x

Kaki Palsu Bahan Daur Ulang Sampah Plastik/Doc: TEMPO

Iklan

Advist Khoirunikmah

advistkhoirunikmah
Bergabung Sejak: 9 Maret 2022

Rabu, 24 Mei 2023 06:12 WIB

Karya I Made Aditiasthana di Bidang Lingkungan dan Disabilitas

Lingkungan dan Disabilitas. Dua kata dengan kesadaran masyarakat yang minim. Dibalik itu semua, ada I Made Aditiasthana, asal Bali, yang menggunakan peluang mewujudkan semangat kehidupan kembali penyandang disabilitas. Ia juga memberi edukasi besar tentang lingkungan kepada masyarakat luas. Sebuah bisnis sekaligus panggilan hati dijalankan secara bersamaan. Prestasi Satu Indonesia Award pun ia dapatkan karena bisnis yang dilakukan memberikan dampak besar bagi Indonesia.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Apa yang pembaca ketahui tentang lingkungan? Pasti tidak jauh dari kebersihan dan sampah. Berbagai seminar dari skala kecil hingga besar tak pernah jemu membahas salah satu isu penting di bumi. Meski berbagai usaha telah dikerahkan, tetap saja kesadaran masyarakat akan peduli lingkungan masih sangat sedikit. Namun, penggerak ramah lingkungan pun tak kalah banyak, dan mereka pun terus memikirkan cara agar sampah yang dibuang masyarakat dapat dikelola dengan baik dan menjadi berbagai barang yang bermanfaat.

Adalah I Made Aditiasthana, seorang pemuda asal  Bali yang mulai merintis usaha dibidang lingkungan daur ulang sampah plastik menjadi aneka produk sangat berguna, salah satunya pembuatan kaki palsu.

Hal tersebut bukan ia lakukan secara tiba-tiba. Semua bermula dari panggilan jiwanya yang sangat peduli terhadap kasus luka diabetes. Aditiashana mendapati pasiennya mayoritas berasal dari ekonomi rendah. Ketika pria lulusan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Udayana tahun 2012 ini hampir putus asa, ragu apakah mampu membantu perawatan luka pasien diabetes dengan ekonomi minim, tibalah bantuan dari sahabat baiknya, Pande Made Beni Ariadi.  Pria  yang akrab disapa Beni itu adalah seorang ahli membuat kaki palsu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Beni ternyata juga mempunyai visi dan misi yang sama dengan Aditiashana untuk meringankan beban pasien diabetes. Mereka lalu bekerja sama pada Oktober 2019 membentuk Lembaga sosial yang diberi nama Yayasan Kaki Kita Sukasada (YKKS).

Niat baik dan tulus saja ternyata tidak cukup. Terdapat banyak lika liku, keringat dan perjuangan didalamnya. Minimnya modal serta sulitnya mencari donatur, mereka terus berusaha secara maksimal agar permasalahan sedikit demi sedikit terurai. Sampai pada akhirnya, karena ingin sekali membuat kaki palsu dengan budget minim namun berkualitas, Aditiasthana dan Beni memulai langkahnya dengan berdiskusi bersama komunitas penggiat lingkungan.

Mereka berpikir kasus sampah di Bali pada saat itu menjadi masalah yang sangat besar. Bukan hanya Bali, tetapi seluruh dunia menganggap masalah sampah adalah suatu permasalahan yang sangat besar. Berbagai kelompok dan komunitas penyelamatan lingkungan pun semakin berkembang pesat. Komunitas penggiat lingkungan menyarankan agar Aditiasthana dan Beni membuat kaki palsu untuk keberlangsungan yayasannya menggunakan bahan duar ulang sampah plastik. Selain harganya terjangkau, hal tersebut menjadi sangat inovatif.

Selama proses pembuatan, Aditiasthana dan tim tidak hanya membuat kaki palsu saja. Ada banyak aneka ragam produk, salah satunya adalah papan plastik. Aditiashana juga mulai merancang dan membuat mesin daur ulang sampah plastik sehingga bisa memproduksi sendiri.

Maret 2020, team YKKS sepakat menjadikan usaha daur ulang sampah plastik sebagai unit usaha YKKS dengan mengusung konsep pemberdayaan disabilitas dengan nama KarFa YKKS. Arti dari KarFa adalah Karya Difabel (Karya Difabel dan untuk difabel).Penyandang disabilitas yang dilibatkan baru sekadar membantu proses penyiapan bahan baku dan proses finishing (mengamplas dan packaging). Keuntungan dari usaha KarFa YKKS sebesar 25% akan didonasikan ke YKKS untuk terus menjalankan berbagai program YKKS.

Berbagai perjuangan, dan rintangan yang dihadapi Aditiashana dalam menjalankan usahanya dalam bidang lingkungan sekaligus membantu disabilitas berbuah sangat manis. Pria kreatif dan jenius ini sudah mempekerjakan sebanyak 12 orang dan 4 diantaranya adalah disabilitas. Modal awal usaha KarFa yang hanya 8 juta saat ini sudah memberikan omset rata-rata sebesar 57 juta. Sesuai dengan niat awal yaitu keuntungan 25% digunakan untuk program YKKS, salah satu program tersebesarnya adalah membantu banyak pasien luka diabetes yang tidak mampu, memberikan kompensasi biaya produksi kaki palsu, membagikan meja belajar gratis untuk anak-anak serta melakukan berbagai kegiatan edukasi permasalahan sampah ke masyarakat.

Melalui ide dan perjalanan Panjang usaha fantastis yang dilakukan oleh Aditiashana inilah yang menghasilkan ia terpilih mendapat penghargaan juara tiga dari Pemerintah Provinsi Bali dalam rangka lomba UMKM Kreatif Hari Bung Karno tahun 2021 dan menjadi salah satu pemenang kegiatan Satu Indonesia Awards 2022.

Ikuti tulisan menarik Advist Khoirunikmah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler