x

cover buku Office Boy Kuliah di New York

Iklan

Handoko Widagdo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Kamis, 20 April 2023 19:34 WIB

Office Boy Kuliah di New York

Otogiografi Julius Surya Djohan yang menginspirasi mereka yang mau bekerja keras dan berhasil.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Judul: Office Boy Kuliah di New York

Penulis: Julius Surya Djohan

Tahun Terbit: 2017

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia

Tebal: xxi + 362

ISBN: 978-602-424-760-7

 

Banyak orang yang mempunyai bakat bisnis memutuskan untuk membuka usaha sendiri. Namun sangat sedikit mereka yang punya bakat brilian dalam berbisnis memilih untuk menjadi seorang profesional yang membantu bisnis orang lain. Atau, seperti Mochtar Riady yang awalnya sebagai profesional yang membantu para pemilik bank, akhirnya memilih terjun mengelola bisnisnya sendiri.

Salah satu dari sedikit orang yang mempunyai talenta hebat dalam berbisnis tetapi memilih untuk menjadi profesional bisnis adalah Julius Surya Djohan (JSD). JSD mengabdikan hidupnya dan karirnya membantu pihak lain untuk membesarkan bisnisnya. Ia tidak tertarik untuk memiliki bisnis sendiri. Karyanya dalam membantu bisnis orang lain sungguh luar biasa. Itulah sebabnya tenaga dan pikirannya tetap dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan besar yang membuat pensiunnya tertunda.

Rentang bisnis yang digelutinya sangat luas. Ia terlibat dalam bisnis ekspor-impor hasil bumi, seperti karet. Ia juga terlibat dalam bisnis korek api, keramik, cat, kelapa sawit, rokok dan sebagainya. Luasnya rentang bidang bisnis ini menunjukkan bahwa ilmu managemen yang dimilikinya sangat luas. Luasnya rentang bidang bisnis ini juga menunjukkan bahwa JSD adalah seorang yang fleksibel dan mampu mengadaptasi ilmu yang dimilikinya ke berbagai bidang.

JSD adalah profesional bisnis yang serbabisa. Ia terlibat dalam bisnis yang baru dimulai, seperti PT KIA yang memproduksi keramik modern dan XL Axiata. Ia juga piawai dalam mendampingi kelompok usaha yang ingin berkembang pesat dan mengubah gaya managemen keluarga menjadi managemen profesional seperti Group Mahakam. Tidak hanya itu, JSD juga mampu berperan dalam mengatasi perusahaan yang terancam bangkrut seperti PT. Bentoel. Dalam buku ini JSD membahasnya secara cukup detail tentang apa-apa yang dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang mempunyai isu berbeda-beda tersebut.

Siapakah JSD? Bagaimana perjuangannya sehingga bisa mencapai sukses yang luar biasa? Mengapa buku ini dijuduli “Office Boy Kuliah di New York”?  Misteri tersebut akan terungkap jika kita membaca otobiografi yang ditulisnya saat ia berusia 84 tahun.

JSD adalah cucu dari Yo Kiem Lay, seorang peranakan Tionghoa yang awalnya bekerja sebagai kuli sampai kemudian menjadi pengusaha hotel dan pom bensin. Sayang usaha sang kakek tersebut bangkrut karena dipajaki luar biasa oleh Pemerintah Belanda.

JSD mengalami kehidupan masa kecil yang penuh perjuangan. Ia harus menjadi office boy di hotel milik sang paman. Pekerjaannya adalah membersihkan kamar hotel termasuk toiletnya dan membawa barang para tamu. Namun dari  pekerjaan tersebut ia belajar bagaimana menjadi seorang profesional yang handal. Kreatifitas JSD muncul saat ia menciptakan gerobag dorong supaya bisa mengangkut barang milik tamu dengan ringan.

Masa remajanya diwarnai dengan sekolah dan bekerja di berbagai perusahaan. JSD sempat bersekolah di kampungnya, di Tarutung dan kemudian di Medan. Saat sudah mulai mapan di Jakarta ia juga memilih untuk mengambil banyak kursus dan kuliah, sehingga akhirnya bisa sampai kuliah Universitas Syracuse di New York. Itulah sebabnya otogiografi ini dijuduli “Office Boy Kuliah di New York.”

JSD adalah seorang yang berani dan bahkan nekat. Keinginannya untuk bersekolah di Medan dari Sibolga dilalui dengan sembunyi di bawah terpal supaya tidak diketahui oleh Belanda. Saat memutuskan ke Jakarta ia belum tahu sama sekali Jakarta. Ia berangkat dengan kapal laut seorang diri. Saat bekerja di Jakarta ia berani mengemban tugas ke bank dengan naik sepeda, padahal ia belum paham sama seklai jalan-jalan di Jakarta. Keberaniannya yang cenderung nekat ini adalah modal besar yang berperan saat ia membesarkan bisnis yang baru mulai dan membenahi bisnis yang terancam bangkrut. Saat ia terlibat dalam pendirian pabrik keramik modern di Tanjung Pandan, Belitung, perusahaan mengalami masalah pengiriman semen dari Gresik. Sebab tidak ada kapal besar yang melayani jalur Gresik Belitung. JSD memutuskan untuk memakai perahu Madura untuk mengangkut semen tersebut! Berani sekali, tetapi berhasil. Upaya-upaya nekad tetapi kreatif sangat membantu saat memulai sebuah usaha baru. Sebab dalam bisnis baru selalu saja ada hal-hal yang tak terpikirkan sebelumnya. Kreatifitas dan kenekatan juga ditunjukkan saat JSD di XL Axiata.

JSD adalah seorang yang sabar tetapi tegas. Kesabaran dan ketegasannya terlihat saat ia mendampingi Nancy dan Nanny Tjandra dari Group Mahakam dalam mengubah gaya managemen keluarga ke managemen profesional. Tidak mudah untuk mengubah peran pemilik dalam pengelolaan perusahaan sehari-hari.

JSD tidak hanya berkisah tentang orang-orang besar yang berperan dalam hidupnya. Dalam buku ini JSD memang banyak menyebut nama-nama pebisnis kondang. Namun selain para pebisnis kondang. JSD juga memuat tentang pembantu yang membersihkan rumah, sopir dan tukang masak yang menurutnya memberi adil dalam keberhasilannya.

JSD menceritakan bagaimana ia membentuk keluarga bersama Louise Mei Ching. Mei Ching adalah seorang perawat yang ditemuinya di rumah sakit saat ia dirawat karena sakit lambung. JSD membangun keluarga yang bahagia bersama dengan Louise dan ketiga anaknya.

Buku ini disajikan dengan runtut dan menarik. Bagian-bagian hidup JSD yang bisa menjadi teladan diungkapkan dengan gamblang dan terang. Saya yakin keruntutan dan kemenarikan buku ini adalah berkat sentuhan tiga orang editor. Terima kasih kepada A. Bobby Pr, Yanuar Marwoto dan Galang Aji Putro. Berkat editing yang dikau lakukan, saya bisa banyak belajar dari kehidupan JSD yang tertuang dalam “Office Boy Kuliah di New York.” 745

Ikuti tulisan menarik Handoko Widagdo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler