x

Ilustrasi Tambang. Gambar Willi Heidelbach dari Pixabay.com

Iklan

Apri Damai Sagita Krissandi

Universitas Sanata Dharma
Bergabung Sejak: 22 Februari 2023

Senin, 15 Mei 2023 13:02 WIB

Membayangkan Indonesia Tanpa Tambang: Apa yang Akan Terjadi?

Sejenak berangan-angan Indonesia tanpa tambang, kita dapat menggambarkan betapa indahnya alam dan lingkungan yang terjaga dengan baik. Keindahan alam Indonesia yang tak tertandingi seperti gunung berapi, hutan hujan tropis, dan pantai-pantai yang menakjubkan akan terus dilestarikan untuk generasi mendatang.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Berandai-andai tentang bagaimana kesejahteraan masyarakat dan kondisi alam Indonesia tanpa tambang adalah sebuah pertanyaan yang menarik untuk dipertimbangkan.

Masyarakat yang bergantung pada tambang seringkali menghadapi berbagai masalah, termasuk kegagalan pemerataan pendapatan, kerusakan lingkungan dan kesehatan, dan ketergantungan pada industri yang rentan terhadap fluktuasi harga pasar. Mengenai peluang untuk mencapai kesejahteraan tanpa tambang, sebenarnya masih sangat mungkin. Ada banyak sumber daya lain yang dapat digunakan untuk membangun perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, seperti sektor pertanian, perikanan, pariwisata, dan industri kreatif. Di beberapa daerah di Indonesia, misalnya, industri perikanan dan perkebunan telah menjadi sumber pendapatan utama bagi masyarakat setempat.

Bila kita membayangkan Indonesia tanpa tambang, kita dapat menggambarkan betapa indahnya alam dan lingkungan yang terjaga dengan baik. Keindahan alam Indonesia yang tak tertandingi seperti gunung berapi, hutan hujan tropis, dan pantai-pantai yang menakjubkan akan terus dilestarikan untuk generasi mendatang. Konservasi sumber daya alam akan menjadi prioritas utama, sehingga alam dan lingkungan hidup tidak hanya terjaga, tetapi juga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Misalnya, di Kalimantan, kita dapat membayangkan hutan hujan tropis yang lebat dengan flora dan fauna yang khas, seperti orangutan, harimau, dan berbagai jenis burung langka. Di sini, konservasi hutan akan menjadi prioritas utama, sehingga satwa liar dan tumbuhan dapat terus hidup dan berkembang biak tanpa terganggu oleh aktivitas tambang yang merusak.

Di Jawa, kita dapat membayangkan keindahan Gunung Merapi dan Bromo yang tak tertandingi. Gunung berapi ini memiliki keunikan yang berbeda-beda, baik dari segi keindahan alamnya maupun sejarahnya. Dengan melestarikan gunung berapi ini, kita dapat mengembangkan sektor pariwisata dengan baik dan membuka lapangan kerja untuk masyarakat sekitar.

Sementara itu, di Papua, kita dapat membayangkan keindahan Teluk Cenderawasih dengan biota laut yang begitu kaya dan beragam. Di sini, konservasi laut akan menjadi prioritas utama, sehingga keanekaragaman hayati di laut tetap terjaga dengan baik dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat.

Menurut ahli lingkungan, seperti Dr. Emil Salim, konservasi sumber daya alam merupakan kunci keberlanjutan hidup manusia. Hal ini tidak hanya memberikan manfaat bagi manusia, tetapi juga keberlangsungan hidup makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, konservasi alam dan lingkungan harus menjadi prioritas utama dalam pembangunan ekonomi dan sosial di Indonesia. Kita dapat mengambil contoh dari negara-negara maju, seperti Norwegia dan Swedia, yang berhasil mempertahankan keindahan alam dan lingkungan mereka sambil tetap mengembangkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Tanpa tambang, sektor pertanian dan perikanan akan menjadi sektor utama dalam perekonomian Indonesia. Sebagai contoh, di Kalimantan Utara terdapat Kabupaten Bulungan yang memiliki potensi pertanian yang besar. Selain itu, di Jawa Tengah terdapat Kabupaten Wonosobo yang terkenal dengan produksi sayur-sayuran organik yang berkualitas tinggi. Sementara di Papua, sektor perikanan menjadi sangat potensial karena Indonesia memiliki perairan laut yang luas dan beragam spesies ikan yang dapat dieksploitasi.

Industri kreatif seperti kerajinan tangan dan pariwisata juga dapat berkembang dengan pesat jika ada dukungan yang memadai dari pemerintah dan masyarakat. Misalnya, di Bali, industri pariwisata telah menjadi sumber utama pendapatan dan lapangan kerja bagi masyarakat setempat. Sementara di Yogyakarta, industri kerajinan tangan seperti pembuatan batik dan ukiran kayu telah menjadi identitas khas daerah tersebut. Indonesia tanpa tambang dapat menjadi negara yang memiliki alam dan lingkungan yang terjaga dengan baik. Konservasi sumber daya alam akan menjadi prioritas utama dan menghasilkan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat Indonesia.

Selain itu, tanpa tambang, Indonesia akan memiliki ekonomi masyarakat yang lebih merata dan berkelanjutan. Industri kreatif akan berkembang pesat dan menciptakan peluang kerja bagi masyarakat Indonesia, terutama di daerah-daerah yang sebelumnya bergantung pada sektor tambang. Dengan demikian, kesenjangan ekonomi antara daerah kaya dan miskin dapat dikurangi, dan masyarakat Indonesia dapat hidup lebih sejahtera.

Contohnya, di Kalimantan, budaya Dayak yang kaya dan unik dapat menjadi sumber inspirasi untuk pengembangan kerajinan tangan dan pariwisata budaya. Di Jawa, industri batik dan kerajinan kayu jati dapat dikembangkan dengan lebih baik dan dipasarkan secara global. Di Papua, seni ukir kayu dan seni tenun dapat menjadi produk unggulan yang mempromosikan keanekaragaman budaya Papua. Dengan memanfaatkan kearifan lokal dan kekayaan budaya yang dimiliki setiap daerah, industri kreatif dapat menciptakan lapangan kerja dan pendapatan tambahan bagi masyarakat Indonesia.

Selain itu, kesenjangan ekonomi antara daerah kaya dan miskin dapat dikurangi. Sebagai contoh, di Kabupaten Mimika, Papua, mayoritas pendapatan daerah berasal dari sektor tambang. Namun, sektor ini hanya memberikan sedikit manfaat bagi masyarakat setempat, dan kekayaan alam yang ada di sana tidak dapat dimanfaatkan secara optimal. Jika fokus beralih ke industri kreatif, pendapatan dan kemakmuran masyarakat dapat meningkat, dan mereka dapat hidup lebih sejahtera.

Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur, tiga provinsi di Indonesia yang terkenal dengan sumber daya alamnya yang melimpah, khususnya tambang batu bara dan tambang emas. Namun, di balik kekayaan alam tersebut, terdapat fakta yang cukup mengkhawatirkan, terutama terkait dengan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat di sekitar lokasi tambang.

Di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, terdapat tambang batu bara terbesar di Asia Tenggara, yaitu tambang Kaltim Prima Coal (KPC). Meskipun tambang ini telah memberikan dampak ekonomi yang besar bagi daerah setempat, namun data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kutai Timur menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan di kabupaten tersebut masih tetap tinggi sejak 2005 hingga 2018, yaitu sekitar 18-20% dari total penduduk. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun kekayaan alam yang melimpah, belum tentu dapat membawa dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat.

Di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, terdapat tambang emas yang dikelola oleh PT Freeport Indonesia (PTFI). Meskipun terdapat kesempatan kerja bagi masyarakat setempat, data dari Pemerintah Kabupaten Sanggau pada tahun 2021 menunjukkan bahwa hanya 3,3% dari total tenaga kerja yang bekerja di tambang tersebut berasal dari daerah setempat. Hal ini menunjukkan bahwa pengelola tambang emas tersebut lebih memilih untuk merekrut tenaga kerja dari luar daerah daripada memberikan kesempatan kerja kepada masyarakat setempat.

Di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, terdapat tambang batu bara yang dikelola oleh PT Berau Coal. Data dari BPS Berau pada tahun 2020 menunjukkan bahwa tingkat pengangguran di kabupaten tersebut masih cukup tinggi, yaitu sekitar 7,28%. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun adanya tambang batu bara, tidak serta-merta membawa dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat setempat.

Pendapat ahli lingkungan seperti Paul Hawken, seorang penulis dan aktivis lingkungan, mengatakan bahwa ekonomi yang berkelanjutan harus didasarkan pada keberlanjutan sumber daya alam. Industri kreatif yang dapat menghasilkan karya seni dan kerajinan tangan dapat menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan, sehingga tidak merusak lingkungan dan dapat bertahan dalam jangka panjang. Hal ini sejalan dengan konsep pembangunan berkelanjutan yang berfokus pada keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, keadilan sosial, dan pelestarian lingkungan hidup.

Indonesia tanpa tambang juga akan menciptakan keharmonisan budaya dan mengurangi konflik yang terkait dengan tambang. Industri kreatif akan mengembangkan seni dan budaya Indonesia, serta mempromosikan keberagaman budaya lokal. Hal ini dapat memperkuat identitas dan persatuan bangsa Indonesia.

Dalam teori konflik sumber daya, tambang seringkali menjadi sumber konflik antara masyarakat dan perusahaan. Tanpa tambang, konflik dapat dikurangi dan masyarakat dapat hidup dengan damai dan harmonis. Masyarakat dapat mengembangkan kearifan lokal, mempertahankan nilai-nilai tradisional, dan menjaga keberlangsungan budaya lokal. Hal ini didukung oleh pendapat ahli seperti Fadli Natsir, yang menyatakan bahwa konflik sumber daya dapat dihindari dengan mengadopsi prinsip-prinsip konservasi dan pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan. Dengan demikian, masyarakat dapat hidup dalam harmoni dan keberagaman budaya dapat dijaga.

Membayangkan Indonesia tanpa tambang adalah membayangkan sebuah masa depan yang syahdu dan indah. Alam yang terjaga dengan baik, ekonomi yang merata dan berkelanjutan, serta keharmonisan budaya adalah impian yang layak dikejar. Jangan biarkan kepentingan tambang menghalangi kita untuk mencapai masa depan yang lebih baik.

 

Ikuti tulisan menarik Apri Damai Sagita Krissandi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler