x

Iklan

SyahrulNur

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 7 April 2023

Rabu, 24 Mei 2023 13:51 WIB

Ancaman Laten Kendaraan Listrik Berbasis Baterai

Kampanye penggunaan kendaraan listrik makin ditebar oleh pemerintah tak ketinggalan kalangan aktor politik maupun aktor pendukung:influencer dan segenap artis. Benih-benih manfaat diperkenalkan entah itu dari segi dampak positif yang dihasilkan terhadap lingkungan maupun dari aspek kedudukan sosial. Akan tetapi sebelum tebaran benih-benih itu tumbuh. Apakah sudah pasti kita akan menikmati panennya manfaat? Yang Katakanlah jika esok lusa tiap dari kita mampu dan bisa mulai beralih ke kendaraan listrik.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kampanye penggunaan kendaraan listrik makin ditebar oleh pemerintah tak ketinggalan kalangan aktor politik maupun aktor pendukung:influencer dan segenap artis. Benih-benih manfaat diperkenalkan entah itu dari segi dampak positif yang dihasilkan terhadap lingkungan maupun dari aspek kedudukan sosial. Akan tetapi sebelum tebaran benih-benih itu tumbuh. Apakah sudah pasti kita akan menikmati panennya manfaat? Yang Katakanlah jika esok lusa tiap dari kita mampu dan bisa mulai beralih ke kendaraan listrik. 

 

Kampanye Kendaraan Listrik

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Secara sederhana kampanye penggunaan Kendaraan listrik berbasis baterai ini menekankan kendaraan listrik sebagai teknologi utama atau menjadikannya kendaraan konvensional untuk menekan konsumsi minyak bumi dan memerangi perubahan iklim yang diakibatkan oleh emisi yang dihasilkan kendaraan berbasis minyak bensin dan solar. Lewat perusahaan berplat merah PLN, salaku aktor penting bagi berjalannya realisasi ini, PLN mengkampanyekan bahwa dirinya siap mempermudah akses kebutuhan kendaraan listrik bagi para pengguna dengan memberikan fasilitas infrastruktur--Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU)--   dan digitalisasi,yakni menu Electric vehicle digital service. Selain itu, KeMenHub turut serta mengkampanyekan transisi ini dengan memamerkan kendaraan listrik di jalanan jambi, hal ini dilakukan dengan diadakannya acara—bukan pameran tentunya—touring. Menurut saya, beberapa artis dan Influencer juga memengaruhi masyarakat untuk melakukan pertimbangan pembelian kendaraan listrik, terlihat dari banyaknya konten yang mengulas kendaraan listrik, walaupun yang paling banyak diulas ialah mobil listrik Tesla yang mana hanya segelintir orang yang mampu untuk membelinya. 

 

Asa Pemerintah

 Pemerintah sebagai inisiator perubahan, kiranya cukup berambisi dengan "dampak positif " yang akan didapatkan akan transisi penggunaan kendaraan konvensional ke kendaraan listrik ini. Di bawah pemerintahan Jokowi, pemerintah aktif mengeluarkan regulasi terkait kebijakan kendaraan listrik, mulai dari dikeluarkannya: Perpres (peraturan presiden) No. 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan; Inpres (instruksi presiden): No. 7 Tahun 2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai sebagai Kendaraan Dinas Pemerintah; Permen (peraturan mentri); ESDM Nomor 13 Tahun 2020 tentang Penyediaan Infrastruktur Pengisian Listrik untuk Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai. Sampai dengan diberikannya rangsangan pada publik selaku konsumen dengan memberikan subsidi pada tiap satu kali pembelian unit kendaraan listrik. Mengutip dari berita CNN, dalam acara Mandiri Investment Forum 2023 Presiden Indonesia Jokowi dodo mengungkapkan “Kalau bisa masuk lagi ke mobil listrik yang kita jadi produsen terbesar mobil listrik terbesar di dunia. Saya enggak tahu nilai tambah yang muncul di angka berapa. Perkiraan saya di 2027-2028, jadi ini barang. Jangan takut, konsisten, kawal terus." Ambisi ini dipelumas dengan adanya cadangan Sumber Daya Indonesia yang ruah akan bahan mentah-- nikel-- yang menjadi bahan baku komponen penting bagi pembuatan kendaraan listrik berbasis baterai. Tercatat Indonesia sebagai negara yang memiliki cadangan nikel terbesar dengan menyumbang 23,7% cadangan yang ada di dunia, pasokan tersebut berasal dari tiga provinsi, yakni Sulawesi Tenggara (32%), Maluku Utara (27%), dan Sulawesi Tengah (26%). Jumlah yang legit ini membuat Pemerintah gencar mempromosikan diri agar dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya. Pada tahun lalu misalnya, Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Maritim dan Investasi bapak Luhut Pandjaitan mengadakan pertemuan di Pabrik Tesla tepatnya di Austin, Texas dengan kang Elon Musk—pemilik Tesla, SapceX, dan yang terbaru Twitter-- secara garis besar pertemuan tersebut membahas tentang tawaran investasi pada kang elon musk, yakni kerja sama terkait penyediaan serta pengolahan nikel sebagai bahan baku membuat battery cell yang berdasarkan environment (lingkungan) , social(sosial)and governance(Tata kelola perusahaan) -- ESG--yang baik dan berkelanjutan.

Sisi gelap kampanye penggunaan mobil listrik yang cemar dengan kata “ramah lingkungan”

Dari berbagai manfaat yang ditawarkan oleh aktivitas yang dihasilkan oleh kendaraan listrik dalam aspek perekonomian, hubungan global, khusunya "lingkungan.” Tak serta merta membuat kita menutup mata akan adanya sisi gelap di balik terang yang dihidangkan. Walhi (wahana lingkungan) organisasi pencinta alam yang aktif melakukan penyelamatan serta pemulihan lingkungan di Indonesia menelusuri dampak ekologis dan sosiologis yang disebabkan oleh industri ekstraktif di lingkungan pertambangan bijih nikel. Dalam studi lapangan yang dilakukan di Sulawesi Tenggara tepatnya di kabupaten Konawe Kepulauan. Walhi menemukan berbagai persoalan yang di alami warga setempat. Rentetan masalah tersebut hadir akibat dari limbah yang dihasilkan oleh aktivitas pertambangan nikel: akibatnya kawasan perairan jadi tercemar yang mengakibatkan; ekosistem terumbu karang perlahan mulai rusak sejalan dengan penyusutan jumlah tangkapan ikan serta pendapatan rumah tangga nelayan, ongkos untuk membeli bahan bakar bertambah karna jarak melaut semakin jauh dari tempat biasanya. Nelayan perempuan pun kena getahnya, beban perempuan nelayan menjadi lebih berat bukan hanya beban status gender yang kudu dipikul di budaya patriarki. Mereka harus bangun lebih pagi untuk menyiapkan apa-apa yang dibutuhkan suami untuk pergi melaut. Perempuan nelayan kudu bekerja lebih keras untuk mencari uang sampingan supaya setidaknya dapat membantu perekonomian rumah tangga karna para nelayan perempuan menyadari apa yang menjadi sumber pendapatannya sudah tidak memungkinkan lagi untuk diharapkan akibat adanya ekspansi pertambangan nikel ini. Lebih dari itu, peran perempuan yang dilabelkan masyarakat untuk memainkan peran sebagai pengatur urusan dapur rumah tangga yang dalam kesehariannya bersentuhan langsung dengan alam, agaknya ikut tergerus: air yang tercemar yang biasa dan mungkin akan digunakan jika terpaksa, berpotensi menyebabkan adanya gangguan kesehatan reproduksi perempuan,  kanker serviks, serta gangguan janin. Menurunnya kualitas tanah bekas pertambangan memengaruhi hasil perkebunan yang mana kegiatan berkebun tersebut didominasi oleh kaum perempuan. Jam istirahat yang dimiliki oleh perempuan nelayan pun perlu diputarbalikan kembali, karna setelah suami mereka pulang melaut membawa hasil tangkapan, mereka harus meluruh peluh tanoa kelu dengan berkegiatan kembali memilah-milah ikan, yang mana yang akan dijual dan yang mana yang akan menjadi lauk pauk untuk dikonsumsi keluarga di rumah.

Dengan dikeluarkannya kebijakan percepatan penggunaan kendaraan listrik yang tak sejalan dengan regulasi yang baik terkait penambangan nikel yang lebih banyak merugikan kehidupan masyarakat setempat, agaknya pemerintah selaku regulator kurang memperhatikan, menyadari, maupun mengikutsertakan masyarakat setempat khusunya masyarakat di Sulawesi Tenggara di kabupaten Konawe kepulauan dalam mengambil keputusannya. 

Greenpeace Indonesia menghitung kebutuhan nikel berpotensi naik hingga 1.000 persen pada 2050. Karena itu, pihaknya mendorong pemerintah untuk fokus pada penggunaan kendaraan umum berbasis listrik ketimbang kendaraan pribadi berbasis listrik. Menurut saya hal ini menjadi tantangan baru bagi pemerintah kita dan mungkin juga akan menambah beban baru bagi warga negara khusunya warga setempat yang terkena imbas akibat pertambangan nikel, karna acapkali tantangan lama pun masih belum memiliki titik terang yang pasti, seperti kemacetan  yang ada di ibukota misalnya.  

Demikian, ketika realisasi ini mulai berjalan dan sedikit demi sedikit kendaraan listrik mulai bertambah. Saya mulai membayangkan, di tiap kelokan, di tiap ruas jalanan di kota-kota besar. Apakah suara knalpot pun akan tergantikan dengan suara bising perut anak-anak yang kelaparan. 

 

Ikuti tulisan menarik SyahrulNur lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler