Cerita Ezra, Pengguna Alat Bantu Dengar Mengikuti JFC Timelapse

Senin, 29 Mei 2023 09:56 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Ezra, 12 tahun, adalah salah satu peserta dalam pagelaran ini. Siswa SD Muhammadiyah 01 Tanggul ini menjadi pengisi acara Perform JFC Fashion Show Ft Sekolah. Sebagai penyandang tuna-rungu berat, berjalan di atas catwalk dan keriuhan pengunjung, tentu bukan hakl yang mudah.

Jember Fashion Carnaval (JFC) merupakan sebuah ajang karnaval busana tahunan di kota Jember. Tahun ini JFC mengadakan JFC Road To Timelapse ke beberapa kecamatan di kabupaten Jember. Acara ini diadakan dalam rangka pengenalan dan mengajak masyarakat untuk ikut menyaksikan atau ikut andil dalam perhelatan tersebut.

Kecamatan Tanggul juga berkesempatan menjadi tuan rumah acara ini. Pagelaran Road To JFC Timelapse diselenggarakan di Alon-Alon Tanggul pada 27 Mei 2023, pukul 14.00 WIB. Kegiatan ini diikuti oleh berbagai lembaga sekolah mulai dari TK-PAUD, SD, SMP hingga SMA-SMK yang ada di Kecamatan Tanggul. Acara dihadiri oleh Ibu Camat Tanggul dan beberapa pejabat lainnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ezra, 12 tahun, adalah salah satu peserta dalam pagelaran ini. Siswa SD Muhammadiyah 01 Tanggul ini menjadi pengisi acara Perform JFC Fashion Show Ft Sekolah. Bagian ini menampilkan para pelajar berjalan di catwalk dalam kostum yang unik khas JFC. Dalam acara ini Ezra memakai kostum bernuansa etnik berwarna biru.

Yang unik dari Ezra, dia merupakan anak penyandang tunarungu tingkat berat yang menggunakan alat bantu dengar. Menurut pengakuan ibunya, Ezra berinisiatif sendiri mengikuti acara ini. Sang ibu sempat merasa ragu pada Ezra karena karakteristik yang dimiliki anaknya tersebut cenderung merasa bingung di tengah keramaian orang. Ditambah lagi suara bising musik yang berasal dari sound system. Karakterisitik ini biasa dimiliki oleh para penyandang tunarungu. Seperti yang ditulis Fifi Nofiaturrahmah dalam artikel  Problematikan Anak Tunarungu dan Cara Mengatasinya, bahwa ketunarunguan dapat menyebabkan keterasingan dengan lingkungan yang akan menimbulkan beberapa efek negatif seperti egonsentrisme yang melebihi anak normal, mempunyai perasaan takut akan lingkungan yang lebih luas, ketergantungan terhadap orang lain, perhatian mereka lebih sukar dialihkan umumnya memiliki sifat yang polos, dan tanpa banyak masalah, dan lebih mudah marah dan lebih cepat tersinggung.

Melihat keinginan yang kuat dari sang anak, akhirnya ibunda Ezra mengijinkannya ikut berpartisipasi dalam acara tersebut. Para guru SD Muhammadiyah 01 Tanggul juga memberikan dukungan moril yang luar biasa pada Ezra. Beberapa guru terlihat menghampiri Ezra dan memberikan semangat. Sekolah yang memperoleh gelar sekolah Adiwiyata ini memang dikenal dengan sekolah yang ramah anak.

Waktu untuk berjalan di catwalk pun tiba. Satu persatu peserta berjalan manis di atas karpet merah diiringi suara musik yang membahana. Suara riuh tepuk tangan para penonton menambah semarak acara. Tibalah giliran Ezra, berjalan dengan langkah begitu yakin ke arah panggung utama. Terlihat wajahnya begitu tegang dan sesekali matanya melirik ke arah penonton. Wajar saja, ini adalah pengalaman pertama kalinya dia menerobos situasi yang baginya sangat ekstrim.

Sesampainya di garis akhir beberapa guru sudah menanti. Mereka mengapresiasi keberanian Ezra dengan melakukan tos dan mengacungkan jempol. Terlihat aura kelegaan dan bahagia di wajah para guru. Melihat peserta didiknya melaksanakan tugas dengan baik. Terlebih lagi Ezra yang mungkin juga membuat hati para guru deg-degan.

Begitu juga yang dirasakan beberapa wali murid teman-teman Ezra. Bunda Sandra mengatakan, “Saya juga sempat merasa khawatir ke Ezra. Jangan-jangan nanti pas di tempat acara dia rewel. Ternyata nggak, wah semangat Ezra”. Yang biasa akan jadi tak biasa jika itu tentang Ezra.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Pipiet Palestin Amurwani

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler