x

Ilustrasi kegiatan pertambangan. Sumber foto: medcom.id

Iklan

Sidiq Al Amin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 21 Mei 2023

Selasa, 23 Mei 2023 07:50 WIB

Tambang tak Hanya Menggerogoti Alam, tapi Juga Meraup Habis Sisi Kamanusiaan

Indonesia dan alam 2 hal yang sulit diperdebatkan, namun apakah keduanya sudah kontras dengan sisi kemanusiaan?. Pemanfaatan sumber daya alam pada sektor industrial ekstraktif masih menjadi obrolan samar-samar yang menimbulkan banyak konflik, bahkan sampai tidak mementingkan nyawa dan kemanusiaan. Indonesia yang setiap tahun selalu memiliki masalah besar pada sektor pertambangan,ini membuktikan bahwa ada ketimpang tindihan pada pengelolaan sumber daya tersebut.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Indonesia terkenal karena alam dan alam memperkenalkan Indonesia ke dunia. Kekayaan alam Indonesia cukup besar, faktanya hutan Indonesia menjadi hutan terluas ketiga di dunia. Hutan seluas 99 juta hektar membentang dari barat ke timur. Indonesia juga menjadi pengekspor gas alam terbesar di dunia dengan cadangan mencapai 2, 8 triliun meter persegi. Negeri ini juga merupakan penghasil batu bara terbesar ketiga di dunia dengan produksi mencapai 281,7 ton serta menjadi penghasil emas terbesar ke 9 di dunia yang tiap tahunnya memproduksi 10 ton emas. Berbicara mengenai industri ekstraktif Indonesia lah wadahnya.

Akan tetapi kekayaan ini dapat hancur di tangan kolonialisme dan para oknum tak bertanggung jawab lainnya, dari PT ilegal yang berkeliaran sampai pemboikotan lahan yang mengatasnamakan pemerintah. Inilah masalah terbesar bangsa Indonesia, dirusak oleh kita sendiri berdampak kepada kita sendiri.

Banyak kasus dan dampak dari industrial ekstraktif yang merugikan manusia, alam ,serta keberlangsungan kondisi dan tatanan bumi Indonesia ini. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kasus pekerja tambang yang memiliki resiko kematian lebih tinggi akibat menghirup kuarsa atau kristal siliko berlebih pada pengeboran mineral halus. Penggunaan bahan peledak serta aktivitas lain dalam pertambangan yang mengakibatkan erosi, menghapus keanekaragaman tumbuhan dan transfer racun rantai makanan. Konflik izin tambang nikel di Sulawesi Tenggara yang menerobos lahan warga tanpa negoisasi dan ganti rugi , akibatnya beberapa lahan cengkeh penghidup ekonomi warga musnah. Berkurangnya pangan kehidupan yang sedikitnya mengurangi sekitar 5 hektare lahan hijau akibat proyek tambang." Dimana lagi kita bisa makan kalau bukan dari bertani padi, kedatangan perusahaan tambang batu bara membuat hidup kami tak menentu, " ujar korban lahan tambang batu bara Makrome, Kalimantan Timur.

Kualitas dan kuantitas air juga menjadi kecemasan terbesar pada industri ekstraktif. Air yang tercemar akibat sedimentasi tanah limbah tambang. Rumah tangga di daerah pertambangan juga harus menghabiskan waktu lebih banyak untuk mengumpulkan air minum/bersih sekitar 5-30 menit, cenderung memiliki konsumsi air minum yang lebih rendah, dan penurunan mutu cenderung hanya berwarna saja, tidak lebih berbau/berbusa. Dari penelitian ini bisa menjadi masukkan untuk menambah kebijakan royalti pertambangan karena dampak kegiatan pertambangan yang juga signifikan.Berdasarkan hasil analisis terhadap kegiatan pertambangan tersebut biaya kesehatan memiliki nilai moneter dari biaya implisit tersebut sekitar 0.024% dari PDB Indonesia. Dampak tidak langsung dari itu semua adalah biaya kesehatan per rumah tangga karena tinggal di daerah pertambangan.

Dari tahun ke tahun pertambangan selalu menuai konflik besar , 2014 sampai 2018 terdapat 105 konflik,2019 sebelas konflik dan tahun 2020 terdapat 45 konflik. Tambang bukan memperkaya Indonesia namun menjarah sisi perdamaian manusia.

PT Freeport di Papua yang dibuahbibirkan menjadi produksi hasil tambang terbesar dunia, namun tingkat kemiskinan di Papua itu sendiri tidak ada perubahannya.Bukankah tak masuk akal dimana sebuah daerah penghasil sumber daya terbesar, juga menjadi daerah tingkat kemiskinan paling tinggi di negaranya.

Berbicara tentang kemiskinan dan penghasilan, mungkinkah semua hasil dari SDA tersebut diberikan pada negara?.Seperti peranan tambang ilegal yang memakan rugi hingga triliunan tanpa adanya pemikiran bahwa yang rugi itu negara mereka sendiri. Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin menyebut, kerugian negara akibat tambang ilegal ini setidaknya bisa mencapai Rp 3,6 triliun. Kerugian negara akibat tambang emas ilegal pada 2020 tercatat mencapai Rp 3,4 triliun. Lalu, tambang ilegal timah juga menyebabkan negara rugi sekitar US$ 15 juta atau setara Rp 234 miliar (asumsi kurs Rp 15.613 per US$).

 

Dari semua dampak negatif pertambangan tersebut, hal yang harus diprioritaskan ialah sisi kemanusiaan,bahwa nyawa lebih penting dari emas, nikel dan batu bara. Ego ingin mendapat hasil bumi berharga membuat mereka lupa akan pentingnya Kemanusiaan. Beradu nyawa demi bongkahan emas sebuah hal konyol, namun itulah yang terjadi.

 Kuli tambang tanpa perlengkapan kesehatan ,korban nyawa batu bara, menghirup asap polutan , tidak adanya asuransi pada tambang ilegal, zat kimia perusak paru paru, anak-anak, bayi, balita terancam unsur adiktif berbahaya, semua itu merusak kelangsungan sumber daya manusia.

10 nyawa melayang akibat ledakan tambang di Sawahlunto, 30 nyawa melayang akibat jejak kotor lubang bekas tambang di Kalimantan Timur, 6 nyawa hilang akibat tambang batu bara di Sumatera Selatan.

Tambang tak hanya menggerogoti alam tapi juga meraup abis sisi kemanusiaan.

Kesadaran dirilah yang sangat dibutuhkan saat ini,bahwa nyawa diatas harga emas!!!!...

Ikuti tulisan menarik Sidiq Al Amin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler