x

Aspal. Ilustrasi Pembangunan Jalan

Iklan

Indŕato Sumantoro

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 12 Juli 2020

Selasa, 2 Mei 2023 07:36 WIB

Impor Aspal, Bisnis yang Tidak Pernah Akan Merugi ?

Sekali lagi, rasanya ada yang aneh dengan fenomena belum terwujudnya hilirisasi aspal Buton ini. Oleh karena itu pemerintah harus mampu menjelaskannya kepada rakyat. Jangan sampai rakyat menduga-duga sembarangan, dan salah persepsi, serta berpikiran negatip. Apakah sejatinya biang kerok dari penyebab belum terwujudnya hilirisasi aspal Buton adalah karena adanya Mafia aspal impor ?.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Indonesia telah mengimpor aspal selama 43 tahun lebih. Padahal di pulau Buton, Sulawesi Tenggara, terdapat deposit aspal alam yang jumlahnya sangat melimpah. Mengapa masih belum ada keputusan yang tegas dari Bapak Presiden Joko Widodo, kapan target Indonesia akan mampu berswasembada aspal? Hal ini dirasakan sangat aneh, karena seharusnya aspal Buton sudah mampu mengsubstitusi aspal impor sejak lama. Tetapi faktanya, pemanfaatan aspal Buton pada saat ini tidak lebih dari 7% dari kebutuhan aspal nasional.

Mungkin sekarang ini sudah tiba saatnya untuk mempertanyakan kebijakan pemerintah mengenai impor aspal. Sampai kapan Indonesia harus terus menerus impor aspal? Rasanya ada yang tidak masuk akal sehat, kalau Indonesia masih harus terus menerus impor aspal. Karena teknologi untuk mengekstraksi aspal Buton sudah tersedia sejak lama. Dan semua faktor-faktor pendukung untuk mewujudkan hilirisasi aspal Buton sudah siap. Jadi apa lagi yang masih harus ditunggu pemerintah untuk mewujudkan hilirisasi aspal Buton? Mengapa harus terus menerus mengulur-ulur waktu?

Kalau kita analisa dan kaji berulang kali, mengapa hilirisasi aspal Buton masih belum juga terwujud diusianya yang hampir 1 abad, jawabannya adalah mungkin karena kebergantungan Indonesia kepada impor aspal sudah sedemikian sangat besar sekali. Impor aspal adalah upaya yang paling mudah, dan paling menguntungkan untuk memenuhi kebutuhan aspal nasional. Indonesia impor aspal 1,5 juta ton per tahun. Atau senilai US$ 900 juta per tahun. Impor aspal adalah bisnis yang sangat menggiurkan, karena tidak pernah akan merugi. Tinggal duduk manis dan menerima komisi saja. Maka tidaklah heran kalau ada phak-pihak yang ingin terus menerus impor aspal. Kalau bisa untuk selama-lamanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mengingat Indonesia sudah impor aspal selama 43 tahun lebih, dan belum adanya upaya-upaya yang konkrit dari pemerintah untuk mewujudkan hilirisasi aspal Buton. Sehingga hal ini akan menimbulkan prasangka dan kecurigaan, apakah situasi yang terjadi seperti pada saat ini memang sengaja diciptakan dengan maksud agar Indonesia tetap harus terus menerus impor aspal?. Wallahualam bish-shawab.

Secara logika dan nalar, kalau deposit aspal alam jumlahnya sudah sangat melimpah di pulau Buton, tentunya kita akan segera berikhtiar dan berupaya secepatnya dengan semaksimal mungkin untuk mengoptimalkan produksi aspal Buton guna mengsubstitusi aspal impor. Isu-isu yang mengatakan bahwa harga aspal Buton ekstraksi adalah jauh lebih mahal dari pada harga aspal impor adalah tidak benar sama sekali. Harga aspal Buton ekstraksi diproyeksikan sebesar US$ 350 per ton. Sedangkan harga aspal impor adalah sekitar US$ 600 per ton. Dan sungguh sangat mengherankan sekali, kalau Indonesia masih saja mau, dan lebih memilih untuk impor aspal yang harganya jauh lebih mahal dari pada aspal Buton ekstraksi. Apakah KPK perlu turun tangan untuk memvalidasi data-data ini?

Pak Jokowi sudah berulang kali menginstruksikan bahwa kita harus mengutamakan pemanfaatan aspal Buton untuk mengsubstitusi aspal impor. Tetapi realitanya, sampai saat ini hilirisasi aspal Buton masih belum juga kunjung terwujud. Kelihatannya ada sesuatu kekuatan yang lebih besar dari pada daya instruksi pak Jokowi. Karena pembangunan dan pengembangan hilirisasi aspal Buton seolah-olah masih terus berjalan di tempat. Langkah-langkah untuk mewujudkan hilirisasi aspal Buton telah menemui jalan buntu, dan mentok berhadapan dengan tembok yang sangat tebal dan tinggi. Apakah mungkin tembok ini bernama kebijakan impor aspal?

Apabila kebijakan impor aspal tidak mau disalahkan sebagai penyebab dari ketidak mampuan pemerintah untuk mewujudkan hilirisasi aspal Buton, maka pemerintah wajib menjelaskan hal ini kepada rakyat. Apa sebenarnya masalah yang sedang terjadi sebagai penyebab utama, mengapa hilirisasi aspal Buton masih belum juga bisa terwujud diusianya yang 1 abad pada tahun 2024?. Sekali lagi, rasanya ada yang aneh dengan fenomena belum terwujudnya hilirisasi aspal Buton ini. Oleh karena itu pemerintah harus mampu menjelaskannya kepada rakyat. Jangan sampai rakyat menduga-duga sembarangan, dan salah persepsi, serta berpikiran negatip. Apakah sejatinya biang kerok dari penyebab belum terwujudnya hilirisasi aspal Buton adalah karena adanya Mafia aspal impor ?.

Pak Jokowi sebentar lagi akan digantikan dengan Presiden yang baru. Pak Jokowi sudah memulainya, dengan menginstruksikan dengan tegas agar aspal impor harus digantikan dengan aspal Buton. Oleh karena itu, sekarang rakyat mengharapkan pak Jokowi mampu menuntaskan misi dan visinya, aspal impor harus digantikan oleh aspal Buton ini. Karena kalau masalah ini tidak tuntas dan diselesaikan sekarang juga, maka akan timbul prasangka-prasangka buruk. Apakah pak Jokowi lebih mengutamakan kepentingan aspal impor dari pada membangun hilirisasi aspal Buton? Meskipun pak Jokowi sudah memutuskan akan stop impor aspal pada tahun 2024, tetapi itu bukan berarti pak Jokowi pro aspal Buton. Karena rakyat masih sangsi apakah pak Jokowi benar-benar serius akan stop impor aspal pada tahun 2024.

Hasrat aspal Buton ingin mengsubstitusi aspal impor sudah tidak bisa dibendung lagi. Pemerintah dituntut untuk menjelaskan kepada rakyat bagaimana Peta Jalan mewujudkan hilirisasi aspal Buton untuk mampu berswasembada aspal. Khususnya untuk mengsubstitusi aspal impor sejumlah 1,5 ton per tahun pada tahun 2045. Dan kalau pak Jokowi masih belum mampu juga mewujudkan hilirisasi aspal Buton di dalam era pemerintahannya, maka setidak-tidaknya pak Jokowi harus mampu menyiapkan Peta Jalan untuk mewujudkan hilirisasi aspal Buton. Dan diharapkan, Presiden yang baru, pengganti pak Jokowi nanti, yang akan melanjutkan dan melaksanakan Peta Jalan Hilirisasi Aspal Buton tersebut.

Di dalam Peta Jalan mewujudkan hilirisasi aspal Buton, diharapkan tercantum bahwa pada tahun 2030, aspal Buton sudah akan mampu memproduksi 300 ribu ton per tahun, atau 20% dari target 1,5 juta ton per tahun. Pada tahun 2035, diharapkan aspal Buton sudah akan mampu memproduksi 800 ribu ton per tahun, atau 53% dari target 1,5 juta ton per tahun. Pada tahun 2040, diharapkan aspal Buton sudah akan mampu berproduksi 1,2 juta ton per tahun, atau 80% dari target 1,5 juta ton per tahun. Dan pada tahun 2045, diharapkan aspal Buton sudah akan mampu memproduksi 1,5 juta ton per tahun, atau 100% dari target.

Memang sekarang ini semuanya masih berupa imajinasi dan impian. Tetapi kalau kita sudah mampu memimpikannya berulang kali, maka tidak mustahil, pada suatu saat nanti, kita pasti akan dapat mewujudkannya. Awal yang baik sudah merupakan setengah keberhasilan. Oleh karena itu Presiden yang baru nanti, diharapkan harus bisa benar-benar memastikan bahwa target demi target akan dapat tercapai dengan sempurna. Kunci keberhasilan untuk mewujudkan hilirisasi aspal Buton ini sejatinya adalah kita harus melaksanakannya dengan hati yang ikhlas, dan niat yang suci, demi untuk menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia. Insya Allah, semoga cita-cita yang mulia ini berkah dan diridhoi oleh Allah SWT. Aamiin...   

 

Ikuti tulisan menarik Indŕato Sumantoro lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terkini

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB