x

mobil listrik GIIAS 2022

Iklan

risna hairani

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 24 Mei 2023

Kamis, 25 Mei 2023 08:27 WIB

Kolonialisme Industri Ekstraktif: Jejak Kotor Kendaraan Listrik

KOLONIALISME INDUSTRI EKSTRAKTIF Jejak Kotor Kenderaan Listrik

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mobil listrik merupakan mobil yang digerakkan oleh motor listrik, mobil ini digerakkan oleh energi listrik yang disimpan dalam baterai yang menyimpan energi lainnya. Mobil listrik sangat populer pada akhir 1800-an dan awal 1900-an, tetapi popularitasnya menurun karena kemajuan teknologi mesin pembakaran internal dan harga kendaraan bertenaga bensin yang lebih rendah.
 
Krisis energi pada tahun 1970-an dan 1980-an pernah memicu minat pada mobil listrik, tetapi baru pada tahun 2000-an pembuat mobil baru mulai menganggap serius EV. Ini karena harga minyak naik pada tahun 2000-an dan banyak orang di dunia sudah menyadari efek berbahaya dari gas rumah kaca. Mobil listrik memiliki beberapa potensi keunggulan dibandingkan mobil konvensional yang bermesin pembakaran dalam, antara lain mobil listrik yang tidak menghasilkan emisi kendaraan bermotor, mengurangi emisi gas rumah kaca karena tidak memerlukan bahan bakar fosil sebagai tenaga penggerak utamanya, mengurangi ketergantungan terhadap minyak luar negeri, kenaikan. harga minyak dapat mempengaruhi perekonomian mereka. dan tidak menimbulkan polusi suara, sehingga dapat bermanfaat bagi lingkungan.
 
Meskipun mobil listrik memiliki beberapa potensi keunggulan seperti yang telah disebutkan di atas, namun maraknya penggunaan mobil listrik memiliki berbagai konsekuensi, seperti:
 
1. Bahan baku batere listrik
Bahan baku utama baterai mobil listrik adalah logam lithium, grafit untuk elektroda negatif, dan aluminium dan tembaga juga digunakan dalam pembuatan konduktor listrik, elektrolit, pemisah, dan baterai pelindung. Kelebihan batere mobil listrik diantaranya ramah lingkungan, hemat biaya operasional, kinerja yang baik, tenang dan nyaman, mendukung kemandirian energi dan dapat digunakan di area terbatas. 
 
Pasokan bahan baku baterai mobil listrik terbatas dan proses pembuatannya dapat menimbulkan dampak lingkungan. Tujuannya adalah mengembangkan teknologi baterai dengan cara yang berkelanjutan dan mempertimbangkan seluruh siklus hidupnya, termasuk produksi, penggunaan, dan daur ulang.
 
Sebagian besar kendaraan bermotor saat ini menggunakan bahan bakar fosil yang tidak dapat diperbaharui. Semakin banyak kendaraan bermotor, semakin banyak bahan bakar fosil yang digunakan. Kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar fosil meningkatkan gas rumah kaca di atmosfer bumi. Bahan bakar fosil mengandung bahan biokimia dan merupakan hasil dari pembentukan dan penguraian selama jutaan tahun, yang kemudian memadat dan menghasilkan energi untuk batu bara, minyak dan gas. Karena prosesnya panjang dan tidak terbarukan, pasokan bahan bakar fosil terbatas sehingga lama kelamaan akan habis.
 
Dampak negatif penggunaan bahan bakar fosil antara lain meningkatnya polusi udara berupa racun berupa radikal bebas, menyebabkan hujan asam, mencemari lingkungan tanah dan air, membahayakan kesehatan penambang, pemanasan global dan dampaknya. perubahan iklim yang ekstrim. Bahan bakar fosil juga memiliki beberapa keunggulan seperti menghasilkan listrik dalam jumlah besar, lebih mudah ditemukan, dukungan finansial dan dasar di berbagai sektor dari industri hingga ekonomi.
 
2. Batere Mobil Listrik terhadap Kesehatan
 
Baterai ini mengandung senyawa yang sangat sensitif terhadap tegangan yang berasal dari perangkat dan suhu sekitar. Dengan demikian, penggunaan baterai ini dalam jangka panjang dapat menyebabkan masalah kesehatan di kemudian hari. Berdasarkan data dan penelitian yang ada, penyebab potensi gangguan kesehatan yang paling mungkin terjadi adalah polusi gas dari mobil listrik yang dikenal dengan EMF (Electromagnetic Field Radiation). Baterai dan kabel listrik mobil listrik biasanya diletakkan di dekat pengemudi dan penumpang mobil listrik tersebut, sehingga risiko kontaknya bisa dikatakan relatif tinggi.
 
Secara teori dan data terbatas yang ada, eksposur dari energi yang dilepaskan oleh mobil listrik dapat menyebabkan gangguan kesehatan berupa nyeri kepala, rasa cemas, rasa depresi, mual, muntah, fatigue, disfungsi seksual, dan gangguan tidur. Selain itu, apabila eksposur terjadi dalam jangka waktu yang panjang dan intens, manusia yang terpapar memiliki peningkatan risiko untuk mengalami kanker, gangguan neurologis, gangguan psikologis, keguguran pada wanita hamil, dan leukemia pada anak-anak.
 
3. Potensi Kebakaran
 
Potensi bahaya batere mobil listrik adalah resiko kebakaran dan ledakan aki itu sendiri. Batere mobil listrik pada dasarnya terdiri dari ratusan atau ribuan sel yang saling terhubung. Jika masalah terjadi pada satu sel, masalah tersebut dapat menyebar ke sel lain. Akibatnya, aki kendaraan listrik rentan terhadap percikan api, bahkan kebakaran atau ledakan, yang dapat meningkatkan kematian.
 
4. Limbah Baterai di Masa Depan
 
Berlanjut dengan kemungkinan timbulnya limbah, dengan meningkatnya penggunaan KBLBB ini akan menimbulkan masalah pada pembangkitan aki bekas. Daya tahan baterai relatif singkat, sekitar 10-12 tahun. Setelah itu, aki harus diganti dengan yang baru untuk melanjutkan penggunaan kendaraan. Karena masa pakai baterai yang terbatas ini, banyak limbah yang akan menumpuk di masa mendatang. Kendaraan listrik bukan hanya baterai lithium yang tergolong limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Sampah jenis ini memerlukan penanganan khusus agar tidak bisa sembarangan. Jadi pekerjaan rumah lain bagi pemerintah adalah merancang program daur ulang dan pengelolaan secara hati-hati agar senyawa kimia dalam baterai tidak benar-benar merusak lingkungan.
 
5. Angka Kemacetan Semakin Meningkat
 
Seiring bertambahnya jumlah pengguna ini, kemacetan lalu lintas terjadi, seperti halnya di kota-kota besar. Efek domino kemacetan memang tidak main-main, mulai dari energi yang terbuang percuma, terhambatnya rantai logistik, kecelakaan lalu lintas bahkan penurunan kualitas hidup warga di kawasan tersebut. Selain itu, seiring bertambahnya jumlah pengguna kendaraan pribadi, dibutuhkan dana yang besar pula untuk pembangunan infrastruktur. Pelebaran jalan, pembebasan lahan bahkan penambahan jalan tentunya membutuhkan banyak waktu dan sumber daya selain sumber dana.
 
6. Dampak Batubara terhadap lingkungan
 
Bahan bakar listrik 63 persen masih berasal dari batu bara juga membuat electric vehicle (EV) ini tak sepenuhnya ramah lingkungan, inipun tidak sepenuhnya ramah lingkungan, hanya pengalihan atau penundaan pencemaran, karena batu bara juga menghasilkan limbah. Ancaman pertambangan batubara yang digunakan untuk produksi kendaraan listrik berdampak negatif terhadap perlindungan alam dan lingkungan serta terhadap aktivitas masyarakat yang tinggal di sekitar aktivitas pertambangan. Pertambangan batubara dapat merusak alam dan lingkungan dengan mengubah bentuk tanah akibat terbentuknya lubang-lubang besar, gangguan kualitas air, penurunan kualitas udara dan hilangnya ekosistem alam, serta secara tidak langsung juga mempengaruhi kehidupan sosial negara. pertambangan batubara di lingkungannya.
 
Mobil listrik tidak bebas emisi, karena penggunaannya terus mengeluarkan emisi CO₂, dan untuk mendapatkan listrik membutuhkan bahan bakar fosil dalam jumlah besar. Selain itu, proses penambangan batu bara padat energi dan menimbulkan polusi. Namun, solusi penggunaan baterai yang sering diajukan membutuhkan proses yang panjang, mekanisme daur ulang yang matang dan mahal. Oleh karena itu, pengembangan dan desain kendaraan listrik yang berkelanjutan diperlukan untuk menjadi solusi lengkap untuk emisi karbon dioksida. Singkatnya, dapat dikatakan bahwa kendaraan listrik menawarkan peluang yang sangat baik untuk mengurangi polusi dan emisi gas rumah kaca.
 
Namun, penting bagi kita untuk memahami dan mengakui jejak kotor kendaraan listrik dan dampak negatifnya terhadap lingkungan. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan inovasi untuk produksi baterai yang lebih berkelanjutan, penggunaan sumber energi yang bersih, dan penggunaan limbah baterai yang efisien. Selain itu, transisi yang lebih luas ke energi terbarukan juga sangat penting untuk mengurangi dampak negatif kendaraan listrik selanjutnya. 
 
 
 
 
 
#LombaArtikelJATAMIndonesia

 

Ikuti tulisan menarik risna hairani lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler