x

Jas Pengantin Pria

Iklan

Malik Ibnu Zaman

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 16 Oktober 2022

Sabtu, 6 Mei 2023 22:13 WIB

5 Hal yang Perlu Diperhatikan saat Menyelenggarakan Hajatan

Bulan Syawal menjadi pilihan banyak orang untuk menyelenggarakan hajatan, baik pengantin maupun sunatan. Ada alasan dibalik banyaknya orang menyelenggarakan hajatan di bulan Syawal, yaitu di bulan tersebut sanak saudara semuanya berkumpul. Sehingga kebahagiaan hajatan tidak hanya dirasakan oleh sebagian sanak saudara saja, tetapi semua sanak saudara merasakan kebahagiaan itu.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Bulan Syawal menjadi pilihan banyak orang untuk menyelenggarakan hajatan, baik pengantin maupun sunatan. Ada alasan dibalik banyaknya orang menyelenggarakan hajatan di bulan Syawal, yaitu di bulan tersebut sanak saudara semuanya berkumpul. Sehingga kebahagiaan hajatan tidak hanya dirasakan oleh sebagian sanak saudara saja, tetapi semua sanak saudara merasakan kebahagiaan itu.

Menyelenggarakan hajatan bukan hanya sekedar menyebarkan undangan, walimahan, tenda, sound system. Tetapi ada 5 hal yang perlu diperhatikan oleh penyelenggara hajatan. Meskipun terbilang mudah dilakukan, tetapi justru banyak penyelenggara hajatan malah mengabaikannya, bahkan cenderung meremehkan. Berikut 5 hal yang perlu diperhatikan saat menyelenggarakan hajatan:

1# Izin Tetangga Kanan Kiri

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pertama, izin ke tetangga kanan kiri. Sudah seharusnya sebelum menyelenggarakan hajatan izin terlebih dahulu ke tetangga kanan kiri. Hal tersebut perlu dilakukan, untuk meminta keikhlasan, barangkali terganggu dengan suara sound system, terganggu dengan asap dapur, tamu yang ikut parkir kendaraan.

Secara dhohir mungkin terlihat tidak apa-apa, tidak akan protes. Tetapi namanya hati manusia, tidak ada yang tahu, barangkali nggrundel (kesal). Dengan adanya izin tersebut, maka tetangga merasa dihargai, dan dengan senang hati pasti akan ikut sinoman (membantu), baik di dapur, mendirikan tenda, atau sekedar menjadi petugas parkir.

2# Sound System dan Tenda

Berikutnya terkait dengan sound system dan tenda. Saat menyelenggarakan hajatan, terkait dengan sound system dan tenda juga harus diperhatikan. Sound system jangan seenak jidat volumenya, lalu jangan disetel sampai dini hari, maksimal sampai jam 9 malam lah. Kemudian tenda jangan sampai memakan jalan, kalau tidak punya cukup halaman alangkah bijaknya tidak usah mendirikan tenda.

Pada realitanya di masyarakat, banyak dari penyelenggara hajatan tidak memperhatikan hal tersebut. Volume sound system kencengnya minta ampun dan sampai dini hari, mendirikan tenda memakan sebagian jalan. Dalih adanya sound system dan tenda sebagai pengingat agar kondangan, tidak masuk akal, sebab sudah ada undangan tertulis.

3# Hitungan Hari

Ketiga, hitungan hari. Orang-orang Jawa dulu dalam menyelenggarakan hajatan, menghitung hari terlebih dahulu, maksudnya menentukan hari baik. Kalau tidak bisa menghitung sendiri, maka biasanya minta ke tokoh setempat yang paham akan hal tersebut. Hal tersebut sudah menjadi budaya, meskipun sekarang ini bisa dikatakan semakin luntur.

Sepemahaman saya dalam penghitungan tersebut menggunakan weton. Jika hajatan pernikahan maka dihitung weton kedua mempelai, weton orang tua. Terkait teknis penghitungannya seperti apa, saya sendiri belum paham. Percaya atau tidak percaya, seringkali hitungan semacam itu tepat.

Ada sebuah kejadian nyata, ada sepasang kekasih hendak menikah. Berdasarkan hitungan weton, dalam proses tunangan dan ijab kabul jangan dilaksanakan di weton mempelai perempuan, sebab berdasarkan hitungan tidak baik. Tetapi kedua mempelai tidak percaya, tetap kekeh dengan pendiriannya untuk melaksanakan tunangan dan ijab kabul di weton mempelai perempuan. Satu tahun kemudian mereka berakhir dengan cerai.

4# Hidangan Hajatan

Selanjutnya, hidangan hajatan. Dalam menyebarkan hajatan, jangan sampai dalam menyajikan hidangan asal-asalan, harus dipantas-pantas. Namanya kehidupan sosial, jika asal-asalan pasti akan menjadi gonjang-ganjing. Mereka datang untuk kondangan sudah pasti datang tidak dengan tangan kosong, kalau tidak membawa uang, ya beras. Maka sudah seharusnya diperlakukan seperti tamu, dijamu dengan baik.

Paling parahnya lagi kalau sampai menghidangkan hidangan basi. Ada loh oknum penyelenggara hajatan karena saking tidak mau ruginya, hidangan yang sudah basi tetap saja dihidangkan.

5# Ziarah ke Keluarga yang Sudah Meninggal

Terakhir, ziarah ke keluarga yang sudah meninggal. Izin dalam ketika akan menyelenggarakan hajatan, bukan hanya pada keluarga yang masih hidup, tetapi juga pada keluarga yang sudah meninggal. Caranya dengan ziarah ke makamnya, mendoakannya. Apalagi kalau orang tua sudah tidak ada, lalu akan menikah, maka sudah seharusnya datang ke makamnya.

Hal semacam itu, sudah jarang sekali orang yang melakukannya. Orang meninggal memang tidak membutuhkan berkat (hidangan hajatan) dari kita. Tetapi yang mereka butuhkan adalah doa dari kita.

Itulah 5 hal yang perlu diperhatikan saat menyelenggarakan hajatan.

 

Ikuti tulisan menarik Malik Ibnu Zaman lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu