x

Ilustrasi anak, karya Kevin Phillips dari Pixabay.com

Iklan

Roro Ayu

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 11 April 2023

Kamis, 27 April 2023 07:16 WIB

Si Sulung dan yang Mengikutinya

Seorang gadis cilik yang sejak bayi diikuti oleh sesuatu yang tak kasat mata, hingga akhirnya ia dapat terlepas dari apa yang mengikutinya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Malam itu, di tahun 1985, hujan rintik membasahi salah satu kabupaten di provinsi Jawa Barat. Seorang ibu muda sedang menimang anak pertamanya yang baru berusia 3 bulan. Si ibu tinggal sendiri jauh dari keluarganya karena mengikuti suaminya yang bekerja. Malam itu, suaminya sedang dinas diluar kota, si ibu hanya berdua di dalam rumah dengan anaknya. Tidak ada hal - hal yang aneh yang dirasakan si ibu malam itu, jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, ia kemudian bersiap untuk tidur. Ia posisikan anaknya berada diantara si ibu dan dinding, agar ia tidak jatuh. Di pagi hari, si ibu kaget mendapati anaknya sudah tidak berada di sampingnya lagi, ia kemudian panik mencari keberadaan anaknya, dan betapa terkejutnya si ibu ketika mendapati anaknya tepat berada di bawah tempat tidurnya. Di waktu bersamaan, suami si ibu malamnya bermimpi hal yang tidak biasa. Dalam mimpinya, ia didatangi oleh seorang kakek yang rambutnya sudah seluruhnya memutih, dalam mimpinya, si kakek berkata "Pindahkan istri dan anakmu dari rumah itu jika kamu mau mereka selamat!".

Tidak terasa, waktu berlalu, si anak bayi kini sudah menjadi anak perempuan yang cantik, usianya sudah 12 tahun, dan ia sudah memiliki adik laki - laki yang terpaut 6 tahun dengannya. Anak perempuan itu sudah tidak tinggal rumah saat ia bayi karena keluarganya juga pindah. Tahun - tahun awal keluarga itu pindah ke rumah barunya, tidak ada hal - hal aneh yang terjadi, namun, si sulung mulai merasakan hal - hal yang janggal di rumah itu. Awalnya saat ia sedang mengerjakan PR Sekolahnya di malam hari, dari sudut matanya ia melihat sepasang pergelangan tangan yang berjalan, namun tidak ia acuhkan, ia kembali fokus pada PRnya. Hari - hari berikutnya berjalan seperti biasa, si sulung pun telah melupakan hal ganjil yang ia alami, hingga pada suatu sore sebelum ia pergi main, saat ia sedang mengerjakan PRnya, ia merasa ada sesuatu yang sedang berdiri terdiam di sudut kamarnya. Kembali, di sudut matanya ia melihat sosok itu hanya diam, si sulung yang semakin merasa tidak nyaman, ia putuskan untuk menghentikan kegiatannya dan berlari keluar kamarnya, kemudian izin pada si ibu untuk pergi main. Di rumah itu, beberapa kali si sulung merasakan gangguan - gangguan yang berupa penampakan, namun tak sedikitpun ia ceritakan apa yang ia alami pada orang tuanya.

Suatu malam, salah satu staff ayahnya beserta istrinya datang berkunjung ke rumahnya. Keesokan harinya, di kantor, staff si ayah menghampirinya dan kemudian berkata "Pak, selama tinggal dirumah bapak dan keluarga baik - baik saja?". Si ayah yang bingung dengan pertanyaan staffnya kemudian menjawab "Baik - baik saja kok, tidak ada masalah apa - apa. Memangnya ada apa ya?" tanya si ayah. "Eeeh, semalam saat saya masuk ke rumah bapak, saya lihat ada penghuni lain selain bapak dan keluarga bapak. Apakah selama ini bapak pernah diganggu?" tanya staff si ayah. Si ayah yang kebingungan tiba - tiba teringat anak sulungnya pernah mengatakan sekilas "Ada yang mukanya hancur disana pah!". "Memang apa saja yang kamu lihat? Saya tidak percaya sama hal - hal seperti itu" ucap si ayah pada staffnya. "Ada beberapa pak yang saya lihat kemarin, tapi yang paling seram, yang wajahnya hancur pak". "Maaf pak, saran saya bapak lebih baik mengadakan pembersihan atau segera pindah dari sana, saya khawatir mungkin bukan bapak yang selama ini diganggu, tapi si kakak yang diganggu pak" ucap si staff. "Ah, tidak mungkin lah" tampik si ayah. Sesampainya di rumah sepulang bekerja, sambil bersantai malam, si ayah bertanya pada si sulung "Kak, kakak pernah lihat yang aneh - aneh tidak di rumah?", si sulung mengangguk dan berkata "Sering pah, yang mukanya hancur paling seram pah". Mendengar pernyataan si sulung, ia pun kaget.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Si ayah kemudian berdiskusi dengan istrinya, dan istrinya pun kaget dengan apa yang diceritakan ayahnya, walaupun si ayah tidak percaya dengan hal - hal seperti itu, tapi ia terus kepikiran tentang anak sulungnya. Akhirnya, di malam Jumat, sesuai dengan saran dari pemuka agama setempat, diadakan acara pengajian di rumahnya. Awalnya acara pengajian berjalan lancar, namun di tengah - tengah kegiatan, si sulung tampak berbeda dari sebelumnya. Ia tampak terdiam, wajahnya terlihat memucat, pemuka agama yang menyadari keanehan dari si sulung kemudian segera menghampiri si sulung dan mulai menanyakan keadaannya. Namun, bukan suara si sulung yang keluuar, melainkan suara asing yang keluar dari mulut si sulung. Suaranya berat. "Pergi kalian dari sini!" sambil tertawa. mendengar hal tersebut, si ayah dan orang - orang yang menghadiri acara pengajian tersebut sontak kaget, dan dengan segera membantu pemuka agama tersebut untuk melakukan ruqyah terhadap si sulung.

"Siapa kamu? Mau apa kamu ada di tubuh anak ini? Pergi kamu, atau kamu saya hancurkan!" ancam pemuka agama. "Hahahaha, saya mau anak ini. Saya suka sama anak ini. Saya sudah ikuti dia sejak dia bayi" ucap sesuatu yang ada pada tubuh si sulung. "Tidak bisa! Pergi kamu" ucap si pemuka agama. Si pemuka agama dan orang - orang yang membantunya kemudian membacakan doa - doa ruqyah untuk mengusir sesuatu yang ada dalam tubuh si sulung. Ruqyah memakan waktu yang bisa dibilang tidak sebentar. Tepat di tengah malam sesuatu yang ada di dalam tubuh si sulung pun akhirnya bisa dikeluarkan. Si sulung tampak lemah akibat dari proses ruqyah tersebut. Ayahnya yang awalnya skeptis kini mulai percaya bahwa sesuatu yang tak terlihat itu ada. Keesokan harinya, pemuka agama itu kembali ke rumah itu dan melakukan pembersihan total terhadap rumahnya.

"Alhamdulillah pak, sekarang Insya Allah sudah aman, sudah bersih. Kemarin waktu saya masuk rumah ini, saya kaget pak, ternyata ada penghuni lain selain keluarga bapak yang menghuni rumah ini, tapi sekarang Insya Allah sudah tidak ada pak" ucap si pemuka agama. "Iya pak, terima kasih, jujur saja pak, saya awalnya tidak percaya dengan hal - hal yang seperti itu" ucap si ayah. "Iya pak, mulai sekarang diperbanyak lagi ya pak ibadahnya di rumahnya" saran si pemuka agama. "Ngomong - ngomong si kakak kelihatannya sudah lebih baik sekarang" lanjut si pemuka agama. "Iya pak, sekarang sudah lebih baik, terima kasih ya pak" ucap si ayah.

Sejak saat itu, si sulung menjalani kehidupannya dengan normal, ia sudah tidak pernah lagi melihat hal - hal yang tidak ingin ia lihat lagi.

Ikuti tulisan menarik Roro Ayu lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler