Tempias menyapu jendela kelas
Saat aku pandangi wajah dengan cemas
Dingin keratup bibir butuh kehangatan
Hanya bisa pandangi dari kejauhan.
Bel bunyi nyaring pecahkan deras hujan
Satu per satu keluar sendat tertahan
Kupergoki dirimu amat menyakitkan.
Bodohnya aku masih kagumi dirimu
Padahal kutahu; kamu bukan untukku
Mengapa rasa masih bermuara padamu?
Aku berlari menantang hujan
Menangis sejadinya tiada siapa duga
Esok lusa aku kan selalu begitu
Tak pernah bisa milikimu.
Sudah itu saja.
(2021)
Gilang Ramadhan
Ikuti tulisan menarik Gilang Ramadhan lainnya di sini.