x

Ilustrasi coding

Iklan

Yulius Nipu

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 25 Mei 2023

Jumat, 26 Mei 2023 06:05 WIB

Pendidikan dalam Kendali Kapitalisme

Selain mendominasi perusahaan-perusahaan besar, sistem kapitalisme-monopolistik dapat berdampak pada komersialisasi pendidikan dalam wujud privatisasi sekolah.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pendidikan Dalam Kendali Kapitalisme

 

   Kita tahu bahwa kapitalisme sejak kemunculannya telah merongrong sendi-sendi kehidupan manusia. Kapitalisme membuat ketergantungan yang luar biasa bagi manusia, dari sejak manusia lahir hingga meninggal dunia. Kapitalisme menciptakan ketergantungan dengan produk-produknya sehingga manusia tidak mampu membedakan kebutuhan dan keinginan. Manusia pada akhirnya kehilangan arah dan terjebak dalam kesadaran semu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

  Situasi tersebut kemudian dimanfaatkan oleh kapitalisme untuk menyebar ke semua sektor, termasuk pendidikan. Pendidikan kemudian diarahkan untuk pencarian keuntungan semata-mata. Pendidikan yang seharusnya bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa justru berbelot. Melalui pembaharuan sistem, kapitalisme masuk dan menguasai dunia pendidikan.

 Kapitalisme-Monopolistik

    Kapitalisme-monopolistik mengacu pada perkembangan sistem ekonomi kapitalis yang ditandai oleh dominasi perusahaan-perusahaan besar atau monopoli dalam industri-industri tertentu. Istilah "kapitalisme-monopolistik" dicetuskan oleh ekonom Polandia-Amerika, Thorstein Veblen, yang digunakannya untuk menggambarkan transformasi ekonomi Amerika Serikat pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.

   Periode ini ditandai oleh munculnya perusahaan-perusahaan besar yang menguasai pasar dan mampu mengendalikan harga, produksi, dan distribusi barang dan jasa. Para pemilik perusahaan-perusahaan ini, yang sering disebut sebagai "baron-baron kapitalisme" atau "magnat-magnat bisnis," memiliki kekuatan besar dalam mengendalikan perekonomian.

   Menurut Juergen Habermas, kapitalisme modern cenderung menciptakan krisis demokrasi dan mengancam kehidupan publik yang berkualitas. Ia berpendapat bahwa perkembangan besar dalam kapitalisme modern, seperti peningkatan dominasi korporat dan komodifikasi semua aspek kehidupan, mengurangi ruang bagi komunikasi demokratis dan partisipasi masyarakat.

   Habermas mengidentifikasi konsep kolonisasi kehidupan dunia di mana kepentingan ekonomi dan logika pasar meresap ke dalam semua bidang kehidupan, termasuk politik, budaya, dan komunikasi. Hal ini mengarah pada dominasi kekuatan ekonomi dan mengabaikan kebutuhan masyarakat yang lebih luas.

Komersialisasi Pendidikan

   Selain mendominasi perusahaan-perusahaan besar, sistem kapitalisme-monopolistik dapat berdampak pada komersialisasi pendidikan dengan privatisasi sekolah. privatisasi Sekolah dalam kapitalisme-monopolistik, ada kecenderungan menuju privatisasi sektor pendidikan. Perusahaan-perusahaan besar atau individu kaya dapat mendirikan sekolah swasta yang berorientasi pada keuntungan finansial, yang memungkinkan mereka untuk mengendalikan kurikulum, biaya pendidikan, dan seleksi siswa berdasarkan kemampuan membayar. Hal ini dapat menyebabkan ketidaksetaraan akses ke pendidikan, dengan kelas menengah ke bawah dan kelompok yang kurang mampu kesulitan mendapatkan pendidikan berkualitas.

    Menurut laporan statistik Indonesia, pada tahun ajaran 2022/2023 jumlah sekolah di Indonesia 399.376 unit, diantaranya Taman kanak-kanak swasta mencapai 94,67%. Sementara sekolah Dasar Negeri 87,29%, sedangkan sekolah dasar swasta 93,54%. Lalu, sekolah menengah pertama negeri 56,83%, sementara swasta 92,03%. Kemudian, jumlah sekolah menengah atas terdapat sebanyak 14.236 unit, dengan 50,92% di antaranya swasta. Di sisi lain, sekolah menengah kejuruan sebanyak 14.265 unit, dengan 74,11% di antaranya swasta.

    Dari data tersebut, menunjukan bahwa para korporat sedang berupaya menguasai sektor pendidikan dan menanamkan ideologi kapitalisme dalam dunia pendidikan.

Posisi Cendikiawan dan Mahasiswa

   Berangkat dari permasalahan diatas, pertanyaannya kemudian bagaimana posisi cendikiawan atau mahasiswa? Haruskah hanyut dengan permainan kapitalisme? Atau menciptakan perlawanan sebagai bentuk ketidaksepakatan terhadap kapitalisme yang lebih mengutamakan modal.

   Tentu, mahasiswa sebagai kaum terdidik, agen of chance harus siap melakukan perubahan. Sebab, hanya mahasiswa yang mampu melakukannya. Hanya mahasiswa yang terbebas dari intervensi apapun. Sebagaimana yang dikatakan oleh Tan Malaka bahwa " Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda".

   Bentuk perlawanan yang paling konkrit adalah mendorong pemerintah menciptakan sistem baru sebagai penangkal sistem kapitalisme-monopolistik. Sistem baru ini harus bebas dari intervensi dan kepentingan-kepentingan, terkecuali peningkatan kualitas pendidikan.

Nama : Yulius Nipu

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Dwijendra

Presidium Pendidikan & Kaderisasi PMKRI Cabang Denpasar

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Yulius Nipu lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu