x

Pengolahan nikel di Industri. Sumber foto: katadata.co.id

Iklan

Farro Aina

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 20 Mei 2023

Kamis, 25 Mei 2023 08:17 WIB

Kritik terhadap Industri Ekstraktif: Mendorong Pertumbuhan Berkelanjutan dan Inklusif

artikel ini dibuat untuk mengikuti Lomba Menulis Artikel Hari Anti-Tambang

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Industri ekstraktif, dengan fokus utamanya pada penambangan dan pengolahan sumber daya alam, telah menjadi target kritik yang semakin meningkat dalam beberapa dekade terakhir. Meskipun industri ini memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, dampak negatifnya terhadap lingkungan, masyarakat, dan keberlanjutan global tidak dapat diabaikan.

Salah satu kritik utama terhadap industri ekstraktif adalah model ekonomi yang bergantung pada eksploitasi sumber daya alam yang terbatas. Proses ekstraksi yang intensif berkontribusi pada penurunan kualitas lingkungan dan degradasi ekosistem. Ketergantungan yang berlebihan pada industri ekstraktif dapat menyebabkan kerentanan ekonomi terhadap fluktuasi harga komoditas, menghambat diversifikasi ekonomi, dan memperburuk kesenjangan sosial.

Selain itu, industri ekstraktif sering kali menyebabkan ketimpangan dalam distribusi kekayaan dan manfaat ekonomi. Manfaat ekonomi yang dihasilkan dari eksploitasi sumber daya alam cenderung tidak merata, dengan sebagian besar keuntungan dinikmati oleh perusahaan multinasional dan pemerintah, sementara masyarakat lokal sering kali ditinggalkan dengan sedikit manfaat yang diperoleh dan harus menghadapi dampak negatif yang signifikan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pendekatan baru yang diperlukan untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan dan inklusif adalah dengan menggeser paradigma ekonomi dari ekstraktif ke berbasis pada sumber daya manusia dan inovasi. Beberapa langkah yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

Investasi dalam sumber daya manusia: Penting untuk mengembangkan kapasitas manusia melalui pendidikan dan pelatihan untuk menghasilkan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas. Dengan demikian, masyarakat akan lebih mampu beradaptasi dengan perubahan ekonomi dan beralih ke sektor-sektor alternatif yang lebih berkelanjutan.

Diversifikasi ekonomi: Mendorong diversifikasi ekonomi dengan mengembangkan sektor-sektor non-ekstraktif seperti pariwisata, teknologi hijau, industri kreatif, dan pertanian berkelanjutan. Ini dapat membantu mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam yang terbatas dan menciptakan peluang kerja yang beragam.

Mendorong inovasi dan teknologi hijau: Investasi dalam riset dan pengembangan teknologi baru yang berkelanjutan dan ramah lingkungan akan menjadi kunci untuk mengurangi dampak negatif industri ekstraktif. Ini dapat melibatkan penggunaan teknologi terbarukan, pengelolaan limbah yang lebih efektif, dan efisiensi energi.

Melibatkan masyarakat lokal: Penting untuk melibatkan masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan terkait dengan pengelolaan sumber daya alam di wilayah mereka. Pemberdayaan masyarakat dan partisipasi dalam perencanaan dan pengambilan keputusan dapat memastikan bahwa manfaat ekonomi dan lingkungan diperoleh secara adil dan berkelanjutan.

Industri ekstraktif, dengan fokus utamanya pada penambangan dan pengolahan sumber daya alam, telah menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi di banyak negara. Namun, keuntungan ekonomi yang dihasilkan sering kali diimbangi oleh dampak negatif yang signifikan terhadap lingkungan dan masyarakat.

Salah satu dampak yang paling jelas adalah kerusakan lingkungan. Proses penambangan secara langsung mengganggu ekosistem alami, menghancurkan hutan, menggali tanah, dan mencemari air dan udara. Pencemaran limbah tambang dapat menyebabkan keracunan air dan tanah, mengancam keberlanjutan ekosistem dan kesehatan manusia. Kerusakan lingkungan ini berdampak jangka panjang, dan pemulihan wilayah yang terkena dapat memakan waktu bertahun-tahun bahkan berabad-abad.

Selain itu, industri ekstraktif juga sering kali mengabaikan hak-hak masyarakat lokal. Masyarakat adat yang hidup di sekitar wilayah penambangan sering menghadapi pengusiran paksa, hilangnya akses terhadap sumber daya alam tradisional mereka, dan pelanggaran terhadap budaya dan identitas mereka. Kondisi kerja yang buruk, upah rendah, dan pelanggaran hak pekerja juga menjadi masalah serius dalam industri ekstraktif.

Penting bagi kita untuk mencari solusi yang berkelanjutan dan adil untuk menghadapi tantangan industri ekstraktif. Beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:

Penguatan regulasi dan pengawasan: Diperlukan peraturan yang ketat dan pengawasan yang kuat terhadap industri ekstraktif, termasuk dalam hal perlindungan lingkungan, hak pekerja, dan hak-hak masyarakat lokal. Regulasi yang efektif harus mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

Investasi dalam teknologi ramah lingkungan: Pengembangan dan penerapan teknologi yang lebih ramah lingkungan dalam industri ekstraktif dapat membantu mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Misalnya, penggunaan teknologi yang lebih efisien dalam pengolahan sumber daya alam, penggunaan energi terbarukan, dan pengelolaan limbah yang lebih baik dapat membantu mengurangi jejak ekstraktif.

Pemberdayaan masyarakat lokal: Penting untuk melibatkan masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan terkait industri ekstraktif yang mempengaruhi wilayah mereka. Pemberian akses kepada mereka untuk berpartisipasi dalam perencanaan, pengelolaan, dan manfaat dari kegiatan ekstraktif dapat memastikan adanya keadilan sosial dan lingkungan.

Diversifikasi ekonomi: Untuk mengurangi ketergantungan pada industri ekstraktif, penting untuk mendorong diversifikasi ekonomi di daerah-daerah yang terkena dampak. Ini melibatkan investasi dalam sektor-sektor alternatif, seperti pariwisata berkelanjutan, pertanian, dan industri kreatif, yang dapat memberikan peluang ekonomi yang berkelanjutan dan beragam.

Kolonialisme industri ekstraktif telah lama menjadi permasalahan yang mendalam dan kompleks di dunia. Praktik eksploitasi sumber daya alam oleh kekuatan kolonial telah meninggalkan dampak yang merugikan bagi lingkungan, masyarakat lokal, dan keberlanjutan global. Dalam era transisi energi saat ini, ketegangan antara industri ekstraktif dan kebutuhan untuk mengurangi emisi karbon semakin meningkat. Artikel ini akan menjelajahi sub tema yang saling terkait: sesar nalar transisi energi, jejak kotor kendaraan listrik, serta perlindungan air dan pangan dalam melawan dominasi industri ekstraktif.

Industri ekstraktif, terutama pertambangan, memiliki dampak serius terhadap pasokan air dan pangan. Pada tingkat lokal, ekstraksi air yang berlebihan dan polusi limbah dari tambang mengancam keberlanjutan sumber air dan kesehatan masyarakat lokal. Di sisi lain, tanah yang dikonversi untuk penggunaan industri ekstraktif juga mengurangi lahan pertanian yang tersedia, mengancam ketahanan pangan dan kemandirian masyarakat.

Perlindungan air dan pangan melawan industri ekstraktif memerlukan pendekatan yang holistik, yang mencakup kebijakan yang mengatur penggunaan air secara berkelanjutan, penerapan teknologi ramah lingkungan dalam proses ekstraksi, dan diversifikasi sumber pangan untuk mengurangi ketergantungan pada lahan yang terancam oleh industri ekstraktif.

Kolonialisme industri ekstraktif telah mewarnai sejarah dan masa depan manusia. Dalam menghadapi tantangan transisi energi, jejak kotor kendaraan listrik, serta perlindungan air dan pangan, kita harus bergerak menuju paradigma baru yang berfokus pada keadilan sosial, keberlanjutan lingkungan, dan hak asasi manusia. Hal ini melibatkan kerjasama internasional yang kuat, pengembangan teknologi yang ramah lingkungan, dan pemahaman bahwa kekayaan sumber daya alam harus digunakan secara bijaksana untuk kepentingan semua pihak. Hanya dengan mengatasi masalah kolonialisme industri ekstraktif, kita dapat mencapai dunia yang lebih adil, berkelanjutan, dan inklusif bagi semua.

 Dengan demikian, cara pandang terhadap industry esktraktif harus diimbangi dengan upaya penyelamatan lingkungan. Bagaimanapun juga, tugas pelaku industry tersebut perlu memperhatikan pengelolaan lingkungan jangka Panjang. Air dan sumber pangan menjadi dua kebutuhan primer kelangsungan hidup manusia. Di sebuah kota dengan sanitasi yang buruk akibat polusi limbah tambang jelas berangsur angsur menyebabkan  kematian. Air yang tidak tercemar menjadi kunci Kesehatan dan kebutuhan manusia.

Ikuti tulisan menarik Farro Aina lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler