Delapan Prinsip Etika Akuntansi yang Wajib Diketahui Para Akuntan

Kamis, 13 Juli 2023 12:48 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Penerapan etika tidak lepas dari segala aspek kehidupan, termasuk pekerjaan. Sebagai seorang akuntan atau calon akuntan kamu perlu memahami hal ini terlebih dahulu.

Etika dapat diartikan sebagai nilai, standar, aturan sikap dan tindakan baik yang harus atau tidak boleh dilakukan seseorang selama hidupnya di masyarakat. Penerapan etika itu sendiri tidak lepas dari segala aspek kehidupan, termasuk pekerjaan. Seperti halnya dalam bidang akuntansi, dikenal kode etik akuntan yang memandu para akuntan untuk menjadi akuntan profesional yang bertanggung jawab untuk bertindak demi kepentingan publik.

Dengan kata lain, jika ingin menjadi akuntan profesional, tidak cukup hanya memenuhi persyaratan pendidikan, lulus pelatihan dan hanya melayani kebutuhan klien. Namun, jika auditor bertindak untuk kepentingan publik, mereka juga harus mematuhi ketentuan etika industri audit. Nah, artikel ini menjelaskan dan menguraikan etika akuntan di Indonesia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tugas profesional dan ketentuan etika untuk auditor didasarkan pada delapan prinsip etika inti untuk auditor berikut ini:

Integritas

Etika dasar pertama seorang akuntan adalah kejujuran. Kejujuran sendiri dapat diartikan dalam arti luas sebagai perilaku terhormat, bahkan ketika tidak ada orang lain yang melihatnya. Etika ini sangat penting karena diperlukan untuk membangun kepercayaan antara akuntan dengan klien.

Ketika seorang akuntan profesional jujur, dia memiliki komitmen yang kuat untuk selalu jujur ​​dan bertanggung jawab atas semua tindakan, baik mengambil keputusan, berurusan dengan rekan atau melayani klien, terlepas dari siapa yang menonton. Selain itu, jika ia menemukan kesalahan dalam proses akuntansi, ia harus dapat bertindak tegas untuk menerapkan prinsip akuntansi secara penuh. Terakhir, tingkat integritas yang tinggi tentunya akan meningkatkan kepercayaan publik terhadap auditor.

Beban

Dalam melaksanakan tugasnya, auditor harus memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap setiap pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Ketika seorang akuntan memiliki tanggung jawab yang baik, mereka juga memiliki etos kerja yang baik. Dia tidak hanya bekerja sesuai kebutuhan tanpa insentif untuk memberi lebih. Namun ia bekerja maksimal dan siap bertanggung jawab atas pekerjaan yang dilakukan. Mereka tidak hanya berusaha menunjukkan kerja keras untuk memastikan pekerjaan berjalan lancar, tetapi mereka bersedia bertanggung jawab atas hasilnya.

Objektivitas

Akuntan juga harus mengutamakan objektivitas dan meninggalkan subjektivitas. Terkait dengan sikap objektif ini adalah sikap yang lebih aman, memiliki keyakinan akan validitasnya, berdasarkan fakta dan tidak melibatkan opini/emosi pribadi.

Dengan kata lain, seorang akuntan harus melihat segala sesuatu secara objektif dan tidak berpihak pada salah satu pihak. Sehingga laporan keuangan yang dihasilkan benar-benar benar dan bebas dari benturan kepentingan pribadi maupun pengaruh pihak lain.

Di sisi lain, ketika akuntan cenderung subyektif, mereka bekerja dan membuat keputusan berdasarkan pemikiran relatif, hasil tebakan atau mengutamakan perasaan atau selera. Tentu saja, akuntan harus menghindari sikap subjektif ini, karena informasi/fakta tidak boleh dicampuradukkan dengan pendapat atau perasaan pribadi.

Dengan menjaga objektivitas, laporan keuangan yang dihasilkan lebih dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Pengalaman dan kehati-hatian

Etika inti akuntan berikutnya adalah persaingan profesional dan kehati-hatian. Tentunya setiap profesi membutuhkan kualifikasi yang sah dari para anggotanya, termasuk akuntansi. Padahal, akuntan juga memiliki tugas untuk terus memelihara dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya untuk memastikan kliennya mendapatkan layanan yang kompeten dan berkualitas.

Prinsip kompetensi profesional ini juga harus dibarengi dengan etika kehati-hatian. Etika kehati-hatian ini berarti akuntan harus fokus dan berhati-hati saat menangani data keuangan. Meminimalkan terjadinya kecurangan dan kesalahan. Karena apa yang ditransmisikan akuntan berupa laporan keuangan merupakan unsur yang sangat penting untuk kelangsungan kepentingan perusahaan/klien.

Menjaga kerahasiaan

Selanjutnya, auditor juga harus memenuhi kewajiban kerahasiaan informasi. Hal ini penting bagi akuntan karena memiliki tanggung jawab yang besar karena mengetahui informasi keuangan yang merupakan bagian integral dari bisnis dan biasanya hanya dapat diakses dan dirahasiakan oleh pihak internal.

Untuk memelihara hubungan yang tertib dan profesional dengan klien, Akuntan harus melindungi setiap informasi yang tidak boleh diungkapkan kepada pihak ketiga tanpa otorisasi yang tepat, kecuali terdapat hak atau kewajiban profesional untuk mengungkapkannya. Hal ini untuk mencegah pihak yang tidak berwenang atau tidak bertanggung jawab menggunakan informasi ini untuk keuntungan pribadi.

Profesionalitas

Sesuai dengan prinsip profesional auditor, auditor harus berperilaku secara profesional, yaitu ia harus selalu mempertahankan reputasi profesional yang baik dan mematuhi undang-undang dan peraturan yang berlaku. Juga menghindari dan menahan diri dari kegiatan menyimpang/ilegal yang dapat membahayakan profesi akuntan.

Standar teknis

Setiap profesi pasti memiliki standar teknis yang harus dipatuhi oleh para anggotanya, sama halnya dengan akuntansi. Standar teknis sendiri didefinisikan sebagai seperangkat aturan, standar, atau persyaratan formal yang mencakup metode, kriteria, proses, dan praktik teknis yang seragam. Setiap pekerjaan dan tanggung jawab seorang akuntan tentunya harus dilaksanakan/dilaksanakan sesuai dengan standar teknis terkait yang ditetapkan dalam standar Ikatan Akuntan Indonesia. Dengan mengikuti standar teknis akuntansi yang ada, akuntan juga dapat menunjukkan profesionalisme dalam pelaksanaan pekerjaannya sehingga lebih mudah mendapatkan kepercayaan dari klien. Selain itu, laporan keuangan yang disusun juga diberikan opini audit yang sesuai.

Kepentingan Publik

Akuntan merupakan profesi yang memegang peranan penting dalam masyarakat, terutama dikalangan masyarakat dalam komunitas akuntan yang terdiri dari klien swasta dan pemerintah, perusahaan, organisasi, pemberi pinjaman dan karyawan. Oleh karena itu, auditor juga berkewajiban untuk bertindak dalam rangka pelayanan publik. Yakni, selalu menunjukkan profesionalisme dan bertindak sesuai koridor kepentingan publik untuk menjaga kepercayaan mereka.

Itulah 8 prinsip etika seorang akuntan. Dengan mengikuti etika profesi ini, akuntan dapat bekerja secara maksimal dan profesional, terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat menghilangkan kepercayaan klien hingga nama baik profesi. Tetapi tahukah kamu seringkali untuk memenuhi 8 prinsip tersebut adalah sebuah tantangan bagi seorang akuntan karena keterbatasan alat yang dimilikinya. Misalnya saja akuntan yang masih menggunakan akuntansi tradisional excel bisa kehilangan data karena pencurian data. Oleh karena itu banyak teknologi yang dikhususkan untuk mempermudah aktivitas akuntansi termasuk dalam menjaga prinsip etika seorang akuntan. 

Salah satu rekomendasi teknologi yang dapat kamu coba adalah Ukirama Cloud ERP. Dengan menggunakan Ukirama Cloud ERP kamu dapat menyimpan data kamu dalam cloud sehingga tidak takut dibajak oleh orang lagi karena ada tim profesional yang akan menjaga datamu. Apalagi dengan adanya penyimpanan cloud ini kamu bisa melihat laporan mu kapanpun dan dimanapun kamu mau karena penyimpanan terhubung dengan internet sehingga hal itu juga akan mempermudah komunikasi antar tim kamu. Tak hanya itu dengan Ukirama Cloud ERP kamu dapat melakukan manajemen inventory, finance, purchase and sales, hingga human resource yang terintegrasi dalam satu aplikasi sehingga dapat sangat membantu efektivitas. Termasuk pencatatan akuntansi karena seluruh produk berhubungan dengan aktivitas akuntansi secara langsung. Semoga bermanfaat…

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler