Lapas Kelas I Malang Kanwil Kemenkumham Jawa Timur memberikan sarana Pembinaan Kemandirian Produksi Tempe bagi para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Permintaan Produksi Tempe pun terus mengalami peningkatan dari berbagai pihak. Hal ini terlihat dimana Pameran yang diikuti Lapas, dan produk Bimker Tempe menjadi produk dengan penjuangan yang tinggi.
Produksi tempe di dalam Lapas merupakan salah satu kegiatan kerja dan industri yang dilakukan oleh Warga Binaan sebagai bagian dari program Pembinaan Kemandirian di dalam lembaga pemasyarakatan. Mereka tergabung di dalam Unit Bimbingan Kerja (Bimker) Tempe. WBP dilatih dalam memilih kedelai, melakukan perendaman, pengupasan kulit, pencucian, pemberian ragi hingga mejadi produk tempat yang siap dipasarkan.
Produksi tempe di dalam Lapas tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga memiliki dampak positif pada rehabilitasi Warga Binaan. Mereka belajar tentang kerja tim, tanggung jawab, dan disiplin melalui kegiatan produksi tempe. Selain itu, produksi tempe juga berperan dalam mendukung pangan berkelanjutan dan melatih WBP menjadi memiliki keahlian yang bisa dimanfaatkan ketika bermasyarakat nantinya.
Produksi tempe di dalam Lapas Kelas I Malang merupakan salah satu contoh program Pembinaan Kemandirian Warga Binaan yang mengintegrasikan pertanian, pelatihan keterampilan, dan produksi pangan. Program Pembinaan Kemandirian ini memberikan kesempatan bagi Warga Binaan untuk belajar, berkarya, dan mempersiapkan diri untuk kehidupan yang lebih baik setelah masa hukuman mereka berakhir.
Kalapas Kelas I Malang, Heri Azhari memberikan apresiasi khusus atas produksi tempe yang dilakukan unit Bimker Tempe, berharap produksi hasil olahan tempe dapat terus dikembangkan menjadi berbagai macam olahan tempe yang mengikuti zaman. Serta pengalaman di dalam Program Pembinaan bisa terus bermanfaat bagi Warga Binaan meski telah bebas dari Lapas nantinya.
L'SIMA PASTI APIK !
(HUMAS LAPAS KELAS I MALANG)
Ikuti tulisan menarik Berita Lapas lainnya di sini.