Suatu sore
Hujan deras menyapu taman
Serbuk bunga-bunga; berjatuhan
Tergenang rindu tak tersampaikan.
Bunga yang kugenggam; makin lunglai
Tiada napas tuk kembali ke tangkai
Raut putih kini jadi kecoklatan
Coklat genangan; tiada kenangan.
Bunga yang dipuja kini tak berdaya
Bunga yang dipuji hampir mati
Bertahan di tangkai pun ia tak upayakan
Apalagi bertahan ditinggal tanpa alasan.
Apakah harus salahkan hujan?
Atau terus salahkan perasaan?
Saat tak mampu lagi bertahan
Lebih baik tinggalkan
Tak perlu cari banyak alasan
Mustahil tak disia-siakan.
Sudah itu saja.
(2021)
Ikuti tulisan menarik Gilang Ramadhan lainnya di sini.