Fatum itu tiada
Tiada sesiapa bisa mengaturnya; fana
Semesta buat semua
sedemikian rupa. Benar-salah
suka-tidak suka
pulang-pergi
Semua tiada. Semua dusta.
Dalam visual tak berwajah
Ada abstrak yang menjelma
bayang yang hilang entah ke mana
Tak bisa ditemui walau sebenarnya ada
Tapi tak ada yang kesan apa rupanya.
Dalam rasa yang purna
Sederet amarah
meronta
mencekik
lampiaskan kekesalan
sebab perlina.
Dari fatum
aku memuji firman semesta di luar batasku
Merasakan sesuatu yang tak bisa
diksi jelaskan
kata bungkam
pujangga diam
namun hati terasa digenggam.
Kepada fatum
akankah aku bisa
mencintaimu lagi
?
Sudah itu saja.
(2021)
Ikuti tulisan menarik Gilang Ramadhan lainnya di sini.