Dari Aku

Minggu, 2 Juli 2023 12:21 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Maaf sebab telah memilihmu untuk aku jatuhkan hati. Menutup pada kesempatan lain yang mungkin saja itu lebih baik, andai aku memilihnya.

     Maaf sebab telah memilihmu untuk aku jatuhkan hati. Menutup pada kesempatan lain yang mungkin saja itu lebih baik, andai aku memilihnya. Namun begitulah romansa, tak kan seru bila tidak ada yang menarik dan ditarik. Akan tetapi, ini bukan soal siapa yang ditarik dan menarik. Demikian, apakah yang ditarik berkenan dan yang menarik memiliki hati yang lapang untuk terus mengupayakan? Apakah keduanya mau sama-sama bertahan pada berbagai kondisi yang mungkin lebih banyak tidak diingini?

     Seandainya yang ditarik tidak berkenan, maka tidak boleh diteruskan segala bentuk upaya yang dimaksudkan. Sebab, mencintai tidak boleh berubah menjadi sebatas imbalan ucapan "terima kasih". Itu juga berarti namun bukan jawaban yang dimaksudkan hati. Menarik pun jangan asal serabutan, gegabah, apalai sembarangan. Pikirkan cara serta strategi yang tepat dan layak. Seandainya benar cinta yang dimaksud bukan cinta kusut. 

     Selagi dirasa masih ada kesempatan, peluang, dan harapan maka gencarkan saja seluruh usaha yang bisa dilakukan. Dalam konteks sadari apa yang akan dilakukan sekarang dan pikir ke depan berbagai kemungkinan disertai pertimbangan dan solusi yang bisa dan mungkin dilakoni.

  Aku sebut dengan fokus yang tidak realistis. Menjatuhkan hati dan memilih untuk mencintai kadang membuat seseorang semakin menjadi-jadi. Fokusnya tertuju hanya pada atau lebih didominasi oleh sebab hal-hal yang menuju pada yang dicintai. Menjadi tidak realistis sebab aku hanya lebih banyak memfokuskan diri, memberi perhatian lebih, kepada hal yang tidak pasti atau mungkin belum waktunya saja menjadi pasti.

Kenapa tidak pasti? Sebab, menjatuhkan hati dan memilih mencintai "manusia" adalah pilihan untuk kecewa dan tumbuh dalam waktu yang sama. 

Tidak realistis sebab aku juga barangkali tanpa sadar abai, tidak peduli, bahkan kurang memperhatikan hal-hal lain yang hadir dan ada disekitar. Jadi, mulai saat ini mempertimbangkan dan lebih banyak merenung akan segala sesuatu bukan hanya dari menurut diri sendiri, adalah jalan tengah yang harus aku pilih. 

Seandainya aku memilih "menurut diri sendiri" setidaknya ada syarat yang harus aku penuhi, ialah aku sudah harus selesai dengan "diri sendiri" . Dalam artian, sudah paham dan kenal dengan diri sendiri, termasuk kekurangan dan kelemahan yang dimiliki.

Seringkali, aku terjebak pada "menurut diri sendiri" yang ternyata itu salah dan lucu. Sebab, dari awal ternyata tidak atau belum selesai dengan diri sendiri. 

Aku meletakkan cinta, dan perasaan mencintaimu pada titik tengah. Dari aku yang pernah merasakan dan tidak ingin mengulang kesalahan yang sama. Kegagalan memang harus dihabiskan jatahnya. Namun, mengulang kegagalan yang sama pada aspek dan hal yang sama secara berulang ialah suatu kelalaian. 

Dari aku yang hampir menyerah. Betapa dulu aku sempat berusaha tanpa basa-basi. Seandainya nanti aku tidak lagi menunjukkannya, sama seperti sebelumnya. Mencintaimu tidak akan pernah selesai, ia hanya aku redam pada tempat yang tepat untuk sejenak atau dalam waktu lama agar bisa beristirahat. Aku tau ia terlalu penat.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Khasiatun Amaliyah

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler