sepatutnya menoleh kepada orang lain. Ingin memiliki sesuatu yang bukan milik kita. Ingin menjadi sesuatu yang bukan diri kita.

Tampillah dengan menjadi diri sendiri. Tampillah dengan penuh percaya diri. Tak ada gunanya kita berpura-pura dengan menjadi orang lain.

Rawatlah tubuh Anda. Pergilah ke salon. Tapi ingat, jangan sampai melampui batas.

 

Etika Pergi ke Salon

Sebagai penutup, ini perlu saya sampaikan terutama kepada kaum Muslimah. Ada beberapa rambu-rambu yang perlu diperhatikan ketika ingin pergi ke salon, di antaranya:

  • Wajib dilayani oleh perempuan juga. Islam melarang seorang perempuan dilayani oleh laki-laki, tujuannya adalah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan (pelecehan seksual, tindakan asusila lainnya);
  • Produk-produk yang digunakan juga harus halal. Tidak boleh menggunakan produk yang mengandung bahan babi, atau bahan yang diharamkan lainnya;
  • Proses atau cara perawatan tubuh yang dilakukan juga tidak melanggar syariat (misal, harus membuka aurat, berbau magic, terapi yang berisiko tinggi, dll);
  • Tidak mubadzir atau menghambur-hamburkan uang, dalam arti mengorbankan kebutuhan lain yang lebih mendesak hanya karena gengsi atau tuntutan gaya hidup;
  • Merawat tubuh bukan untuk tujuan pamer (pamer di media sosial, ingin mendapat pujian, merasa paling cantik, dsb).

(Selama Anda masih ingin menjadi orang lain, selama itu pula Anda takkan pernah merasakan kebahagiaan).

 

Ikuti tulisan menarik trimanto ngaderi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Establishment

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Rabu, 10 April 2024 09:18 WIB

Terkini

Terpopuler

Establishment

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Rabu, 10 April 2024 09:18 WIB