Terik menyengat kulit ikut berteriak
Bersama asa yang terpanggang riak
Di bawah matahari meneguk iba
Sedangkan dahaga surut minta es kelapa.
Es kelapa atau berteduh adalah maunya
Namun tak bisa sebab harapan ikut serta
"Kalau tidak usaha bagaimana jadinya?"
Gerutu petani yang tadi pagi menuju sawah miliknya.
Saat klakson mobil sudah sahut-sahutan
Tukang ojek berebut pelanggan di depan pasar
Ikan-ikan meronta-ronta sangat kelaparan
Sebab pagi menyisakan lelah kian terkapar.
Burung pipit berjibaku memungut jerami ke sarang
Dibangunnya bahtera untuk keluarga sekalian
Mengeja daun-daun dan nyanyian sepak terjang
Karena hidup selalu berbeda dari yang diharapkan.
Cuaca panas hingga awan-awan kehilangan wujudnya
Teduh menjelma neraka bagi kawanan semut pekerja
Banting tulang seorang pedagang mengais sepeda
Berharap saudagar membeli asa ditaruh ke dalam lentera.
Ada yang duduk termangu sebab belum satu pun terjual
Para pembual di negeri ini sedang kampanye jabatan
Mengemis agar rakyat memberi kesempatan
Tukar-menukar suara melanggar etika dan moral.
Tukang tahu bulat keliling kampung sangat kelelahan
"Tahu bulat, digoreng dadakan, lima ratusan"
Anak-anak mandi di sungai sambil memancing harapan
Agar sawarna berdoa kepada semesta, "semoga bahagia".
Berakhir sudah sajak panjang yang kehausan
Berharap teduh segera beri kepastian
Seperti anak-anak yang selalu disuruh tidur siang
"Lekas tidur, nanti sore dikasih uang jajan."
Sudah itu saja.
Purwadadi, 2023
Gilang Ramadhan
Ikuti tulisan menarik Gilang Ramadhan lainnya di sini.