x

Aspal. Ilustrasi Pembangunan Jalan

Iklan

Indŕato Sumantoro

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 12 Juli 2020

Sabtu, 27 Mei 2023 13:51 WIB

Aspal Impor akan Selalu Menjadi Pertanyaan

Aspal impor akan selalu menjadi pertanyaan rakyat. Percayalah. Mampukah pemerintah Indonesia menutup telinga, mata, dan mulut selama-lamanya?. Seyogyanya, mohon dijawab pertanyaan rakyat ini sekarang juga. Rakyat tidak bodoh-bodoh amat. Kalau pemerintah masih tetap membisu seribu bahasa, rakyat juga bisa menjawab pertanyaannya sendiri. Kalau hilirisasi aspal Buton dimulai pada detik ini juga. Maka insya Allah, Indonesia akan sudah mampu berswasembada aspal pada tahun 2045, yang akan bertepatan dengan tahun Indonesia Emas.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kalau kita ingat Pulau Buton, pasti ingat juga aspal Buton. Karena Pulau Buton dan aspal Buton adalah satu jiwa. Satu semangat perjuangan untuk mengsubstitusi aspal impor. Tetapi mirisnya, kalau kita ingat kata “aspal”, maka pasti kita akan ingat aspal impor. Mengapa kita tidak ingat pulau Buton yang kaya raya dengan aspal alamnya? Apakah mungkin karena aspal Buton sudah mati, dan hanya tinggal nama saja? Oh, alangkah kasihan sekali.

Kalau kita membaca berita mengenai meresmian jalan-jalan tol yang megah, yang terpikir oleh kita adalah bahwa jalan-jalan tol tersebut pasti menggunakan aspal impor. Kemudian kita akan berpikir lagi, tidaklah heran bahwa kita harus membayar tarif masuk jalan-jalan tol ini cukup mahal. Karena membangun jalan-jalan tol adalah sangat mahal sekali. Apalagi karena harus menggunakan aspal impor yang harganya mahal. Mengapa jalan-jalan tol tidak menggunakan aspal Buton saja, produk dalam negeri, yang harganya lebih murah?.

Kalau kita menonton video viral di Youtube mengenai jalan-jalan yang rusak parah dan berlubang-lubang di provinsi Lampung, pasti kita akan ingat “aspal”. Selanjutnya, kita akan ingat, bahwa mungkin pemerintah daerah tidak mampu memperbaiki jalan-jalan yang rusak tersebut, karena keterbatasan dana. Dan apa lagi harga aspal impor sekarang sangat mahal. Akhirnya, kita akan ingat aspal Buton. Tetapi mengapa pemerintah daerah tidak mau menggunakan aspal Buton saja yang harga lebih murah?.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Indonesia telah mengimpor aspal sejak tahun 1980an. Atau sudah 43 tahun lebih. Indonesia mengimpor aspal, karena aspal Buton tidak mampu memenuhi kebutuhan aspal nasional yang setiap tahunnya meningkat terus. Pada saat ini, Indonesia impor aspal sejumlah 1,5 juta ton per tahun. Sedangkan produksi aspal Buton sendiri hanya 7% dari kebutuhan aspal nasional. Melihat informasi dan data-data ini, kelihatannya Indonesia akan impor aspal selama-lamanya. Apakah kita tidak merasa miris dan menangis melihat fakta pahit ini ?.

Sampai kapanpun, rakyat Indonesia akan bertanya terus. Kapan Indonesia akan mampu berswasembada aspal? Deposit aspal alam di pulau Buton sangat melimpah. Tetapi nampaknya, pemerintah tidak akan menjawab pertanyaan rakyat ini. Karena kalau dijawab 20 tahun lagi, mirisnya, hilirisasi aspal Buton sampai saat ini masih belum juga terwujud. Jadi lebih baik pemerintah diam saja. Karena diam itu emas. Biarkanlah rakyat bertanya terus sampai lelah. Karena swasembada aspal tidak termasuk di dalam proyek strategis dan prioritas nasional. Jadi untuk apa dipermasalahkan?. Tolong, jangan ungkit-ungkit lagi masalah aspal impor.

Aspal impor akan selalu menjadi pertanyaan rakyat. Di China, Jepang, dan negara-negara lain, tidak ada yang pernah mempertanyakan masalah aspal impor. Karena mereka tidak memiliki sumber daya aspal alam, seperti Indonesia. Oleh karena itu, mau atau tidak mau. Suka atau tidak suka. Mereka wajib impor aspal. Karena tidak ada pilihan lain. Tetapi beda dengan di Indonesia. Indonesia memiliki sumber daya aspal alam di pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Jumlah depositnya sangat melimpah, mencapai 662 juta ton. Dan diyakini sumber daya aspal alam ini, apabila diolah dan dimanfaatkan dengan baik akan mampu memenuhi kebutuhan aspal nasional selama lebih dari 100 tahun. Mengapa pemerintah menutup mata mengenai potensi aspal Buton yang sangat luar biasa besarnya ini?

Untuk membuka mata dan hati pemerintah mengenai potensi raksasa dari aspal Buton, mari kita menganalisa harga aspal impor selama ini. Menurutt Maryland Asphalt Index, harga aspal pada bulan Mei 2023 adalah sebesar US$ 612.50 per ton. Harga aspal ini sangat berfluktuasi, karena sangat bergantung kepada turun-naiknya harga minyak bumi dunia. Pada bulan Desember 2020, harga aspal cukup rendah mencapai US$ 385 per ton. Bahkan pada bulan Mei 2016, harga aspal pernah mencapai harga terendah sebesar US$ 325 per ton. Dan sebaliknya, pada bulan Agustus 2008, harga aspal pernah mencapai harga tertinggi sebesar US$ 825 per ton.

Dari data-data ini dapat disimpulkan bahwa selama 20 tahun terakhir, harga aspal berkisar antara US$ 350 – 450 per ton. Tetapi sejak terjadinya perang antara Rusia dan Ukraina, harga aspal melonjak sangat tinggi mencapai rata-rata US$ 600 per ton. Apa yang dapat kita ambil hikmahnya dari data-data ini? Harga aspal sangat bergantung kepada harga minyak bumi dunia. Dan harga minyak bumi dunia akan sangat bergantung kepada situasi dan kondisi global. Dimana berada di luar kendali kita. Antara lain, dengan adanya perang dan konflik kepentingan diantara negara-negara pengekspor minyak dunia. Apakah pemerintah Indonesia masih akan menutup mata dengan potensi kemungkinan naiknya harga aspal yang tidak terkendali di masa depan?

Perlu diingat baik-baik bahwa meskipun Indonesia sudah memiliki Peta Jalan Hilirisasi Aspal Buton, tetapi Indonesia masih belum memiliki Peta Jalan untuk berswasebada aspal. Mengapa? Karena Indonesia masih berada di zona nyaman dengan impor aspalnya. Kalau boleh, Indonesia akan impor aspal selama-lamanya. Impor aspal boleh-boleh saja. Tetapi perjuangan dan semangat untuk berswasembada aspal harus tetap jalan terus. Dan menjadi proyek strategis dan prioritas nasional. Coba pak Jokowi membayangkan, apa yang akan terjadi di Indonesia, apabila harga aspal impor naik lagi mencapai ke harga US$ 825 per ton, seperti yang sudah pernah terjadi pada tahun 2008?. Hati-hati. Karena orang bijak sudah pernah memperingati: “Sejarah akan selalu berulang”.

Harga aspal impor pada saat ini sekitar US$ 600 per ton. Harga aspal Buton ekstraksi diproyeksikan sebesar US$ 350 – 400 per ton. Masak sih pemerintah Indonesia masih akan terus impor aspal, kalau harga aspal impor lebih mahal? Rakyat akan bertanya terus, mengapa Indonesia harus impor aspal, sedangkan deposit aspal alam di pulau Buton sangat melimpah. Apa yang harus kita katakan kepada anak-anak dan cucu-cucu kita? Sejatinya, masalah aspal impor itu bukan hanya masalah menghambur-hamburkan devisa negara, tetapi ini masalah kearifan lokal. Dimana kita lebih cinta produk dalam negeri.

Aspal impor akan selalu menjadi pertanyaan rakyat. Percayalah. Mampukah pemerintah Indonesia menutup telinga, mata, dan mulut selama-lamanya?. Seyogyanya, mohon dijawab pertanyaan rakyat ini sekarang juga. Rakyat tidak bodoh-bodoh amat. Kalau pemerintah masih tetap membisu seribu bahasa, rakyat juga bisa menjawab pertanyaannya sendiri. Kalau hilirisasi aspal Buton dimulai pada detik ini juga. Maka insya Allah, Indonesia akan sudah mampu berswasembada aspal pada tahun 2045, yang akan bertepatan dengan tahun Indonesia Emas.   

 

Ikuti tulisan menarik Indŕato Sumantoro lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler