x

ilustr: ACR

Iklan

sucahyo adi swasono

Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang (PTS); Call Center: 0856 172 7474
Bergabung Sejak: 26 Maret 2022

Rabu, 26 April 2023 05:34 WIB

Di Altar Panggung Kehidupan

Kembalilah kepada konsepsi hidup seimbang menurut ketentuan Tuhan, hukum alam dari Tuhan yang universal bagi umat manusia di Dunia yang disebut Sunnatullah. Dan, praktikkanlah ke dalam tindak nyata tanpa berpura-pura atau bersandiwara.  

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

"Dunia ini panggung sandiwara, ceritanya mudah berubah ..." 

Begitulah yang pernah kudengar dan kupahami, sepenggal lirik lagu yang berjudul Panggung Sandiwara karya cipta Taufiq Ismail dan Ian Antono God Bless yang dilantunkan oleh Ahmad Albar. Adalah tentang realitas kehidupan umat manusia di Bumi. Dan, seperti itulah gambaran singkat yang tersirat dan terbaca dari lagu tersebut.

Ada yang berperilaku polos, lugu, jujur, sederhana, apa adanya, dan ada pula yang ber-"kura-kura dalam perahu". Semuanya tak jauh dari dua hal yang dimikian itu, atau dalam pusaran "Si Dua Satu".

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kata sandiwara, salah satu makna leksikalnya adalah kejadian (politik dan sebagainya) yang hanya dipertunjukkan untuk mengelabui mata, tidak sungguh-sungguh. Begitu, salah satu alternatif maknanya dan bisa disambungkan dalam konteks atau gramatikal fakta realitas di altar panggung kehidupan umat manusia ...

Studi tentang kehidupan sosial budaya dan peradaban manusia, acapkali melahirkan simpulan yang memberikan gambaran betapa perilaku bersandiwara hampir selalu dilakukan atau dimainkan oleh manusia yang secara prinsipal cenderung bertujuan tidak baik atau jahat. Dan, tak ada lakon kehidupan yang paling jahat di Dunia ini, kecuali kehidupan di ranah politik yang selalu sarat dengan sandiwara dengan perannya masing-masing. Dengan kata lain, berperilaku serba dalam kepura-puraan. Hipokritis, ambigu, dan piawai dalam hal bersikap munafik bin fasik sesuai dengan kapasitas, kapabilitas dan skala ruang lingkup yang bisa diperankan masing-masing pribadi maupun kelompok ... 

Sekalipun ada yang berdalil argumentatif bahwa etimologi kata politik adalah kebijaksanaan atau policy, sampai-sampai harus difakultaskan menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dalam suatu lembaga universitas dan institut, apakah kata politik itu akan menjadi bersih dari perilaku jahatnya sebagaimana dalam arti bahasa etimologisnya, yang bertolak belakang dengan fakta realitas kehidupan yang ada dan nyata? Itulah pertanyaannya.

Kemudian, di sepanjang sejarah sosial budaya dan peradaban manusia, adakah yang mewakili suatu model kehidupan yang di dalamnya memancarkan hidup saling kasih sayang dan saling memakmurkan yang dibangun, ditancapkan, ditegakkan di atas pondasi yang bernama politik? Adakah, yang bisa ditunjukkan dan dibuktikan dalam pengertian pemahaman yang benar-benar objektif ilmiah?

Memadukan antara hukum dengan politik, ataupun antara agama dengan politik, maka bisa dipastikan tak akan pernah selaras dan harmonis dalam mewujudkan maupun membuktikan ke dalam tatanan hidup ideal yang harmonis dan penuh dengan keseimbangan. Mengapa?

Filosofi hukum menandaskan demikian, "Hukum diciptakan dan diberlakukan, adalah dalam rangka mewujudkan harmonisasi relasi kehidupan dalam sebuah tatanan hidup manusia agar tak terjadi pertikaian dan perselisihan yang bermuara pada kerugian." Selanjutnya, kerugian yang dimaksudkan adalah, baik yang menimpa pribadi, keluarga, bangsa dan negara, bahkan dunia. Namun, fakta realitasnya?

Begitu manusia telah memiliki hukum positif dengan perangkat pendukungnya seperti: peratutan perundang-undangan, penegak hukum mulai dari kepolisian, kejaksaan, kehakiman, lembaga pemasyarakatan, dan advokat, maka apakah harmonisasi kehidupan dalam tatanan hidup manusia jadi berujung atau berwujud? Apakah hukum yang berkeadilan itu nyata menjelma dalam suatu bangunan atau tatanan hidup manusia? Apalagi bila dipadu dengan prinsip kehidupan politik, bisa dibayangkan, ya?

Agama, adalah pengatur (sistem) yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan keyakinan serta pengabdian kepada Sang Pencipta Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia serta lingkungannya. Sedangkan kata agama yang berasal dari bahasa Sansekerta, adalah bermakna sebagai "cara hidup". Sehingga dengan beragama manusia diharapkan memiliki cara hidup agar tak terjadi kekacauan dalam tatanan hidupnya.

Atau dengan kata lain, terjadilah perwujudan harmonisasi kehidupan  di segala aspek hidup yang melingkupi manusia. Itulah esensi atau substansi dari agama. Namun, fakta realitas dalam kehidupan manusia yang dinyatakan beragama itu, bagaimana? Terjadi harmonisasikah antara idealitas dengan realitas kongkretnya dalam sebuah tatanan hidupnya? Termasuk yang menyatakan diri sebagai bangsa dan negara yang beragama atau sebagai negara agama. Apalagi bila agama dicoba-coba untuk dipadukan dengan kehidupan politik, bisa pula dibayangkan seperti apa, ya?

Kalau begitu, bagaimanakah solusinya di kala kenyataan sosial budaya dan peradaban manusia yang hingga saat ini belum memperlihatkan tanda-tanda suatu harmonisasi kehidupan ideal yang adil dan beradab dalam tatanan hidup ideal, adil dan penuh dengan keseimbangan di segala aspek hidupnya itu? 

Bagi saya yang juga bukan maha benar ini, simpel nan sederhana saja, yakni:

  • Kembalilah kepada konsepsi hidup seimbang menurut ketentuan Tuhan, hukum alam dari Tuhan yang universal bagi umat manusia di Dunia yang disebut Sunnatullah 
  • Dan, praktikkanlah ke dalam tindak nyata tanpa berpura-pura atau bersandiwara.

Para nabi atau rasul sebagai satu-satunya patron kehidupan bagi umat manusia secara universal, adalah pengemban amanah, pesan dan misi yang sama , serta tak ada perbedaan di antara para nabi atau rasul sebagai utusan Tuhan dalam hal pesan dan misinya. Yakni, mengajak untuk hidup ke dalam tatanan hidup seimbang menurut ajaran Tuhan yang universal.

Semoga! Salam seimbang universal Indonesia_Nusantara ... 

*****

Kota Malang, April di hari kedua puluh enam, Dua Ribu Dua Puluh Tiga.  

Ikuti tulisan menarik sucahyo adi swasono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB