Kejahatan Terhadap Perempuan Vs Pendidikan dalam Keluarga
Minggu, 21 Mei 2023 18:07 WIBArtikel ini dibuat sebagai bahan bacaan ringan terkhusus buat para Bunda dalam hal pendidikan dasar untuk anak. Menghadapi kenyataan modernisasi dengan tetap menggenggam nilai-nilai dan norma demi menghindari dampak kekerasan pada perempuan dan anak yang kini marak terjadi.
Era globalisasi saat ini memang telah berkembang. Semua tahu bahwa jarak tidak lagi menjadi masalah antara dua orang untuk saling berkomunikasi, karena pada umumnya setiap orang telah memiliki telepon genggam canggih lengkap dengan segala aplikasinya yang pintar, yang dengan kecepatan sepersekian detik, orang-orang telah bisa mengetahui kabar dari rekannya yang jauh. Apa pun aktivitas kita seperti memasak, makan, berekreasi dapat dengan mudahnya diketahui banyak orang, tinggal klik option share di media sosial yang kita punya, maka daaar, semua orang akan tahu apa yang sedang kita lakukan.
Jika dulu orang sulit sekali mendapatkan akses berita, informasi dan sebagainya karena media cetak hanya terbit dalam skala tertentu dan tak semua keluarga memiliki televisi, maka sekarang jangan ditanya lagi, cukup buat tulisan nyeleneh, kata-kata provokatif, maka tak butuh waktu lama, percaya atau tidak hal itu akan menjadi sangat terkenal, viral dimana-mana dan banyak orang yang akan menanggapinya.
Akses informasi apa pun menjadi sangat cepat, bahkan tidak hanya menjadi media bertukar pesan, internet kini mampu memenuhi keinginan penggunanya untuk bisa saling bertukar barang. Hebat bukan? Begitulah dunia di era ini. Semua serba canggih, banyak yang berubah, bahkan peraturan pun ada yang direvisi sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan zaman. Namun, semenakjubkan apa pun hal-hal yang tengah berkembang saat ini, tak merubah keadaan seorang perempuan sebagai makhluk yang mestinya dilindungi.
Jika kita balik kembali lembar-lembar sejarah dunia, pada masa peradapan Yunani dan Romawi Kuno dahulu, atau pada Bangsa Arab yang ketika itu masih hidup dalam toleransi kejahiliyahan mereka, maka lihatlah kondisi perempuan-perempuan zaman itu. Mereka pada umumnya diperlakukan seperti budak, makhluk hina yang hanya menjadi pemuas nafsu sang lelaki, pihak keluarga akan malu sekali bila mendapati bayi mereka adalah seorang perempuan, memperjualbelikan perempuan adalah hal lumrah, kekerasan terhadap kaum perempuan bukanlah sebuah kesalahan. Hingga pada suatu masa, Allah SWT membumikan Islam melalui utusan-Nya, Rasulullah, yang ketika itu risalahnya membawa secercah kebahagiaan bagi seluruh perempuan di hamparan bumi, bahwa memuliakan kaum perempuan adalah hal yang wajib untuk dilakukan, seperti makhluk Allah SWT yang lain, perempuan juga memiliki hak yang sama dengan laki-laki dalam hal memperoleh ridho Allah SWT.
Sayangnya, meski kabar gembira itu telah datang, bahkan kecanggihan zaman sudah tiada kira, kekerasan dan kejahatan yang terjadi kepada kaum perempuan masih saja ada dan terus ada, bak lumut kerak yang terus menempeli dinding-dinding lembap. Banyak orang tak mengindahkan perintah Allah SWT untuk menghormati kaum perempuan, orang-orang tidak takut untuk melakukan tindak kejahatan apa saja kepada perempuan, terutama kepada mereka yang masih berusia dibawah umur. Padahal itu adalah sesuatu yang sangat Allah SWT benci.
Berdasarkan survei yang dilakukan SPHPN pada tahun 2021 lalu secara nasional, diperoleh kesimpulan bahwa 1 dari 3 perempuan Indonesia berusia 15-64 tahun mengalami kekerasan baik secara fisik maupun seksual. Sebuah angka yang mengerikan, bayangkan saja, ada sepertiga dari jumlah perempuan Indonesia yang pernah menjadi korban kekerasan. Bukankah ini PR besar bagi kita bersama untuk dapat meminimalisasikannya?
Jika kita kaitkan kejahatan terhadap kaum perempuan yang terjadi saat ini dengan kecanggihan perkembangan zaman, maka jangan ditanya lagi. Dengan akses internet yang cepat, alat yang serba canggih, jual beli perempuan semakin gampang dilakukan. Pedhofil bermunculan bak jamur dimusim hujan, mengincar gadis-gadis belia dibawah umur untuk mereka eksploitasi.
Karena hal-hal tersebut, saat ini ada banyak lembaga yang bermunculan atas dasar kepedulian mereka terhadap nasib perempuan Indonesia. Memperjuangkan secara legal hukum-hukum yang dapat menjamin keselamatan kaum perempuan, dan giat melakukan hal-hal yang dapat menghilangkan kejahatan yang terjadi terhadap kaum perempuan di pertiwi ini. Sebuah usaha yang jempolan untuk membantu kebangkitan perempuan saat ini. Namun, jika kita berangkat dari sejarah, memang akan sulit untuk menihilkan kekerasan yang terjadi dikaum perempuan, tetapi upaya yang terus dilakukan tidak menutup kemungkinan hal-hal seperti itu dapat dikurangi.
So, sebagai manusia biasa, apa yang dapat kita lakukan untuk meredam kekacauan ini?
Apa langkah awal yang dapat kita lakukan?
Apa lagi kalau bukan pembenahan dari keluarga kuncinya. Sebab masyarakat yang saling menghargai akan terbentuk dari keluarga yang anggota keluarganya juga saling menghargai satu sama lain.
Islam telah mengajarkan bahwa menghormati ibu adalah hal utama, memperlakukan anak dengan penuh kasih sayang adalah hal yang mesti dilakukan, dan menjuahkan keluarga dari siksa neraka adalah sebuah keharusan. Orang tua hendaklah menjadi contoh teladan bagi anak-anaknya. Karena anak akan lebih banyak melakukan apa-apa saja yang dilakukan oleh orang tua mereka ketimbang melakukan apa-apa saja yang dinasehati orang tua mereka kepada mereka.
Hindari agresi fisik seperti menampar, memukul, dan lain sebagainya saat sedang marah kepada anak, terutama bagi para ayah. Hal ini akan berdampak buruk bagi perkembangan anak-anak kedepannya. Dan tentu saja jika telah melakukannya sekali, dikhawatirkan untuk yang selanjut-selanjutnya akan gampang saja untuk dilakukan. Tentu saja orang tua tidak ingin anak-anak mereka mengalami hal yang tidak diinginkan dimasa yang akan datang bukan?
Menjaga anak-anak dari bahaya pergaulan bebas, dengan membatasi area bermain anak dan menggiring mereka hanya untuk hal-hal yang positif akan membuat anak terhindar dari bahya kekerasan dan kejahatan yang mengancam mereka, dengan kata lain orang tua harus mampu menekan akses kejahatan yang akan terjadi pada anak-anak.
Orang tua adalah sahabat bagi anak, maka menjadi teman yang mengasyikkan dan mengerti dengan dunia anak menjadi hal yang harus mampu dilakukan oleh para orang tua, agar anak tidak merasa kesepian dan memiliki kepercayaan kepada orag tua untuk mau terbuka dan merasa dianggap ada.
Dan hal paling penting serta mendasar adalah bekali seluruh anggota keluarga, mulai dariorang tua, anak-anak, dan anggota keluarga lainnya dengan pengetahuan agama yang menyeluruh dan utuh. Sebab, jika keluarga telah paham tentang hal baik dan tidak baik dalam kehidupan ini, maka itu akan menjadi dasar bagi keluarga untuk bertindak dalam kehidupan sehari-hari dilingkungan luar. Bayangkan saja jika setiap keluarga melakukan hal yang sama, maka akan terbentuk masyarakat yang harmonis. Dengan mengetahui ajaran agama secara utuh dan menyeluruh, maka setiap orang akan berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak, karena mereka sadar semua perbuatan akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Penggemukan Pertambangan Batu Bara di Kota Sawahlunto, Mengais Sisa di Tengah Tingginya Permintaan Global: Luka Lama Entah Kapan ‘Kan Disembuhkan
Rabu, 24 Mei 2023 06:15 WIBKejahatan Terhadap Perempuan Vs Pendidikan dalam Keluarga
Minggu, 21 Mei 2023 18:07 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler