Daun, menyita pandangan
beragam warna bercorak
sesuka maunya waktu
tempat, pohon bertumbuh.
Ragam pesona daun, bagai
berkisah tentang dirinya
seberapa kuat ia, seberapa
lama sudah usianya.
Berkenankah penikmat
panorama daun sejumlah
pohonan menjulang, mendatar
merambat varian warna
Manfaat dedaunan bagi
kesehatan, lingkungan sekitar
memperindah halaman
rumpun pohonan.
Daun gugur indah
melambat turun berjatuhan
menunjukan musim, waktu
perubahan cuaca.
Kering daun-daun
mimpi berserakan, kisah
dalam cerpen, tertulis novel
prosa liris taman hati.
Gugur daun dari reranting
cerita sukma tentang bara
terbawa angin embara
perjalanan awal mula.
Lantas akhir, bermula
bersemi kuncup-kuncup
berdatangan kaum serangga
beragam rupa.
Beterbangan kian-kemari
mengolah kata puisi
merah dadu, sepia ungu muda
atau biru merona sedih.
Warna sore tak selalu senja
ketika daun berarak-arakan
berguguran bercengkerama
dengan angin semilir.
Ya, malaikat cantik,
baru saja selewat kata
sepenggal syair api
di belakang koma.
Cerita sunyi. Mati
terbelenggu kosa kata
Takzim kecewa, daun
bisu, debu arang.
Semerbak aroma daun
bau tanah setelah hujan
bukan hanya angan, rindu
berpeluk merah saga.
***
Jakarta Indonesiana, Mei 25, 2023.
Ikuti tulisan menarik Taufan S. Chandranegara lainnya di sini.