Industri media adalah industri yang bergerak pada sektor ekonomi yang terkait dengan produksi, distribusi, dan konsumsi konten media. Pada dasarnya industri media ini berbentuk media konvensional seperti koran, radio, televisi, majalah, dan lain sebagainya.
Industri media pada era-nya adalah industri yang menjanjikan karena memproduksi informasi yang sangat dibutuhkan khalayak. Seiring berkembangnya zaman, dewasa ini perkembangan teknologi telah mendukung terbukanya pintu arus informasi dengan lebar. Karena dengan kemunculan era digital ini setiap individu dapat mengakses informasi dengan cepat melalui satu genggaman.
Berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia mencapai 215,63 juta orang pada periode 2022-2023. Jumlah tersebut meningkat 2,67% dibandingkan pada periode sebelumnya yang sebanyak 210,03 juta pengguna. Hasil survei tersebut menandakan bahwa masyarakat di era digital ini lebih banyak menggunakan internet untuk memenuhi kebutuhan informasi, edukasi, hiburan dan lainnya melalui internet yang dapat diakses dalam satu ponsel pintar.
Di satu sisi perubahan ini memberikan kemudahan bagi masyarakat, namun di sisi lain perubahan ini menjadi hantaman yang besar untuk industri media di Indonesia. Karena pasalnya perubahan ini membuat industri media harus dapat berdiri tegak, jika tidak mereka akan terakuisisi atau bahkan gulung tikar. Maka dari itu, iklan menjadi alat penyokong utama untuk bertahan hidup bagi industri media khususnya industri media di Indonesia.
Mengapa demikian? Pertama, industri media di Indonesia mulai banyak yang bermunculan dan berlomba-lomba di tengah arus digital. Kecepatan menyebarkan informasi atau konten menjadi sebuah tantangan bagi industri media agar dapat menarik atensi khalayak. Semakin tinggi engagement atau insight pemirsa yang didapat, maka media tersebut akan semakin banyak dilirik oleh para pemasang iklan.
Kemajuan teknologi yang bergerak kearah digital tentu membawa keuntungan besar bagi periklanan ditambah dengan peningkatan penetrasi smartphone di Indonesia yang memberikan dampak positif pada industri periklanan. Dengan lebih banyak orang yang mengakses internet melalui perangkat mobile, iklan dapat disesuaikan dengan preferensi dan perilaku konsumen secara lebih tepat. Media sosial menjadi salah satu saluran periklanan yang populer, dengan kemampuan untuk menyediakan iklan yang ditargetkan dan berinteraksi langsung dengan konsumen.
Meskipun demikian, industri periklanan di Indonesia juga menghadapi tantangan yang besar sejalan dengan tantangan industri media itu sendiri. Salah satu tantangan terbesarnya adalah persaingan yang ketat dengan platform media lain atau platform kompetitor. Selain itu beberapa kasus iklan yang manipulatif telah mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap iklan dan media itu sendiri.
Maka dari itu untuk mempertahankan integritas juga value industri media, diperlukan upaya dalam meningkatkan etika periklanan atau menyaring iklan yang sesuai. Meskipun Iklan menjadi perangkat survival industri media, namun filterisasi terhadap iklan tetap harus dilakukan. Dapat kita bayangkan industri media yang tengah dihantam derasnya digitalisasi di mana akurasi harus sejalan dengan kecepatan per-sekian detik, tetap harus menarik iklan dan menyaring iklan tersebut dalam satu waktu.
Apabila tidak ada iklan, maka tidak menutup kemungkinan media tersebut akan tenggelam. Secara keseluruhan, kondisi periklanan di Indonesia sebagai penyokong utama industri media telah berkembang secara signifikan. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi, adopsi teknologi digital, dan penetrasi smartphone yang luas telah mendorong industri periklanan dan media untuk beradaptasi dan berkembang. Meskipun tantangan seperti persaingan yang ketat dan isu kepercayaan masih ada, dengan pendekatan yang tepat, industri periklanan yang sejalan dengan industri media ini memiliki potensi besar untuk terus tumbuh dan berkontribusi pada ekonomi negara.
Ikuti tulisan menarik Salsabilla Mutiara lainnya di sini.
