Musfendi trenyuh. Ia iba. Didekatinya, seorang Ibu yang sedang menangis. Tak dinyana, apa yang menggelayut dalam benak Ibu tersebut. Pikiran si Ibu galau. Sementara suaminya yang masih sakit terpaksa harus dibawanya pulang.
Kelak, Musfendi tahu persoalan yang membelit Ibu tersebut. Ia terpaksa membawa suaminya pulang, karena tiadanya biaya untuk melanjutkan perawatan di rumah sakit. Betapa remuk redamnya hati Musfendi.
Sesaat Musfendi termenung. Ia teringat masa lalunya yang perih. Orang tuanya mengalami sakit parah. Itu sebabnya, ia harus merogoh kocek tak sedikit. Maka tanah, sawah, dan barang lain yang dimilikinya, terpaksa dijual. Pada usia 8 tahun ia harus kehilangan ibunya.
Dua peristiwa
Dua Peristiwa itulah yang mengilhami pemuda kelahiran Aceh, 10 November 1989 mendirikan kegiatan sosial yang diberi nama Duafa Sehat. Program ini digagas Musfendi sejak 2014.
Program ini memberikan pendampingan atau advokasi. Selain itu, menyediakan rumah singgah sementara bagi pasien yang melanjutkan pengobatan di luar daerah. Tak ketinggalan pula memberikan alat bantu kesehatan bagi yang membutuhkan seperti kursi roda dan tongkat.
Apa makna Duafa Sehat? “Semua Dhuafa harus sehat dari sakitnya,” papar Musfendi. Dhuafa Sehat adalah program yang hadir membantu masyarakat yang memiliki penyakit kronis dan berasal dari keluarga yang tidak mampu di Provinsi Aceh.
Keunggulan dari program Duafa Sehat adalah biaya pendampingan tidak ditanggung pemerintah. Ia membantu mengadvokasi pengobatan gratis dari pemerintah. Kaum dhuafa yang menjalani pengobatan di ibu kota, tidak perlu bolak-balik karena dapat tinggal sementara di rumah singgah.
“Satu lagi, pelayanan yang diberikan program ini juga sangat maksimal,” tambah Musfendi, “sehingga masyarakat dapat lebih mudah untuk bangkit dari rasa putus asa karena masalah penyakit yang diderita.”
Sebagaimana dituturkan Musfendi, Duafa sehat didirikan dengan niatan agar masyarakat khususnya kaum dhuafa dapat menjalani pengobatan dan mengatasi keterbatasan mereka dalam mengakses fasilitas kesehatan serta pendampingan kesehatan. Singkatnya, program ini bertujuan di bidang sosial ekonomi dan kesehatan.
Hal lain yang dituturkan nomine dalam #SATU Indonesia Awards atau SIA 2022 ini adalah kendala yang dialaminya. Selain itu transportasi pengangkut peralatan bantuan yang diberikan seperti kursi roda juga tidak ada. Hal tersebut dibutuhkan terutama saat cuaca buruk datang. Ia beruntung karena selalu menjumpai para dermawan yang ikhlas meminjamkan kendaraan mereka atau menyewakan mobil untuk membawa pasien ke rumah sakit.
Program ini berhasil memberikan manfaat pada 20 kabupaten/kota di Provinsi Aceh. Pasien yang dibantu merupakan pasien sakit kronis dari kaum dhuafa, mualaf, atau penyandang difabel. Dengan adanya program ini para pasien dapat dengan mudah memperoleh rujukan, menjalani perawatan Kesehatan secara maksimal tanpa merasa terbebani dengan anggaran/biaya pendampingan.
Mereka pun dapat tinggal di rumah singgah selama menjalani pengobatan tanpa harus bolak-balik dari tempat tinggalnya yang jauh dari rumah sakit, dan juga menerima alat bantu kesehatan yang mempermudah aktivitasnya seperti kursi roda dan tongkat. Kegiatan yang dilaksakan dalam program ini adalah bantuan melengkapi berkas administrasi untuk mengakses bantuan kesehatan, upaya biaya pendampingan seperti memberi biaya makan, serta menyediakan bantuan transportasi ketika ada pasien yang perlu ke rumah sakit.
Sejak tahun 2014 hingga saat ini sudah lebih dari 700 pasien dari kaum dhuafa yang mendapatkan bantuan pendampingan dari program ini, total terdapat 450 alat bantu kesehatan (kursi roda, tongkat, kaki palsu, alat pendengar) yang diberikan.
Saat Pandemi Covid-19, Musfendi juga ikut andi membantu edukasi tentang Covid-19 pada warga Aceh, penyaluran masker dan handsanitizer sebanyak 60.000 paket, kemudian memberikan 65.000 paket sembako untuk warga yang terdampak Covid-19, dan membantu proses vaksinasi 530 warga Aceh.Dari 700 pasien yang dibantu terdapat kurang lebih 500 pasien yang menderita sakit kronis, 120 pasien yang diberi bantuan rumah singgah, 320 unit kursi roda dan 130 buah tongkat diberikan, dan sebanyak 4 kaki palsu disalurkan kepada yang membutuhkan.
Niat Mulia
Pada masa mendatang, Musfendi merencanakan inovasi yang ingin ia kembangkan. Pertama, melaksanakan pengobatan gratis masuk desa dengan tema “Satu Botol Plastik Menuju Sehat”, kemudian klinik pengobatan gratis “Segenggam Beras Masa Depan”, lalu mencoba mengusahakan untuk memiliki kendaraan sendiri atau ambulans untuk memudahkan transportasi pasien.
Kedua, Musfendi juga berharap untuk membuka rumah singgah di Jakarta dan Medan sehingga bila ada pasien yang menjalani pengobatan di sana dapat dibantu dan didampingi juga. Kemudian, memperluas usaha kegiatan sosial untuk mendukung semua program Yayasan Lembaga Peduli Dhuafa.
Dalam melaksanakan program selama ini Musfendi selalu memberikan waktunya setiap Jumat dan Sabtu dengan Lembaga Peduli Dhuafa untuk melakukan kunjungan ke rumah sakit dan mencari donatur. Untuk menyukseskan kegiatan dan program yang dijalankan Musfendi dibantu para relawan di setiap kabupaten/kota dan di rumah sakit.
Sebagaimana diketahui, #SATU Indonesia Awards adalah Apresiasi Astra bagi Anak bangsa yang telah berkontribusi untuk mendukung terciptanya kehidupan berkelanjutan melalui 5 bidang yaitu: Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan dan Teknologi, serta satu Kategori Kelompok yang mewakili lima bidang tersebut.
Yuk, berbagi dan tunjukkan pengabdian dari salah satu dari 5 bidang tersebut dengan mendaftar melalui tautan https://www.satu-indonesia.com/satu/satuindonesiaawards/. ***
#SATU Indonesia Awards (SIA) #Kita SATU Indonesia #satuIndonesia #Indonesiana
#Slamet Samsoerizal
Ikuti tulisan menarik Slamet Samsoerizal lainnya di sini.
