William Henry Pancoast dan Penyalahgunaan Sperma dalam Mendapatkan Kehamilan Pasien pada Abad 18

Minggu, 30 Juli 2023 05:13 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Di akhir abad 19, metode ini masih di tahap awal pengembangan. Sayangnya pengembangan inseminasi buatan berkaitan dengan skandal yang mempertanyakan etika kedokteran.

William Henry Pancoast merupakan seorang dokter dan professor yang cukup disegani dari departemen anatomi, Jefferson Medical College, Amerika Serikat. Beliau menjabat posisi tersebut selama 23 tahun, sejak di usia 40 tahun hingga di akhir hayatnya pada tahun 1897. Beliau adalah putra dari Joseph Pancoast, seorang dokter bedah yang terkenal dan juga professor yang menempati jabatan yang sama dengan anaknya.

Namun, berita besar mengenainya muncul tahun 1909, yaitu 12 tahun setelah kematiannya. Addison Davis hard, menuliskan sebuah artikel di journal medis yang menceritakan riwayat prodedur inseminasi buatan yang berhasil di tahun 1884. Tindakan inseminasi buatan pada wanita usia 31 tahun, tersebut berhasil melahirkan seorang anak bayi yang sehat 9 bulan kemudian.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Inseminasi buatan adalah teknologi reproduksi berbantu dengan cara memasukan sperma ke servik atau ruang di dalam rahim dengan alat bantu. Riwayat pertama inseminasi buatan berhasil dilakukan di tahun 1780 pada anjing dan 1790 pada manusia. John Hunter berhasil melakukan inseminasi buatan pada manusia menggunakan seperma dari suami pasien.

Kembali ke kasus dari William H Pancoast, inseminasi buatan ini dilakukan pada pasangan laki-laki berusia 41 tahun dan wanita berusia 31 tahun. Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata diketahui bahwa mani dari pasangan laki-laki tidak mengandung sel sperma walaupun telah dilakukan pengobatan selama 2 bulan. Pasangan laki-laki tersebut juga mengaku memiliki riwayat gonorrhea.

Namun Pancoast tidak memberitahukan kondisi tersebut ke kedua pasangannya. Pancoast mengatakan merencanakan “pemeriksaan” pada pasangan wanita. Pasien wanita “dibius” dengan kloroform didepan 6 murid Pancoast hingga tidak sadar. Kemudian Pancoast memasukan sperma ke serviks pasien dengan suntik karet dan menutup mulut rahim dengan kasa. Sperma yang disuntikan berasal dari mani salah satu dari enam murid Pancoast yang dirasa paling “tampan dan sehat”.

Hingga akhir kehamilan, insidensi ini dirahasiakan dan diberitahukan ke suami pasangan tersebut setelah bayi tersebut lahir. Hingga bayi lahir, hanya diketahui oleh Pancoast sendiri, suami dari pasangan, dan ke-enam murid Pancoast. Hal tersebut menjadi ramai diketahui publik setelah publikasi artikel di jurnal medis.

Hal itu mengundang perdebatan apakah yang dilakukan William H Pancoast merupakan tindakan yang benar atau salah. Patut disayangkan, insidens donor sperma dari pasangan yang tidak diketahui bukanlah insiden yang terakhir terjadi. Insidensi ini terjadi bahkan hingga di jaman modern. Salah satu kisah yang terkenal adalah dr. Donald Cline yang menggunakan spermanya sendiri untuk menghamili pasien-pasiennya tanpa sepengetahuan pasien tersebut. Kisahnya diceritakan juga dalam film dokumenter Our Father.

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler