Sita waktu kupandangi langit biru
Jutaan permata hiasi jagat perseus
Kerlap-kerlip sahut lampu di taman
Tempat rindu saling bergandengan.
Kugenggam tangan juga hatimu
Tak sia kupeluk dirimu; merekah rona pipimu
Kita utuh saat purnama bergumam candu
Lagu roman nan merdu pintal semua rindu.
Namun tak retak acuh tak acuh
Bahasa bisu pun aku jadi gagu
Sikap dingin pun aku bagai salju
Apatah salah diriku jadi kamu begitu?
Mungkin rindumu bukan lagi pulangku.
Bicara padaku apa maumu
Jangan diam lantas bisu
Aku bukan cenayang jitu
Yang paham segala hal tentangmu
Walau kita pernah jadi angka satu.
Jangan perlina sebab aku banyak tanya
Jangan sirna karna tawaku melulu luka
Duduk sini lantas bercerita
Agar semesta kembali bersurat lagu untuk kita.
Karna satu doaku pada Sang Hyang Wasa;
"Sebab kamu adalah bahagiaku, maka tersenyumlah.
Biar kubawakan secawan candu yang pernah kaupesan
Maka tetaplah bersamaku."
Jawabmu patahkan diriku;
"Maaf hatiku bukan lagi pulangmu."
Sudah itu saja.
(2021)
Gilang Ramadhan
Ikuti tulisan menarik Gilang Ramadhan lainnya di sini.