x

anak yang belajar menabung

Iklan

Bachtiar R. Pudya

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 30 Mei 2023

Sabtu, 3 Juni 2023 08:08 WIB

Tip Memanfaatkan Uang Recehan Menjadi lebih Bernilai

Perlakuan yang seringkali diterima uang receh dalam keseharian berbeda-beda. Di hari-hari biasa mereka tidak dianggap, bahkan tidak dianggap sebagai uang yang sebenarnya juga punya nilai beli. Dengan menukar uang receh yang telah terkumpul menjadi emas, maka uang recehan tersebut akan jauh bernilai dan dapat dijadikan bagian dari investasi

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Banyak orang yang meremehkan keberadaan uang koin atau yang lebih dikenal dengan recehan. Di Indonesia uang koin (receh) terdiri dari Rp 100.00; Rp 200.00; Rp 500.00 dan Rp 1,000.00. Mereka (uang receh) lebih sering digunakan untuk membayar toilet umum, pengamen jalanan dan pengemis. Di beberapa daerah di Indonesia khususnya di pulau Jawa, uang receh (Rp 500.00) digunakan untuk kerokan (kerikan), cukup manjur untuk mengobati masuk angin.

Kategori uang receh berbeda-beda, ada beberapa kelompok masyarakat menganggap hanya uang koin saja yang disebut receh. Tetapi ada juga yang mengatakan uang dengan nominal di bawah Rp 10,000.00 dikategorikan uang receh. Yang menjadi acuannya adalah harga BBM (Bahan Bakar Minyak), harga premium (BBM paling murah / masih disubsidi) saat ini berkisar Rp 10,000.00. Jadi nominal uang Rp 10,000.00 ke bawah di anggap receh.

Perlakuan yang seringkali diterima uang receh dalam keseharian berbeda-beda. Di hari-hari biasa mereka tidak dianggap, bahkan tidak dianggap sebagai uang yang sebenarnya juga punya nilai beli. Tetapi akan berbeda ketika menjelang lebaran (hari Raya Idul Fitri). Banyak sekali orang yang sengaja mencari uang receh, baik untuk kepentingan individu maupun untuk toko-toko swalayan seperti; Indomart, Alfamart, dll. Uang receh digunakan untuk kembalian ketika para pelanggan dan customer mereka belanja.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Kita perlu belajar dari hal-hal kecil tersebut, bahwasannya uang receh juga mempunyai nilai beli dan berharga di masa-masa tertentu. Namun kebanyakan orang cenderung mengabaikan yang kecil dan sederhana di hadapan mereka sendiri. Sebab mereka hanya mau peduli dengan sesuatu yang dianggap besar dan berharga saja, tanpa memikirkan proses mencapai yang besar. Sehingga banyak orang yang akhirnya terjebak dengan pola pikir praktis yang mereka anggap benar dan cepat menguntungkan (menjadi besar).

Namun ternyata uang receh yang dianggap tidak berguna, dapat kita menabung dalam celengan-celengan yang sederhana dan cukup di simpan di rumah saja. Penggunaan celengan dalam bentuk hiasan dengan ornamen-ornamen tertentu juga dapat dimanfaatkan. Seperti tabungan berbentuk; harimau, ayam, ikan, kura-kura, dll, yang dibuat dari beragam bahan seperti tanah liat, plastik, kayu dll.

 

Ada cerita yang cukup menarik ketika anak saya, yang saat itu sudah punya motor Yamaha Vega, namun menginginkan sepeda motor Suzuki Satria FU. Dia menabung dengan mengumpulkan uang recehnya. Dalam waktu sekian bulan dirinya mampu menabung sekitar Rp 4,000,000.00 pada saat itu, sehingga cukup untuk membayar DP motor yang diinginkannya.

Berlatih menabung sebaiknya dimulai sedini mungkin, seperti murid-murid PAUD Ananda Ceria Klaten. Membentuk budaya menabung sekaligus melatih motorik halus dan kesabaran menjadi targetnya. Setiap sekolah anak membawa uang recehnya, mereka menabung dengan berbagai gaya. Ketika tabungan mereka sudah penuh, akan mereka bawa pulang ke rumah masing-masing. Terkadang para orang-tua juga bingung dengan tabungan receh anak-anak mereka, sampai ada yang menumpuk hingga 4 kaleng tabungan.

 

Bunda Ressy (PID Ressy Miryanti), punya ide untuk menukar uang receh mereka dengan emas. Para orang-tua pun jadi lebih semangat untuk menabung uang recehnya. Hampir  setiap bulan ada saja yang tabungannya di bawa pulang. Ketika para orang-tua ditanya; “rata-rata berkisar Rp 500,000.00 – Rp 800,000.00, tergantung uang recehnya”. Cukup lumayan besar juga.

Uang receh tersebut mereka tukarkan dengan 1 gram emas. Anak-anak PAUD Ananda Ceria jadi mengenal yang namanya emas batangan atau logam mulia. Terkadang mereka ketika ditanya, kalau tabungannya sudah penuh buat apa, mereka jawab dengan lucu: “aku mau beli sepeda, tapi kata mamaku yang ini buat beli emas dulu”; “iya buat beli tiket pesawat ke tempat kakak Ipin-Upin”, sahut yang lain.

 

Edukasi menyimpan emas, memang sebaiknya dimulai sedini mungkin. Sehingga kita orang-tua tinggal memupuk tabiat tersebut agar menjadi penyimpan emas yang tegar, demi masa depan mereka sendiri. Setiap anak seperti kertas putih dan polos, tinggal kita para orang-tua yang akan mewarnainya terlebih dahulu. Sebelum di kemudian hari anak-anak tersebut akan mewarnai hidupnya sendiri.

Jadi manfaatkanlah uang receh yang kita miliki, dengan menukarkannya menjadi emas. Ajarilah anak-anak kita untuk selalu menabung, walaupun sekedar uang receh saja. Ketika sudah penuh, ajari mereka untuk simpan emas, dengan kita sendiri (orang-tua) yang menjadi contohnya.

Rata-rata dari PAUD masuk ke TK maupun SD diperlukan waktu 2 tahun – 3 tahun, jadi menyimpan emas menjadi alternatif pilihan yang paling bagus dan aman. Ketika masa anak-anak tersebut masuk sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Orang-tua tidak perlu khawatir dengan biaya masuk sekolah favorit yang diinginkan. Cukup gadai atau jual emas kita, menggunakan uang tersebut untuk membayar uang sekolahnya.

 

Nah demikian tips memanfaatkan uang recehan agar menjadi lebih bernilai, dengan menukar uang receh yang telah terkumpul tersebut menjadi emas. Selain memberikan nilai lebih, emas yang dihasilkan uang receh dapat dijadikan bagian dari investasi jangka panjang. Semoga menginspirasi dan bermanfaat 

Ikuti tulisan menarik Bachtiar R. Pudya lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terkini

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB