x

Iklan

Firmanda Dwi Septiawan firmandads@gmail.com

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 11 November 2021

Kamis, 25 Mei 2023 09:22 WIB

Aplikasi Tanpa Sinyal Tanpa Server, Metode Pembelajaran Baru dari Maman Sulaeman

Maman Sulaeman, guru IT SMK Gondang, Pekalongan, menciptakan aplikasi yang bisa digunakan tanpa sinyal. Aplikasi ini sangat bermanfaat dalam pembalajaran daring selama pandemi. Puluhan sekolah di Indonesia sudah memanfaatkan karya Maman. Pria ini akhirnya mendapat apresiasi dari SATU Indonesia Award atas kontribusinya tersebut.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Persoalan kelancaran kegiatan belejar-mengajar dialami semua sekolah selama pandemi lalu. Hal serupa juga menimpa SMK Gondang, Pekalongan, saat dilakukan pembelajaran daring. Kendala itu, mislanya, julai dari kesulitan guru saat memberikan penilaian kepada siswa, siswa yang kehabisan kuota internet saat ujian tengah semester atau akhir semester. Kalau kuota masih tersedia, kadang ada gangguan sinyal. Belum lagi server sekolah yang terbatas.

Menghadapi hal itu, salah seorang guru, Maman Sulaeman, putar otak mencari solusi. Sebagai guru IT ia merasa terpanggil untuk mengatasi persoalan. Maka, ia kemudian mengembangkan aplikasi untuk memudahkan kegiatan belajar-mengajar. Nama aplikasinya adalah TCExam Mobile Friendly Computers Based Test for Minimum Competency Assessment (TMFCBT for AKM).

Maman sebenarnya telah mengembangkan aplikasi ini sejak 2016.  Awalnya, program bernama TCExam hanya berfungsi untuk ujian berbasis komputer. Namun, pertengahan tahun lalu, Maman memodifikasi dan memperbaharuinya agar bisa digunakan untuk ujian semester sekolah di masa pandemi Covid-19.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Saya deg-degan karena siswa dan sekolah menghadapi banyak kendala selama pandemi dan pembelajaran daring," kata Maman. Dia menceritakan ada siswa yang tidak bisa masuk kelas karena tidak bisa membeli data internet. Lalu ada siswa yang sinyalnya bermasalah karena rumahnya di daerah pegunungan atau dekat jalan raya. "Belum lagi server sekolah juga memiliki kemampuan yang terbatas, sehingga tidak bisa menampilkan soal dengan baik," ujarnya. 

Di saat yang sama, kata dia, dukungan pemerintah untuk kuota data internet bagi siswa juga tidak menyelesaikan masalah. Pasalnya, layanan data online sangat terbatas, sehingga siswa masih belum memiliki akses terhadap aplikasi ujian yang disiapkan sekolah.

TMFCBT lalu diujicobakan pada ujian semester tahun 2020. Dengan melakukan update pada aplikasi tersebut, siswa tanpa kuota data internet akhirnya dapat mengikuti ujian sekolah dan mengaksesnya meskipun terjadi gangguan sinyal. Sekolah pun tidak perlu keluar dana untuk menambah kapasitas server.

“Di sini siswa hanya membutuhkan data dan kuota sinyal untuk mengirim soal melalui WhatsApp atau Bluetooth chat,” kata Maman yang sudah mengabsi sebagai guru selama 11 tahun ini. Mereka kemudian dapat memproses soal ujian dengan lancar dan tanpa kuota sinyal atau data. "Hasilnya, siswa sangat puas dan sekolah juga terbantu,” ujar pria kelahiran 7 Juni 1986 di Pekalongan ini. 

Suami Anna Rahmawat itu pun lalu membagikan aplikasi secara gratis ke sekolah-sekolah lain. Maman menyediakan tautan terbuka TMFCBT untuk AKM di media sosial dan grup diskusi untuk diunduh. Sejauh ini, sudah 22 sekolah di Indonesia menggunakan aplikasi karya Maman. Sekolah-sekolah itu tersebar di Aceh, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, NTT, Kalimantan Selatan hingga Sulawesi Selatan. "Saya memberikan aplikasi tanpa sinyal dan server ini ke sekolah manapun yang membutuhkannya."

Bapak tiga anak ini mengatakan bahwa sekolah yang menggunakan palikasi itu sangat terbantu selama kegiatan pembelajaran daring. Sebuah sekolah di Kalimantan yang memiliki jurusan kelautan, misalnya, juga sudah memanfatakan aplikasi tersebut. "Selama ujian, siswa yang melakukan magang di kapal lepas pantai dapat menggunakan aplikasi tersebut," kata Maman.

Apa yang telah dilakukan Maman tersebut membuatnya menerima apresiasi sebagai salah finalis dalam Spirit of the Integrated Astra For (One) Indonesia Award 2021 yang dipersembahkan PT Astra International Tbk. Maman ingin menginspirasi anak muda, khususnya anak sekolah, untuk tidak mendahulukan masalah atau kesulitan.

“Sebagai seorang guru, saya ingin menjadi teladan bagi mereka, sehingga batasan-batasan di sekitar kita menginspirasi mencari solusinya," katanya. 

Di sekitar kita mestinya cukup banyak tokoh atau komunitas, yang seperti Maman Sulaeman, bergerak tanpa pamrih memberikan kontribusi sosial.  Astra Internasional bersama Indonesiana.id mengajak seluruh anak negeri untuk berkembang melalui beragam inovasi dan kemajuan negeri sebagai bagian dari SATU Indonesia Awards ke-13 tahun 2022.

 

Ikuti tulisan menarik Firmanda Dwi Septiawan firmandads@gmail.com lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu