Mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Jambi Angkatan 2021 bersama dengan organisasi kemahasiswaan Gerakan Merangkul Mimpi dan Cita Suku Anak Dalam (GEMPITA SAD) melakukan pengabdian masyarakat pada komunitas Suku Anak Dalam di desa Dwi Karya Bakti, Pematang Kejumat, Pematang Kabau, Sungai Terap dan Bukit Suban.
Dilaksanakan Pada tanggal 19 sampai dengan tanggal 27 Mei 2023 secara bertahap, di bimbing oleh bapak Dr. Asparian, S.KM., M.Kes.,CIQaR, bapak M. Ridwan, S.KM., M.P.H. CIQaR, bapak La Ode Reskiaddin, S.KM., M.P.H, ibu Hubaybah, S.K.M., M.K.M., ibu Ismi Nurwaqiah Ibnu, S. Gz., M. Kes., bapak Hendra Dhermawan Sitanggang, S.K.M., M.Epid dan ibu Yohana Pamella Berliana Marpaung, S.Sos.,M.A. yang dimotori oleh OK GEMPITA SAD (Gerakan merangkul Mimpi dan Cita Suku Anak Dalam) dan di fasilitasi oleh KKI WARSI, Pundi Sumatra, dan PT SAL.
Ungkap pembimbing dan pembina Gempita SAD “kegiatan ini dilakukan dalam tujuan pengabdian masyarakat melalui pembelajaran mata kuliah dengan metode Problem Base Learning diharapkan dengan metode ini mahasiswa mampu menyelesaikan permasalah-permasalahan yang dihadapi oleh Komunitas Adat Terpencil dan mendorong mereka untuk meningkatkan sumber pendapatan. Keterlibatan mahasiswa dan dosen serta cifitas akademika Universitas Jambi khususnya Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan FKIK secara continue akan berefek pada peningkatan pendapatan Komunitas Adat Terpencil khususnya Suku Anak Dalam di provinsi Jambi.
Kegiatan-kegiatan yang telah mahasiswa lakukan di desa Dwi Karya Bakti adalah cara membuat video promosi, cara mencuci tangan yang baik dan benar dan PHBS. Selain itu mahasiswa juga di ajak untuk pergi menjala ikan di kolam bersama dengan masyarakat Suku Anak Dalam untuk pembuatan ikan asap.
Adapula kegiatan mahasiswa yang telah dilakukan di pematang kejumat adalah bercocok tanam jagung manis dan benih bayam. Mahasiswa juga melakukan PHBS Kebersihan Lingkungan bersama masyarakat Suku Anak Dalam yang ikut berpartisipasi dan membuat sapu lidi untuk bersih-bersih yang diambil dari hutan.
Sama seperti di Pematang Kejumat, pemberdayaan pada SAD Sungai terap juga bercocok tanam. Jenis tanaman yang dipilih adalah jagung manis. Pada kegiatan kali ini diharapkan jagung manis dapat menjadi sumber makanan pokok bagi mereka serta dapat menjadi sumber daya alam baru yang dapat meningkatkan ekonomi SAD Sungai Terap. Mahasiswa juga melakukan pendekatan dengan masyarakat khususnya anak-anak dengan kegiatan-kegiatan menarik seperti games dan senam. Tidak Lupa untuk observasi daerah pada beberapa titik berbeda pada kelompok-kelompok yang dipimpin oleh tumenggung (sebutan untuk kepala suku pada SAD) yang berbeda.
Di Bukit Suban juga melakukan kegiatan bercocok tanam. Tanaman yang di tanam ialah toga (Tanaman Obat Keluarga) yang di buat di sekitaran rumah,yaitu terdiri dari jahe merah dan kunyit, serta pembelajaran memperkenalkan apa saja jenis tanaman toga dan apa saja manfaat dari tanaman toga itu sendiri. Setelah berdiskusi dengan Tengganai di bukit suban ternyata di sana sering menggunkan kunyit untuk alternatif pengobatan anak bayi yang lagi sakit perut, tetapi mereka jarang menanam nya sendiri kebanyakan mengambil dari alam. Diharapkan banyak rumah yang memiliki Tanaman toga di sekitar rumah nya agar memudahkan untuk pencarian obat di saat membutuhkan.
Program kerja yang dilaksanakan di pematang kabau adalah program pemanfaatan jahe sebagai bahan baku makanan dan minuman yang berpotensi sebagai suplemen kesehatan untuk meningkatkan pendapatan ekonomi dan menjaga daya tubuh. Masyarakat diajak mengolah jahe dari tahap penanaman sampai tahap olah. Tahap pertama diberikan pembekalan cara penanaman sampai panen dilanjutkan dengan praktik penanaman secara langsung. Setelah itu akan diajarkan untuk mengolah olahan jahe dengan memasak permen jahe dan wedang jahe. Selama kegiatan tersebut dilaksanakan tim melakukan pendekatan evaluasi program menggunakan metode obrolan santai. Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pemanfaatan jahe pada masyarakat Suku Anak Dalam sehingga mereka dapat meningkatkan pendapatan ekonomi dan menjaga kesehatan.
“Alhamdulillah dan terima kasih kegiatan pengabdian ini telah selesai dengan semestinya, sangat luar biasa sekali pengabdian kali ini dilakukan di lima titik tempat yaitu Bukit Suban, Pematang Kabau, Pematang Kejumat, Sungai Terap dan yang paling jauh Dwi Karya. Walaupun pengabdian kali ini hanya perwakilan yang mengikuti kegiatan ini namun tidak mengurangi meriahnya dan semangat untuk pengabdikan di Suku Anak Dalam. Beragam kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Gempita SAD dari mulai bidang Kesehatan, pendidikan, pertanian, dan gizi. Harapan kedepannya untuk pengabdian ini yang pertama semoga pengabdian-pengabdian selanjutnya mendapatkan support transportasi untuk meringankan biaya pengabdian ini. Yang kedua semoga pengabdian ini tidak hanya dilakukan di Suku Anak Dalam saja namun juga di Komunitas Adat Terpencil lainnya yang ada di Provinsi Jambi bahkan di luar Provinsi Jambi” Ujar shanniyah selaku ketua OK GEMPITA SAD.
Kegiatan pengabdian pada Suku Anak Dalam dilakukan bersama dengan pemberdayaan guna meningkatkan kesadaran serta harapan dapat meningkatkan taraf hidup mereka baik kesadaran di bidang Kesehatan maupun ekonomi.
Ikuti tulisan menarik Rheyna Leony lainnya di sini.