Mengapa Tidak Boleh Memberitahukan Mimpi Buruk Kita?

Jumat, 21 Juli 2023 13:17 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Larangan untuk tidak bercerita akan mimpi buruk kita pasti pernah kita dengar, namun apakah alasan di baliknya? Ilmiah, mitos atau kepercayaan belaka?

Seorang anak dengan keringat dinginnya tidur di pangkuan ibunya. “Ma, tadi aku mimpi buruk.”, ujarnya. Apakah respon si ibu? Dia pasti menyuruh anaknya untuk tidak mengatakannya. Si anak tentu saja bingung akan hal ini. Apakah dia harus terus menyimpan pengalaman buruk dia di alam mimpi tanpa memberitahukannya kepada orang lain? Bahkan ke ibunya sendiri.

Hal itu membuat si anak takut hingga tidak tidur pada malam itu. Lama-kelamaan kantuklah yang akan menang. Anak itu pun tertidur sambil memikirkan apa yang akan terjadi jika mimpi buruk itu datang lagi. Dia akhirnya bangun di siang hari tanpa mengingat mimpinya saat tertidur pulas. Si anak berpikir, apakah ini yang dimaksud oleh ibunya untuk tidak membicarakan mimpinya? Kita juga berpikir, apakah itu alasan sebenarnya dibalik pantangan untuk tidak membeberkan mimpi buruk kita?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seorang bocah senang bercerita kepada ibunya. Pada malam itu dia bermimpi dikejar oleh anjing dengan kepala ternganga dengan beribu mata di perutnya. Dia menceritakan mimpi itu kepada ibunya. Ibunya memberitahu kalau itu hanya mimpi. Perkataan ini membuat si bocah tenang. Namun, pada malam hari berikutnya, dia mengalami mimpi yang sama ditambah dengan kucing tanpa kulit dan telinga yang mengejarnya. Bocah itu terus bercerita dan ibunya terus mendengarkan. Lama-kelamaan, mimpi buruk ini mengganggu keseharian si bocah. Tidurnya yang tidak sehat, ketakutan yang muncul terhadap anjing dan kucing yang mengganggunya di mimpi tersebut, dan lebih parah lagi mimpi buruknya yang terus berkelanjutan. Si bocah berpikir, mengapa aku tidak bisa tidur nyenyak? Kita juga berpikir, mengapa dia tidak bisa tidur nyenyak?

 

Mari kita lihat pendapat duniawi dan ukhrawi. Berdasarkan artikel dari Jim Davis pada Scientific American pada tanggal 9 Mei 2017, “Mimpi buruk sebaiknya jangan diceritakan kepada orang lain. Bercerita pengalaman negatif memang mengundang pendengar untuk bersimpati, namun hal ini menyebabkan efek samping. Hal ini akan memberikan rasa khawatir kepada orang yang menceritakan dan memberikan gambaran kepada orang yang mendengar.”. Dua kepala lebih kuat daripada satu, oleh karena itu mimpi burukmu bisa jadi akan terulang kembali dikarenakan ada seseorang yang mengingat cerita akan mimpi burukmu tersebut. Jika boleh menyentuh sedikit sisi paranormal, ingatan mereka yang mendengar cerita mimpi burukmu akan membuka pintu yang semakin lebar menuju alam mimpimu. Semakin dibayangkan, hal itu akan semakin kuat akan terjadi.

 

Sekarang, mari beranjak ke ukhrawi. Sangat sederhana. Mimpi buruk itu datangnya dari setan. “Bila setan mempermainkan salah seorang dari kalian dalam tidurnya, maka jangan menceritakannya kepada orang lain,” (HR Muslim). Mimpi buruk tidak akan berdampak kepada mereka yang tidak menceritakannya jika kita melupakannya dan memohon perlindungan agar kita tidak mendapatkan godaan setan saat kita sedang tidur. Cukuplah hal-hal yang baik saja kita katakan. Ini searah dengan dengan hadis Rasulullah SAW, "Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik-baik saja atau diam." (HR Bukhari Muslim). Serupa halnya dengan mimpi. Mimpi yang baik, jika anda ceritakan, akan menjadi doa, dikarenakan ada yang terus mengingatnya selain anda sendiri.

 

Jadi, apakah kedua pengalaman anak-anak di atas benar? Tidak, satu anak terlalu memikirkannya hingga membuatnya tidak tertidur selama satu malam. Satu anak lagi terlalu terbuka menceritakan mimpi buruknya kepada orang lain yang menyebabkan rentetan mimpi buruk lainnya. Hal yang paling benar dilakukan jika mengalami mimpi buruk adalah jangan menceritakannya, lupakan, dan berdoa berdasarkan kepercayaan masing-masing agar mimpi itu tidak terulang lagi. Simpel sekali bukan?

Bagikan Artikel Ini
img-content
Almanico Islamy Hasibuan

Penulis Indonesiana.

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler