Pengembangan Inovasi Hilirisasi Komoditi Kakao yang Dihasilkan dalam Program Matching Fund

Senin, 18 September 2023 20:19 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pasar komoditas primer di luar negeri adalah dengan perluasan pasar melalui pendekatan diversifikasi.

Sulawesi Tengah (Sulteng) merupakan salah satu daerah penghasil kakao terbesar di Indonesia, oleh karena itu kakao merupakan salah satu komoditas unggulan di Sulteng. Upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pasar komoditas primer di luar negeri adalah dengan perluasan pasar melalui pendekatan diversifikasi dan pengembangan industri pengolahan kakao menjadi aneka produk olahan. Industri pengolahan kakao dinilai punya peran penting meningatkan devisa, pendapatan dan konsumsi cokelat masyarakat. Kementerian Perindustrian telah menetapkan industri pengolahan kakao sebagai salah satu industri prioritas untuk dikembangkan melalui program hilirisasi. Dalam pengembangan produk olahan kakao di Palu, maka telah didirikan dan diresmikan beroperasinya Industri Rumah Cokelat oleh Menteri Perindustrian pada tahun 2014 yang berlokasi di Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Industri Rumah Cokelat merupakan bantuan dari Kementerian Perindustrian yang dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Perkembangan Produk Industri Pangan dan Kerajinan dibawah kendali Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Tengah dengan tujuan menjadi solusi hilirisasi industri Cokelat di Kota Palu. Industri Rumah Cokelat mengolah biji cokelat fermentasi dari petani menjadi produk setengah jadi berupa blok-blok cokelat karena terdapat alat produksi yang tidak dimiliki oleh petani kakao. Blok cokelat yang diproduksi tersebut bentuknya cokelat setengah jadi yang belum manis dan diperuntukkan bagi Industri Kecil dan Menengah (IKM) mitra sebagai bahan baku untuk diversifikasi menjadi aneka produk olahan cokelat. Pembuatan cokelat setengah jadi ini sekaligus menjadi solusi bagi IKM di sektor pengolahan cokelat yang selama ini kesulitan mencari bahan baku untuk menciptakan nilai tambah melalui proses pengolahan. Berdasarkan hasil survey, diskusi dan wawancara bersama dengan pengelola / karyawan Industri Rumah Cokelat dan 10 IKM mitra Industri Rumah Cokelat maka diperoleh empat (4) permasalahan utama yaitu dua permasalahan pada Industri Rumah Cokelat dan dua juga permasalahan pada 10 IKM mitra meliputi (1) kualitas biji kakao fermentasi yang diperoleh dari petani kakao masih rendah dan belum kontinu dan (2) produk yang dihasilkan masih terbatas pada blok cokelat dan mutunya perlu ditingkatkan sampai tersertifikasi SNI, (3) permasalahan pada 10 IKM mitra Industri Rumah Cokelat yaitu kualitas aneka produk olahan cokelat yang dihasilkan masih rendah (mudah meleleh pada suhu kamar dan sebagainya) dan (4) pemasaran produk olahan masih terbatas. Adapun 10 IKM yang terlibat diantaranya Banua cokelat, Ravopiaka, Chococraf, Mamaia Cokelat, Bu Emma, Tadulako, Chocoben, Aysa, Az-Zahra dan Sakaya.

Tujuan kegiatan dalam Matching Fund (MF) yaitu (1) mendapatkan biji kakao terfermentasi sempurna sebagai bahan baku bagi Industri Rumah Cokelat melalui program magang dan penelitian (2) melakukan diversifikasi produk untuk mendapatkan blok cokelat, bubuk cokelat dan lemak cokelat yang berkualitas melalui program magang/praktek di Industri Rumah Cokelat, (3) mendapatkan aneka produk olahan yang berkualitas melalui program penelitian dan magang/praktek di 10 IKM mitra Industri Rumah Cokelat dan (4) model pemasaran secara online. Kegiatan MF yang dilaksanakan mendukung pengembangan hilirisasi dan komersialisasi produk olahan cokelat berbasis kakao di Sulteng untuk peningkatan ekonomi masyarakat petani kakao dan penyelesaian masalah strategis nasional. Dalam kegiatan MF, keempat permasalahan utama yang dihadapi oleh Industri Rumah Cokelat dan IKM dapat diselesaikan dengan lancar demi peningkatan pendapatan masyarakat melalui pengembangan inovasi hilirisasi dan komersialisasi produk cokelat.

Adapun solusi inovasi yang ditawarkan dalam MF yaitu (1) pelaksanaan budidaya tanaman kakao dan fermentasi ditingkat petani di desa binaan yang tersebar di tiga Kabupaten (Sigi, Parigi Moutong, Poso), (2) teknologi pengolahan biji kakao fementasi menjadi blok cokelat di industri rumah cokelat, (3) inovasi pengolahan blok cokelat menjadi aneka produk olahan di 10 IKM dan (4) model pemasaran produk olahan cokelat yang dihasilkan. Rekacipta yang ditawarkan merupakan teknologi tepat guna yang telah diteliti oleh tim dalam sepuluh tahun terakhir yang berkolaborasi secara penta heliks. Target yang ditelah dicapai dalam 4 aktivitas kegiatan dalam matching fund adalah dihasilkan biji kakao fermentasi, diperoleh blok cokelat yang tidak pahit, didapatkan aneka produk olahan yang berkualitas dan teknik pemasaran produk olahan secara luas serta meningkatkan pendapatan mitra yang terlibat.  

Bagikan Artikel Ini
img-content
abdul rahim

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler